Bintang Memberi Jawaban

6.6K 675 228
                                    

Malam itu, di rumah sakit. Jay berjongkok memeluk lututnya di samping pintu kamar rawat Jungwon. Baju dan tangannya masih dipenuhi darah Jungwon yang telah mengering. Ia menatap ke depan dengan tatapan kosong. Jiwanya seolah telah meninggalkan raganya. Ia nampak tidak memiliki semangat hidup. Matanya bergerak gelisah, tangannya gemetar dan tubuhnya melemas.

Di depannya Tuan Park dan Han Seokya duduk menatapnya. Mereka menunggu pintu di depannya terbuka. Di dalam, dokter dan perawat tengah memeriksa keadaan Jungwon. Setengah jam telah berlalu namun belum ada tanda-tanda dokter yang akan keluar.

Tuan Park menatap anaknya yang berjongkok begitu kacau. Dahi Tuan Park yang mengerut semakin berkerut. Lapisan-lapisan di dahinya semakin terlihat jelas. Perasaanya begitu campur aduk. Sore itu setelah Jay meninggalkan ruang kerjanya, Han Seokya menghubungi Tuan Park. Ia mengatakan jika ada yang aneh dengan anaknya. Tuan Park yang begitu menyayangi Jay pun khawatir. Ia meninggalkan pekerjaanya dan memilih pulang menemui anaknya.

Sesampainya di rumah, Tuan Park bercakap dengan Han Seokya di ruang kerja pribadinya di rumah. Han Seokya menceritakan semuanya. Termasuk tentang ‘kekasih’ yang Jay ucapkan di kantor. Pemikiran mereka sama, ada yang begitu aneh dengan gerak-gerik Jay. Lalu saat Tuan Park teringat tentang Jungwon, tiba-tiba saja suara teriakan terdengar di kamar Jay. Dan semuanya menjadi sekacau seperti saat ini.

Di tengah kebingungan Tuan Park, akhirnya pintu di depan terbuka. Seorang dokter keluar dari dalam diikuti dua perawat. Jay terperanjat dan segera berdiri. Dengan suara bergetar ia menanyakan hal mengenai keadaan Jungwon.

“Lukanya tidak begitu parah, hanya perlu beberapa jahitan. Namun kepalanya sepertinya terbentur sangat keras hingga membuatnya pingsan. Obat biusnya masih bekerja, mungkin lima belas menit lagi ia terbangun.”

Setelah memberi penjelasan dokter dan kedua perawat itu undur diri. Jay hendak menemui Jungwon di dalam. Ia sedikit lega, namun perasaannya masih kacau. Sebelum berhasil meraih knop pintu, Tuan Park menahannya.

“Ikut appa sekarang!”

Mereka bertiga bertemu di tempat parkir rumah sakit. Tuan Park berdiri di hadapan Jay dengan Han Seokya di sampingnya. Tuan Park mengarahkan tatapan tajam kepada Jay. Namun anak semata wayangnya tidak terlihat takut. Tatapannya bahkan sedikit tidak fokus.

“Jelaskan semuanya!”

“Semua sudah jelas!” Jay menjawab dengan nada dingin.

“Apanya yang sudah jelas? Apa yang terjadi dengan Jungwon? Apa yang kau lakukan di belakang appa?”

Hening sejenak. Lalu terdengar hembusan napas dari Jay, diikuti dengan senyum yang menyerupai seringaian. Lantas Tuan Park dan Han Seokya menautkan alis. Anak muda di hadapan mereka terlihat begitu mengerikan. Ini tidak seperti Jay yang biasanya, ini bukan Jay tiga tahun yang lalu. Tuan Park tidak mengerti apa yang mengganggu anaknya. Tiga tahun berlalu, anak satu-satunya yang dulu begitu ceria dan baik hati mengurung diri di sebuah kamar. Kemudian saat anaknya membuka pintu kamarnya, ia berubah menjadi seperti monster.

Jay mendengus, lalu membalas tatapan tajam ayahnya. Tangannya mengepal dan urat-urat di tangannya menegang. Ia berujar dengan lantang, “Aku menginginkannya! Aku mengurungnya! Aku bahkan memperkosanya! Apa masih kurang jelas?!”

Plakk!

Tamparan keras itu datang dari Tuan Park. Ia semakin menajamkan tatapannya pada Jay. Pikirannya begitu kacau, tidak menyangka  jika anaknya begitu keterlaluan. Ia mengira Jay sudah sembuh. Namun kenyatannya ia justru tumbuh menjadi semakin mengerikan. Ia bahkan meniduri seorang psikiater yang telah merawatnya. Tak cukup sampai di situ, anak semata wayangnya juga menyiksa orang lain!

OBSESSION | JAYWON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang