Tuan Muda Jay menginap!
Malam itu, Jay mengendarai mobil untuk membelah jalanan kota yang dingin. Salju terus menghujani bumi. Menyisakan gunungan putih di pinggir jalan. Tuan Muda itu berkendara sembari terus mengulum senyum. Ia akan bertemu dengan seseorang yang ia rindukan. Ia akan menuai kehangatan darinya. Meminta sedikit kecupan dan usapan di kepalanya.
Besok adalah libur tahun baru dan libur akhir pekan. Jay memanfaatkan libur panjangnya untuk menginap di rumah Jungwon yang hangat. Besok malam ia akan menikmati malam tahun baru bersama Jungwon. Lalu di hari pertama tahun baru ia akan membawa Jungwon ke rumah menemui ayahnya.
Mobil hitamnya berhenti di depan klinik. Ia bergegas masuk tanpa menekan bel. Senyumannya semakin melebar. Jay menghirup udara di dalam, menikmati aroma Jungwon yang tersebar di klinik.
Klinik ini baru saja tutup. Jay tahu Jungwon masih berada di ruang kerjanya untuk membuat rekap. Benar saja, dokter manis itu tengah duduk dengan tenang. Jarinya menari di papan ketik. Alisnya bertaut dengan kacamata yang bertengger. Ia begitu serius, memberikan kesan yang manis dan seksi sekaligus.
Jay mengintip dari balik pintu. Ia memperlihatkan setengah wajahnya seperti seorang penguntit. Namun Tuan Muda ini sangat bodoh dalam hal menguntit. Dengan segera Jungwon mengetahui gelagatnya.
Jungwon mematikan laptopnya. Ia sudah selesai dengan pekerjaannya. Pandangan manik teduh itu beralih pada Jay yang masih mengintip. Jungwon tersenyum melihat tingkah Jay yang seperti anak kecil yang malu-malu.
“Apa kau sedang merangkap pekerjaan? Selain menjadi CEO apa kau memiliki pekerjaan sampingan sebagai penguntit?”
Itu adalah sebuah sindiran. Namun Tuan Muda yang tidak masuk akal itu justru tertawa dengan wajah berseri. Seolah baru saja ia mendengar pujian, bukan sindiran. Ia masuk ke dalam, memutar kursi Jungwon, lalu bersimpuh di hadapan si dokter manis.
Jungwon menautkan alis. “Apa yang kau lakukan?”
Jay tidak menjawab. Ia justru meletakkan kepalanya di paha Jungwon. Bibirnya bergumam kecil, “Jungwonnie, usap kepalaku.”
Mendengar permintaan itu, Jungwon tersenyum. ia mengulurkan tangan dan dengan gerakan lembut ia mengusap kepala Jay penuh perhatian. Hawa dingin yang dibawa Jay menjalar di telapak tangannya.
“Baru pulang?” Jungwon menatap tubuh Jay yang masih mengenakan pakaian kerjanya. Ia merasakan Jay mengangguk pelan.
Akhir tahun, seperti sebuah kebiasaan. Perusahaan dan pabrik akan sangat sibuk mengejar waktu. Menyelesaikan semua pekerjaan sebelum tahun berakhir. Begitu juga dengan perusahaan Jay. Ia dan semua karyawannya harus lembur. Saat pekerjaannya selesai, ia tidak mau repot pulang terlebih dahulu untuk mengganti bajunya. Dengan begitu, ia datang ke klinik Jungwon masih mengenakan pakaian kerja lengkap.
“Lelah?” Jungwon bertanya penuh perhatian. Ia menunduk dan memberikan kecupan kecil di kepala Jay.
Lagi-lagi Jay hanya mengangguk. Ia memejamkan matanya. Menikmati usapan dan perhatian Jungwon terhadapnya. Hal kecil yang membuat Jay bahagia. Di saat ia pulang dengan tubuh lelahnya, akan ada orang yang merawatnya dengan kelembutan seperti ini.
“Jungwonnie, aku akan menginap. Besok aku ingin menikmati malam tahu baru denganmu. Mau, kan?” Jay mengusapkan pipinya di paha Jungwon. Seperti anak anjing yang menyayangi majikannya.
“Umm.” Jungwon mengangguk. Ia menarik sebuah kursi dan meminta Jay untuk duduk di sana. “Jangan terus seperti itu. Lututmu akan sakit. Lantainya juga dingin, hyung bisa masuk angin. Kemari, duduk di sini.”
Jay seperti anak anjing yang jinak, ia menurut. Mereka kini duduk saling berhadapan. Jay menatap Jungwon dengan mata melengkung seperti bulan sabit. Senyumnya masih tidak memudar. Dengan rambut yang berantakan seperti itu, ia benar-benar mirip anak anjing yang menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION | JAYWON [END]
Fanfictionob·se·si /obsési/ n Psi gangguan jiwa berupa pikiran yang selalu menggoda seseorang dan sangat sukar dihilangkan. Jay mengidap thantophobia. Lalu seorang psikiater berhasil menyembuhkannya. Ia pun jatuh cinta dengannya. Namun siapa sangka kesembuha...