18

260 37 12
                                    

Dilanjut kalau rame^^

VOTE DAN KOMEN SELAGI MEMBACA~

"Kau siapa?! Jangan berani-berani menyentuhku seperti tadi!" Sentak Jaehyun marah.

Julia mematung, hatinya sangat ngilu mendengar sentakan itu. Apakah Jaehyun sudah melupakannya? Ataukah NEO mengutak-atik ingatannya?

"Kau harus tahu kalau aku ingin sekali menghajarmu sekarang juga," Kata Jaemin pada Mark yang masih termangu, ia mengeraskan rahang dan mengambil langkah besar untuk menghampiri gadis pujaannya.

Dia cemburu karena Julia telah memeluk pemuda lain dengan tulus.

Sregh

"Dia bukan Jaehyun pacarmu, dia adalah Jung Jaehyun ketua team 127. Jangan memeluknya, atau menatapnya seperti itu lagi. Itu memalukan. Bukankah aku dulu mengatakan bahwa pacarmu sudah mati?" Jaemin berujar sarkas.

Julia menoleh, mata dan hidungnya kini telah memerah karena menangis. "Aku menyesal telah mempercayaimu, tuan Na. Apa kau tahu? Alasanmu sangat tidak masuk akal. KAU PEMBOHONG, AKU MEMBENCIMU!"

Julia memukul dada Jaemin sekuat tenaga, berulang kali, guna menyalurkan rasa emosinya.

Dipukul sekuat tenaga oleh Julia tak membuat Jaemin bergerak dari posisinya sedikitpun, ia menghela nafas, suara Julia terdengar pilu dan menyakiti hatinya.

"Aku minta maaf atas semua kesalahanku padamu tapi kumohon percayalah, aku bersungguh-sungguh saat mengatakan bahwa pacarmu sudah mati..." Kata Jaemin seraya membawa Julia kedalam pelukannya.

Julia melemas, ia sudah tidak bertenaga. Pasrah di dalam pelukan Jaemin rupanya lebih nyaman dari pada melampiaskan emosinya yang hanya membuang tenaga.

"Aku mau pulang." Kata Julia serak.

Jaemin melirik Pemimpin Lee sembari terus mengelus surai hitam Julia. Mengerti kondisi, Pendiri NEO pun mengangguk setuju.

"Yasudah, kita pulang ya?" Tanya Jaemin lembut.

Julia menjauhkan diri dari Jaemin kemudian berjalan keluar. Sebelum keluar, dia sempat melihat Jaehyun. Memastikan manik mata itu yang ke sekian kali.

Beda.

Entahlah, rasanya berbeda kali ini. Mereka berdua memang sangat mirip, tapi iris mata si ketua Jung nampak lebih kelam.

"Atas nama Julia, tolong maafkan kekacauan tidak disengaja ini. Kalau suasana nya sudah membaik, aku akan membawanya kemari lagi." Jaemin membungkuk hormat pada Pemimpin lalu melengos pergi.

Sepeninggal Jaemin dan Julia, hawa di ruang rapat amat canggung. Bahkan team 127 belum berani mengambil duduk.

Pemimpin bersuara ditengah keheningan yang tercipta, "Mark, bisakah kau jelaskan?"

Mark mengangguk, tentu dia tidak bisa menolak permintaan Pemimpin-nya.

***

"Apa bisa kau membawaku terbang tanpa bersentuhan? Aku sedang tidak mau menyentuhmu, bahkan menatapmu saja aku tidak mau." Ujar Julia begitu mereka berdua sudah berada di luar markas. Ia menunduk, benar-benar tidak ingin melihat sosok Na Jaemin.

"Tidak bisa, Julia..."

"Oh, yasudah." Julia merentangkan kedua tangan, namun kepalanya masih enggan mendongak.

Dengan pasrah, Jaemin menautkan tangan Julia ke lehernya, lalu ia membawa gadis tersebut untuk terbang bersama.

Selama di perjalanan pun, Julia hanya menatap kebawah. Sedangkan pemuda yang merengkuh tidak sedikitpun memalingkan wajah darinya.

"Kenapa rasanya kita sangat jauh..."

Sesampainya di markas milik Dream, Julia langsung berlari menuju kamar dan menguncinya dari dalam. Hal itu tidak luput dari perhatian si pemuda Na. Tapi Jaemin sendiri tidak bisa melakukan apa-apa sekarang.

"Julia, kau boleh menemuiku kalau sudah tenang. Pasti kau perlu penjelasan, bukan? Aku selalu terbuka untukmu." Ucap Jaemin sendu dari balik pintu, Julia tidak menyahut.

"Marahnya jangan lama-lama ya, Julia, aku tak sanggup..."

"Berhentilah bersandiwara, tuan Na! Strategi kalian tidak lagi membuat pendirianku runtuh."

Sekarang Julia sepenuhnya mengambil kepercayaannya dari Jaemin. Bahkan perasaan Jaemin pun dia ragukan.

***

Lee Taeyong memijat pelipisnya yang mendadak pusing setelah mendengar penjelasan Mark tentang Jaehyun —kekasih Julia.

"Astaga, mengapa terlibat cinta pula?"

Mark mengedikkan kedua bahu, "Entah, aku saja tidak paham mengapa kekuatanku tidak ampuh pada Julia. Padahal ingatannya tentang Jaehyun sudah kuhapus."

"Mark, manusia abadi di dalam ingatan orang yang mencintai. Mustahil sekali kau menghapus ingatannya." Kun menggeleng.

Tidak lama usai kepergian Jaemin dan Julia tadi, team WayV baru sampai ke markas besar. Tentu mereka terheran-heran dengan keadaan di ruang rapat.

Jaehyun termenung seraya bersidekap dada dalam duduknya, ia tiba-tiba merasa bersalah pada Julia. Gadis itu bahkan tidak tahu apa-apa. Dia polos.

"Orang asliku mati, dan aku baru mengetahuinya sekarang," Jaehyun terkekeh hampa. Ia melanjutkan, "Justru aku malah melukai gadisnya."

"Aku bersalah..." Kata Jaehyun tanpa nada.

"Menurutku Mark-lah yang salah. Kalau dia tidak menghapus ingatan tentang Jaehyun, pasti Julia tidak emosional tadi karena dia sudah merelakan kepergian pacarnya." Yangyang memberi opini.

"Mengapa aku? Aku hanya berniat mempermudah semuanya." Mark membela diri.

"Sudah tentu kau yang salah, terima saja." Ujar Doyoung.

Mark tertawa hambar, "Kalian sangat tidak mengerti posisiku. Jika kalian berada di posisiku dan memiliki kekuatan yang sama, pasti kalian juga menghapus Jaehyun dari ingatan Julia. Jangan munafik."

"Hentikan pertikaian gila ini! Tidak ada yang salah! Bahkan kalaupun ada yang salah, aku-lah orangnya! Aku bersalah karena sudah hidup. Maka Pemimpin, bunuh sajalah aku. Aku muak sekali ada di tengah-tengah mereka semua." Renjun berseru. Sontak Jeno di sampingnya menenangkan.

Ruang rapat hening kembali.

"Kalau sudah begini kita harus menunggu waktu lagi," Pemimpin bersandar ke punggung kursi, menghela nafas panjang.

"Sampai kapan?" Tanya Ten.

"Sampai Julia sendiri yang datang padaku."

"Itu memakan banyak waktu! Lebih baik kita seret paksa saja dia." Ujar Winwin yang ikut kesal.

"Cara kerja NEO bukan begitu." Sahut Yuta.

"Tenang, ku yakini tidak akan memakan banyak waktu." Kata Pemimpin.

"Mengapa begitu yakin?" Tanya Jungwoo.

"Mereka berdua sama-sama jatuh."

"Astaga, boleh aku pulang sekarang juga? Aku pusing sekali memikirkan teori benang kusut kalian!" Hendery mengacak rambutnya asal lantaran kesal.

"Intinya, percayakan semua pada Jaemin."

NEXT?

Masih sabar nunggu update lagi ngga neh?

PLAYGROUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang