Bagian 5

378 73 18
                                    

Jake berdiri lalu memutari meja barnya, dia berdiri di hadapan Aenlee yang masih kebingungan. Mata gadis itu menampung air, entah ada apa di dalam pikirannya sampai dia ingin menangis.

Jake segera mengusap air mata yang tiba-tiba jatuh itu, "Kamu sedih? kamu sedih karena mengetahui selama ini kamu telah menemukanku?" tanyanya, tapi di tunggu dan di tunggu, Aenlee sama sekali tidak menjawab, "Kalau kamu merasa sedih, aku bisa pergi—"


Dup!


Aenlee langsung memeluk Jake tanpa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dia dapat, tangan gadis itu melingkar di lehernya dan wajahnya bersandar di pundaknya walaupun tidak sampai dagu.

"Kenapa kamu nggak katakan dari awal? firasat ku sudah benar tapi kamu menyamarkan diri seakan-akan kamu bukan kakak tiri ku!" isak Aenlee sambil memukul dada Jake.

Laki-laki itu membalas pelukannya, mengeratkannya dan menaruh kepalanya di pundak Aenlee. Rasanya nyaman sekali berpelukan dengan adiknya setelah sekian lamanya, "Kamu bilang akan memberi tau kakak tiri mu kalau kamu masih mencintainya sebagai cinta pertama, sekarang aku sudah disini," ujarnya tanpa membalas pertanyaan Aenlee yang tadi.

Gadis itu jadi terdiam, dia jadi malu, bingung, dan masih tidak menyangka. Perasaannya campur aduk sekali.

"Aenlee, kamu masih mencintai ku?" tanya Jake. Suaranya lembut.

Pelukan itu melonggar membuat mereka bertatap mata lagi. Aenlee menunduk mencoba menghindari kontak mata, "Aku.."

"Katakan saja," ujarJake. Dia tau Aenlee akan membantah perkataan itu.

"Jika memang iya, apa yang akan kau lakukan?"

Jake diam sebentar, "Jika memang iya, kamu mau berkencan?"

Aenlee kembali di buat kaget, di situasi yang seperti ini dia jadi salah tingkah. Dia memalingkan pandangannya dan menghapus air matanya, "A— aku.. aku ganti baju dulu"


Grep!

Sat!


Jake meraih lengan Aenlee dengan cepat dan mendorongnya ke meja bar, tangan kiri laki-laki itu menumpu tubuhnya di meja sedangkan Aenlee yang kaget mencoba memundurkan jarak wajah mereka.

Jake sempat melirik bibir Aenlee sebentar, lalu dia bicara, "Jawab pertanyaanku dulu, baru kamu bisa ganti baju."

Gadis itu meneguk salivanya, jantungnya berhasil di buat berdetak kencang saat Jake mendekatkan jaraknya sampai kaki kanan laki-laki itu ada di antara kakinya.

Aenlee mencoba menenangkan diri sebelum berbicara, "J— jika iya, apa yang—"

Kalimatnya belum selesai, sudah di potong oleh Jake lagi. Tapi kali ini bukan dengan bicara, tapi dengan ciuman. Ciuman di bibir.

Tangan Jake melingkar di pinggang Aenlee supaya mereka semakin dekat. Aenlee membalas ciumannya sambil memejamkan mata, tapi air matanya jatuh ketika merasakan perasaan aneh di hatinya. Apa dia masih mencintai kakak tirinya? atau itu hanya sebuah kerinduan? 

Pertanyaan semacam itu memutari kepalanya. Ada seribu pilihan tetapi hanya bisa di pilih satu. 

Perlahan ciumannya terlepas hanya dengan jarak yang tidak jauh. Jake menatap Aenlee yang menangis sambil menunduk sedikit. Ibu jarinya mengusap air mata yang turun ke pipi adiknya.

Tapi tiba-tiba saja kesadaran Jake di tampar. Bisa-bisanya dia baru sadar bahwa dirinya telah mencium Aenlee. Jake Lee, apa yang ada di pikiranmu?

Laki-laki itu memalingkan pandangannya, dia mendecak kecil dan mengambil jasnya. Pergi dari apartemen Aenlee tanpa mengucapkan apa-apa lagi.

Keep it DISGUISE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang