VOTE DAN KOMEN SELAGI MEMBACA~
Kalau rame lagi, aku update >.<
"Dimana Mark, Renjun, Jeno, Haechan, Chenle dan Jisung?" Tanya Julia seraya mengedarkan pandang saat kakinya menapaki pekarangan markas besar.
"Mungkin di dalam, kita susul saja," Jaemin menggenggam tangan Julia dengan erat.
Julia tidak berhenti kagum dengan isi markas besar. Sangat diluar ekspektasinya. Ia kira, markas besar seperti gudang luas yang tidak terurus. Namun nyatanya, terlihat seperti sebuah istana yang terdapat banyak persenjataan.
"Apa semua senjata disini dibuat dari U.L juga?"
"Ada yang terbuat dari U.L dan ada yang tidak," Jaemin menjawab pertanyaan umum dari Julia.
"Kira-kira misi apa yang pemimpin Lee beri ya, Jae?"
Jaemin sontak menoleh penuh, "Kau sungguh menantikannya?"
"Iya! Aku juga ingin hebat seperti kalian. Kali ini aku berjanji tidak akan takut lagi kalau bertemu alien. Aku akan menghajar mereka habis-habisan sampai wajah jeleknya tidak berbentuk lagi."
Jaemin tak sanggup menahan tawa, "Kau masih gadisku yang kejam."
Julia terdiam, gadisku, katanya? Sial, Jaemin seenaknya saja berbicara. Apa dia tidak tahu bahwa Julia selalu merasa panas dingin waktu dia mengucapkan hal-hal berbau romansa?
"Yang ditunggu akhirnya datang juga," Suara Mark terdengar mengisi ruang rapat saat dua pasang J menunjukkan kehadiran.
Jaemin menarik kursi untuk Julia duduki, "Anggota dari team lain belum datang?"
"Belum, sepertinya ada hambatan di perjalanan." Jawab Jisung.
"Pemimpin dimana?"
"Seperti biasa, di ruang pribadinya." Kini Haechan yang menjawab.
Tidak menghiraukan percakapan dari anak buah NEO itu, Julia malah mengedarkan pandang seraya terkagum-kagum melihat ruang rapat yang tengah dia masuki.
Sangat bagus. Apalagi barang-barang disini tampak bersih mengkilat seperti baru dibeli.
Tidak berselang lama, seorang lelaki gagah muncul dibalik pintu. Sontak ketujuh manusia tiruan tersebut berdiri dan membungkuk hormat. Julia tidak bodoh, pasti dialah yang disebut-sebut Pemimpin Lee itu. Maka Julia ikut berdiri dan membungkuk hormat.
"Kau Choi Julia si gadis Bumi, bukan?" Tanya Taeyong basa-basi. Padahal dia sudah tahu.
Julia mengangguk singkat, "Ya, benar."
Taeyong tersenyum simpul mendengar respon yang Julia berikan, "Aku Lee Taeyong, sebagai sesama makhluk Bumi kurasa kau tidak perlu memanggilku pemimpin."
Dua bola mata Julia membesar, "Kau... dari Bumi juga? Bukan manusia tiruan seperti mereka?"
"Akulah yang menciptakan mereka, Julia. Dan kita berasal dari Bumi yang sama."
"Jadi apa aku harus memanggilmu Taeyong, begitu?"
Pemimpin Lee mengernyit, "Sepertinya rentang usia kita lumayan jauh berbeda. Agak aneh jika kau memanggil namaku dengan frontal."
"Kurasa panggilan Pemimpin sudah melekat pada dirimu, jadi aku akan memanggilmu Pemimpin juga." Kata Julia.
"Ah, ya, kau tinggal di Bumi bagian mana?" Taeyong mengalihkan topik ringan.
"Korea selatan, kota Seoul. Bagaimana denganmu?"
"Wow ternyata kita berasal dari Negara dan kota yang sama."