Gerimis mengiringi upacara pemakaman sore ini. Aroma tanah basah menguar seakan mengingatkan manusia kelak mereka akan berbaring disana. Suara isak tangis saling bersahutan. Awan mendung seakan menambah kesan abu-abu sore ini.
Para pelayat satu-persatu undur diri. Kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan duka. Jay duduk di samping gundukan tanah dengan hiasan bunga tabur diatasnya. Sebuah papan nisan terpatri nama sang ibu. Ia mengusapnya dengan hati-hati. Ibu. Ibu. Teriaknya dalam hati.
Jay masih tidak menyangka ibunya akan pergi secepat ini. Rasanya baru kemarin sang ibu memasakkan makanan kesukaannya. Rasanya baru kemarin ia memeluk ibunya. Tuhan teramat sayang dengan sang ibu.
Ayah Jay berdiri disampingnya. Tangannya terulur mengusap surai lembut sang anak. Bibirnya tak henti-henti mengucapkan kalimat penguat. Jay seolah menuli. Ia masih terisak pilu. Dadanya sesak. Hatinya sakit. Selama ini ibunya yang selalu berada disampingnya. Jay sangat mencintai sang ibu. Cintanya sangat berlebih.
O B S E S S I O N
Hari ini tepat tiga tahun sang ibu meninggal. Dan lusa adalah tepat satu tahun meninggalnya mantan pacar Jay. Gadis yang dikenalkan sang ayah kepadanya. Jay benci teringat masa lalu. Ia akan merasa ketakutan saat masa lalu itu menghantuinya. Ia enggan bersahabat dengan masa lalu. Sangat menyakitkan.
Jay bersimpuh di lantai kamarnya. Ia tertunduk dengan tangan memeluk foto sang ibu. Bahunya bergetar. Sebuah isakan menggema di setiap sudut kamarnya yang dingin. Kamar ini adalah tempat bersembunyi Jay. Tempat mengurung diri. Sudah dua tahun Jay menghabiskan waktu disana.
Kamar Jay penuh dengan botol alkohol. Bekas makanan cepat saji berserakan di lantai. Ia selalu menolak siapa pun yang hendak membersihkan kamarnya. Ia akan membentak dan mengusir siapa saja yang berani melangkahkan kaki di kamarnya kecuali ayahnya.
Jay enggan keluar dari rumah. Ia takut kembali membuka diri. Ia cemas jika membuka pintu hatinya untuk seseorang. Ia takut kembali kehilangan. Tuhan sudah mengambil dua orang yang ia cintai. Ia tidak ingin lagi. Sudah cukup.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu terdengar dari luar. Jay menengadahkan kepalanya. Dilihatnya sebuah jam dinding tergantung di dekat sebuah figura yang berisi foto seorang gadis yang tak lain adalah mantan pacarnya. Mata Jay menatap figura itu sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION | JAYWON [END]
Fanfictionob·se·si /obsési/ n Psi gangguan jiwa berupa pikiran yang selalu menggoda seseorang dan sangat sukar dihilangkan. Jay mengidap thantophobia. Lalu seorang psikiater berhasil menyembuhkannya. Ia pun jatuh cinta dengannya. Namun siapa sangka kesembuha...