Special Chapter: End

1.1K 157 17
                                    

⫷รคภ๏รђเภเςђเг๏⫸
「Enᴰ」
▶ ────────●亗








(name) menghela nafasnya, mencoba merenggangkan otot-otot nya yang terasa kaku. Memijit pelipisnya pelan, gadis itu bangkit dari kursi kerjanya dan berjalan menaiki rooftop gedung tempatnya bekerja.

Sudah lima bulan dirinya bekerja di perusahaan game ini, hanya menjadi karyawan biasa saja sebenarnya. Tapi tak masalah, ia harus membantu Shinichiro menabung untuk uang pernikahan mereka.

Sebenarnya Shinichiro sudah punya uang tabungan sendiri untuk langsung mengesahkannya menjadi bagian keluarga Sano. Hanya saja nasib buruk menimpa mereka sekeluarga, Shinichiro di tipu dan uang pernikahan mereka di bawa kabur.

Banyak orang yang mau membantu termasuk orang tuanya dan teman teman Shinichiro juga. Hanya saja jelas bukan Shinichiro dan (name) menolak niat baik mereka.

Pesta pernikahan mereka nggak mungkin makai uang orang lain. Nggak tahu diri dong kalau begitu.

Jadinya (name) inisiatif buat meringankan beban Shinichiro dengan dia ikutan kerja. Lagipula kalau mau di fikir secara logika nggak mungkin uang segitu banyak bakalan terkumpul secepatnya dalam waktu singkat kalau cuman Shinichiro yang bekerja.

Sekali lagi menghela nafas pelan. Masih terbayang di ingatan (name) bagaimana Shinichiro yang menangis tersendu-sendu dan meminta maaf kepadanya setelah insiden penipuan itu.

(name) memaklumi kok, lagipula bukan salah Shinichiro ini. Emang dasarnya nasib sial aja yang nimpa mereka.

"Halo"

(name) mendekatkan ponselnya ketelinga. Rutinitasnya setiap jam istirahat kantor adalah menelpon Shinichiro. Rasa lelah dan penatnya akan hilang setelah mendengar suara lembut pria.

"Halo, sayang. Lagi istirahat ya? Makan siang aja, jangan nelpon aku. Perut mu lebih penting loh"

(name) tertawa pelan, ia membuka bungkusan roti yang ia beli di minimarket tadi pagi.

"Ini aku sambil makan ini bawel, kamu juga makan ya Shin. Jangan mikirin aku terus" (name) beruntung bahwa ini hanya panggilan suara jadi Shinichiro tak perlu melihat wajahnya yang bersemu merah setelah ia mengatakan hal memalukan itu.

"Pede banget sih, aku lagi nggak mikirin kamu tahu"

(name) menelan rotinya, ia meneguk teh botol yang ia beli. Dan kembali berbicara dengan Shinichiro. "Hayoo... Mikirin siapa tuh selain aku?"

Ada jeda beberapa saat sebelum helaan nafas Shinichiro terdengar di ujung sana. "Lagi mikirin uang buat pernikahan kita"

Ah, kini giliran (name) yang menghela nafas. Gadis itu memejamkan matanya sesaat. Ia rasanya mau menangis saja saat Shinichiro mulai mengungkit masalah ini lagi.

"Mulai.. Mulai.. Mulai deh tuh dia overthinking nya. Udahlah Shin, jangan terlalu dipikirin. Kalau kamu ingetin terus aku bakalan nangis nih ujung-ujungnya" (name) menghela nafasnya lagi, air mata yang sudah ada di kedua kelopak matanya ia hapus.

Tidak hanya Shinichiro, dirinya juga merasa sedih dengan kejadian yang menimpa mereka. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah terjadi. Mereka bisa apa.

Epoch [SANO SHINICHIRO] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang