Bulan Menuai Kelembutan

9K 750 171
                                    

Jungwon mengerjap, membuka matanya perlahan. Ia mendapati rasa hangat dan empuk. Setelah kesadarannya terkumpul, ia menunduk. Ia tertegun mengetahui dirinya tengah berbaring di ranjang dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Ia mengerutkan dahi, seingatnya semalam ia tertidur di sofa, bagaimana bisa saat bangun ia berada di ranjang rumah sakit? Bukankah ini ranjang Jay? Dimana Jay?

Jungwon mengedarkan pandangannya. Irisnya menangkap Jay yang tengah berbaring di sofa dengan mata memejam. Jungwon masih belum mampu menangkap situasi saat itu. Tentang bagaimana posisi mereka bisa bertukar. Jungwon ingat, semalam Jay berbaring di ranjang setelah ia mengusap rambutnya hingga terlelap.

Setalah kejadian bibir saling memagut semalam, Jungwon memaksa Jay untuk tidur. Jay tidak membantah dengan syarat Jungwon harus mengusap kepalanya hingga ia terlelap. Malam itu, Jay pura-pura terlelap, ia masih takut Jungwon akan pergi lagi. Jungwon mengira Jay sudah tertidur. Ia melepaskan usapan tanganya, meyelimuti tubuh Jay lalu berjalan mendekati sofa. Jungwon membaringkan tubuhnya, dan tak lama kemudian deru napas yang tenang terdengar.

Mengetahui Jungwon tidak pergi, Jay menghembuskan napas lega. Ia turun dari ranjang dan mendekati Jungwon. Jay mengamati wajah Jungwon yang begitu tenang. Ia tersenyum sembari memberi beberapa kecupan. Jay begitu bahagia, Jungwon benar-benar tidak meninggalkannya lagi.

Melihat tubuh kecil Jungwon yang terbaring di sofa tanpa selimut, Jay tidak tega. Ia mengangkat tubuh Jungwon dan menggendongnya. Tubuh mungil itu ia baringkan di ranjang, lalu diselimuti dengan penuh kehati-hatian. Jay mengalah dan menggantikan posisi Jungwon untuk tidur di sofa.

Kini Jungwon terdiam sejenak sembari mengamati Jay dari jauh. Kemudian ia menyibak selimutnya. Ia turun dari ranjang sembari membawa selimut. Kakinya melangkah mendekati Jay lalu berhenti tepat di depannya. Ia menggunakan selimut yang ia bawa untuk menyelimuti tubuh Jay. Jungwon menunduk, memberikan kecupan kecil di kening Jay.

Dokter muda itu berjongkok di hadapan Jay. Mengamatinya dengan penuh perhatian. Hingga tak lama ia teringat sesuatu. Hari ini ia harus kembali ke kliniknya untuk memasang tanda libur. Ia juga harus membawa beberapa baju ganti dan membeli sarapan untuk Jay.

Saat ia hendak melangkah, seseorang tiba-tiba membuka pintu dari luar. Jungwon sedikit tersentak, Tuan Park tengah berdiri di ambang pintu sambil menatapnya. Tuan Park berdeham, matanya menatap canggung. Perasaan yang sangat berbeda dari sebelumnya, sebelum Tuan Park melihat sesuatu yang sedikit mengguncangnya.

Semalam, Tuan Park hendak mengunjungi anaknya. Namun saat berdiri di depan jendela, ia menangkap adegan yang seharusnya tidak ia lihat. Anaknya tengah berciuman dengan seorang pria. Tuan Park mengurungkan niatnya, dan melangkahkan kakinya untuk menjauh, berpikir jika sebaiknya mengunjungi Jay keesokan harinya saja.

"Tuan Park, selamat pagi!" Jungwon membungkuk, memberi salam. Yang dibalas dengan anggukan oleh Tuan Park.

"Selamat pagi, Jungwon-ah! Bagaimana keadaannya?" Tuan Park melirik ke belakang punggung Jungwon. Menatap Jay yang masih terlelap.

"Kondusif. Jay hyung begitu tenang!" Jungwon tersenyum lembut seperti biasa. Entah sejak kapan ia mulai suka memanggil Jay dengan panggilan hyung. Entahlah, Jungwon hanya mau saja. Ia rasa tidak ada salahnya.

"Aku ingin bicara denganmu di luar." Jungwon mengangguk dan mengikuti Tuan Park di belakangnya. Mereka duduk di bangku taman rumah sakit. Jungwon menggosokan telapak tangannya untuk menghilangkan rasa dingin oleh udara pagi.

"Jungwon-ah, aku ingin mengucapkan terimakasih!" Tuan Park membuka suara.

"Tidak perlu, Tuan Park!" Jungwon bersandar pada sandaran kursi. Mengamati beberapa pasien yang tengah mencari udara segar di pagi hari.

OBSESSION | JAYWON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang