VOTE KOMEN SELAGI MEMBACA~
Kaki Julia bergerak mengelilingi setiap sudut kamarnya. Disini semua benda terlihat lebih unik dari yang ia duga.
Tempat tidur kayu yang sama sekali tidak menyentuh permukaan, meja yang diatasnya terdapat pulpen dan buku terbang, kemudian ada lemari yang berisi beberapa pakaian.
Julia segera berlari kearah lemari lalu memeriksa beberapa pakaian disana. Ia tak henti tersenyum gembira lantaran mendapati banyak pakaian yang sesuai dengan gayanya.
Mendadak tangannya berhenti aktif, ia berfikir, darimana datangnya semua ini?
Yang Julia lihat tadi, hanya ada 7 orang pemuda di markas. Tidak ada satupun perempuan selain dia. Lalu, pakaian ini?
"Itu untukmu," Sebuah suara bariton yang berasal dari arah belakangnya menyita atensi gadis Choi.
Julia tak ingin membalikkan badan karena sudah tahu suara tersebut milik siapa. Ia berlagak tak mendengar apapun dan lanjut memeriksa pakaian lain.
"Kau suka?" Tanya Jaemin lagi namun tak kunjung mendapat jawaban.
"Hei!" Satu tangan Jaemin menahan lengan Julia hingga akhirnya gadis itu menaruh seluruh perhatian padanya.
"Harusnya kau berterima kasih karena kutolong!"
"Terima kasih." Ucap Julia cepat. Terkesan paksa.
"Apa-apaan kau ini? Mengapa begitu angkuh?"
"Kutanya sekali lagi, dimana kak Jaehyun?"
"Pacarmu sudah mati."
"Na Jaemin!" Panggil Julia tegas, Jaemin terkejut karena gadis didepan mengetahui nama lengkapnya, "Dimana kak Jaehyun? Aku tau dia sudah mati. Tapi dimana dia?"
Jaemin membuang muka, alis tebalnya yang tadi sempat berdekatan perlahan mengendur, "Aku tidak tahu. Aku meninggalkannya sendirian. Aku hanya membawamu."
"Kenapa?"
"Karena kau masih hidup."
"Apa kau tahu siapa supir brengsek yang menabrak kami?" Tanya Julia serius.
Jaemin mengangguk, "Aku menduga dia musuh."
"Musuh?" Julia membeo.
"Aku mengintainya, dia mencuri beberapa senjata milik NEO dan membawanya kabur."
"NEO?"
"NEO adalah organisasi yang menciptakan beberapa senjata khusus dan alat canggih lain. Kami dibawah perintah NEO. Musuh sering mengincar sumber yang menjadi kekuatan untuk semua senjata khusus NEO."
"Apa sumber itu?"
"Namanya U.L, universe light. Kau tau mengapa barang-barang dikamarmu bisa terbang? Itu karna kekuatan U.L,"
"Tapi barang-barang disini bukan senjata."
Jaemin tersenyum, "Kami bukan manusia sepertimu. Kami juga tercipta dari U.L, kau bisa lihat ini."
Jaemin mengarahkan tangannya ke buku yang terbang diatas meja, kemudian ia membuat pergerakan seakan menarik buku itu. Julia terkejut setengah mati saat dengan mudahnya buku itu terbang kearah Jaemin dan bertahan melayang diatas tanpa Jaemin tangkap.
"K-kau-?!" Julia berjalan mundur.
"Tenang, aku tidak akan menyakitimu." Jaemin mengembalikan buku tersebut ke tempat semula.
"Apa kau penyihir?"
"Tidak. Tapi aku bisa menguasai ilmu sihir. Kami hampir mirip dengan manusia, bisa lapar, bisa haus, bahkan bisa jatuh cinta. Tapi bedanya, kami mempunyai sesuatu yang lebih istimewa. Seperti yang kutunjukkan tadi."
"Hanya itu?"
"U.L sangat canggih, benda itu bisa menyebabkan kerusakan Dunia kami jika saja berada ditangan yang salah."
"Maksudku, kemampuanmu hanya itu? Menarik dan mengembalikan benda dengan gaya sihir?"
"Aku bisa melakukan banyak hal dengan ilmu sihir. Kami mempunyai kemampuan yang berbeda, oleh karena itu kami dibentuk untuk menjadi team."
"Aku juga bisa mendeteksi seseorang atau sesuatu dengan cepat, mataku seperti robot."
"Apakah matamu perlu jaringan agar bisa mendeteksi?"
"Tidak."
"Kalau begitu, kau mengalahkan google."
"Google?"
"Di Bumi, semua manusia hampir menggunakannya. Itu aplikasi yang sangat hebat. Dulu waktu duduk di bangku sekolah, aku sering menggunakannya saat ujian."
"Wah, aku dapat ilmu baru."
"Jaemin, apa musuhmu manusia? Atau bangsa lain?"
"Hei, ini bukan Bumi. Bisa saja kau hanya satu-satunya manusia disini selain pemimpin Lee. Musuh kami adalah alien, tapi mereka semua dibawah kekuasaan si bajingan Kim."
"Siapa lagi itu?"
"Maaf aku tidak bisa memberitahumu, bajingan Kim terlalu sensitif untuk kami. Dia manusia tiruan pertama yang membelot dan sangat licik."
"Aku mengerti."
"Sepertinya aku mengambil banyak waktu istirahatmu, ya. Kalau begitu silahkan beristirahat dengan nyaman. Urusanku lebih banyak dari yang kau kira." Kata Jaemin terkesan angkuh.
Julia mendecih. Raut wajahnya tak lagi berbinar seperti mendengar cerita dongeng tadi, "Kau sangat arogan, tuan Na."
"Wow, kau tampaknya memiliki dua kepribadian. Lihat ekspresimu sekarang, kau terlihat ingin membunuhku."
"Suatu saat itu akan terjadi."
"Aku sangat takut," Jaemin berlagak melindungi diri dari Julia, hal itu membuat Julia semakin kesal dan ingin mencabik-cabik wajah Jaemin jika saja Julia tidak ingat bahwa Jaemin memiliki kekuatan.
"Aku ingin beristirahat," Kata Julia pada akhirnya.
"Baiklah, selamat beristirahat..."
"...Nona Choi Julia."
ceklek.
Pintu ditutup begitu saja, meninggalkan Julia yang sedang termenung sendirian.
"Sejak awal dia sudah tahu..." Lirih Julia, kemudian terkekeh pelan mengingat sikap kurang sopannya beberapa saat lalu.
"Kau memberitahu semuanya?" Tanya Ketua Lee ketika Jaemin sudah bergabung dengan mereka.
"Tidak semuanya."
"Tapi intinya?"
"Ya, begitulah."
Ketua Lee memijat pelipis yang mulai pusing, "Mengapa kau melakukan itu?"
"Hei Mark! Dia makhluk Bumi, kita membutuhkannya." Jawab Jaemin lantang, yang mampu mengheningkan ruangan persegi empat tersebut.
NEXT?