⫷รคภ๏รђเภเςђเг๏⫸
「Sτสrτ」
▶ ●────────亗Hari ini bengkelnya Shinichiro tutup sangat-sangat awal, karena apa? Karena masalah pribadi pemilik nya tentu saja. Padahal dia belum dapat penglaris satupun istilahnya. Tapi, yasudah lah ya nggak apa-apa. Lagipula prioritas utama Shinichiro saat ini adalah meredakan amarah (name).
"Jangan marah-marah terus, nggak sehat loh" Shinichiro menyerahkan segelas air putih ke arah (name). Ia ikut duduk di sebelah gadis itu. Tangannya terulur menekan kerutan yang ada di dahi (name).
"Udah, udah. Orang nya udah pergi, jangan marah-marah lagi, di minum airnya" Shinichiro menuntun (name) untuk meminum airnya.
Ia juga mengelap sudut bibir (name). Menepuk punggung gadis itu dan sesekali mengelusnya. Hal itu dilakukan oleh Shinichiro agar (name) benar-benar tenang.
Ia mengulang kejadian beberapa saat lalu, ternyata begitu (name) kalau marah. Seram. Shinichiro jadinya takut jika (name) marah padanya. Masalahnya jika (name) laki-laki dan mereka terlibat perkelahian itu tak masalah baginya Shinichiro bisa memukul (name) tapi masalahnya (name) perempuan, biarpun Shinichiro lemah tidak mungkin kan dia mau main tangan ke (name).
"Udah tenang?" Shinichiro bertanya dengan lembut. (name) yang di tanya mengangguk singkat, ia masih diam. Masih mencoba memendam emosinya yang masih tersisa.
BRAK!!!
(name) yang emosinya sudah hampir tenggelam kini naik kembali ke permukaan begitu mendengar suara pintu bengkel Shinichiro yang di dobrak. Ia lalu menatap datar beberapa orang pria yang mulai masuk ke dalam bengkel milik Shinichiro.
"Oi! Onii-san. Betulin nih motor" seorang pria dengan toppuku geng bertulisakn Black Dragon menunjuk ke arah motornya. Matanya menatap sombong Shinichiro. Sepertinya pria itu tak tahu bahwa yang ia perintah itu adalah founder dari gengnya--Black Dragon.
"Ahhh~, maaf ya tapi hari ini saya tutup. Tapi di kompleks sebelah juga ada bengkel kok" Shinichiro berdiri dan membungkuk sopan. Namun para berandalan di depannya sepertinya tak terima akan perkataan Shinichiro, pria yang mungkin saja ketua dari grup kecil itu lalu menarik kerah baju Shinichiro dan memelototinya.
"Hah! Kau pikir aku peduli? Aku sudah di sini jadi cepat perbaiki motorku! Atau tempatmu kuhancurkan!" (name) yang sedari tadi hanya menyimak lalu bangkit. Ia berdiri di samping Shinichiro, tangan mungilnya yang agak berotot meremas kuat pergelangan tangan berandalan itu.
"Sudah ku bilang jangan sentuh milikku sembarangan, kau sialan!" (name) menarik tangan si berandalan ke arahnya, begitu si berandalan badannya agak terdorong ke arahnya (name) lantas menendang selangkangannya.
Selanjutnya ia memukul dengan keras tengkuk si pria saat si berandalan itu menunduk memegang selangkangannya. Terakhir (name) meninju dengan kuat kepala orang itu hingga si berandalan jatuh pingsan.
Matanya menatap tajam sisa berandalan yang tercengang. "Bawa dia pergi dari sini sebelum kubunuh, dan jangan pernah datang ke sini lagi" (name) memperingati mereka.
"Jika kulihat kalian ada di sini atau berkeliling di sekitar sini selangkangan mu ku hantam pakai kunci inggris satu-satu" para berandalan itu mengangguk patuh. Mereka lalu membawa orang yang sudah pingsan itu dan menjauh.
Shinichiro jadi mulai berfikir dua kali untuk tidak memukul (name). Jika pria itu perhatikan dari belakang heum... Lengan (name) agak berotot, postur tubuhnya juga tegap dan gadis itu juga tampak kuat. Selain auranya yang suka mendominasi saat tersulut emosi ternyata fisik gadis ini juga mendukung pemiliknya jika si pemilik agak 'tersulut'. Dengan kata lain, (name) benar-benar menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epoch [SANO SHINICHIRO]
Proză scurtăShinichiro, pria yang selalu di tolak oleh wanita. Berkali-kali Shinichiro menyatakan perasaan kepada wanita yang disukainya tetapi ia selalu di tolak. Tetapi, saat kebalikan menghampirinya Shinichiro tak tahu harus berbuat apa. Sebuah periode dala...