Bagian 12

272 64 21
                                    

Jake menatap Aenlee yang dari tadi mondar mandir dari kamar tidur ke kamar mandi dengan pakaian yang berbeda-beda. Jake sedang merebahkan tubuhnya di sofa, dan jarak kamar tidur dengan kamar mandi itu bersebrangan.

Malam ini Jake memilih untuk menginap di apartemen Aenlee. Jake memiliki 2 alasan, alasan yang dia katakan pada Aenlee adalah, kalau dia hanya ingin bersamanya. Tapi jika dari hati, Jake sebenarnya ingin diam bersama Aenlee, dan tidur bersamanya. Sebagai kakak dan adik saja.

Laki-laki itu mengubah posisinya menjadi duduk, "Kamu sedang apa?" tanyanya membuat Aenlee berhenti melangkah saat ingin masuk ke kamar tidur lagi.

"Aku sedang mencoba baju-baju lama ku, lemari ku sudah mulai penuh jadi aku ingin menjualnya beberapa."

"Eh? harus sampai bolak balik kamar mandi? kenapa nggak di kamar tidur saja?"

"Karena lampu kamar mandi dan lampu kamar tidur itu berbeda. Setiap kali aku berkaca di kamar mandi, malah lebih terang," ujar Aenlee memberikan alasannya.

Jake tidak habis pikir, dia tertawa karena menganggap adiknya itu lucu, "Ah, kamu ini," dia berdiri lalu mendekati Aenlee, "Kamu itu, sudah cantik. Mau dengan cahaya mana saja," ucapnya sambil menatap mata Aenlee.

Dari sisi gadis itu, dari matanya, dia bisa melihat kalau Jake ingin mengatakan hal lain juga. Tapi sepertinya laki-laki itu ragu. Kalau begitu, bagaimana jika Aenlee mengubah sedikit suasananya.

Dia menurunkan sedikit kelopak matanya sambil tersenyum kecil, "Ya, apa lagi jika lampunya mati, hanya sedikit cahaya yang menerangi, dan hanya siluet kita saja yang terlihat?"

Jake sempat terbingung lalu bertanya, "Maksudmu?"

"Nggak mengerti, ya? bagaimana jika kita mencobanya langsung?" Aenlee membuka pintu kamarnya.

Jake yang mendengar itu kaget. Pikirannya berhasil dipancing Aenlee dan membawa pikiran yang liar. Sekarang dia baru melihat sisi Aenlee yang sebenarnya, bukan sisi adik yang manis dan menggemaskan. Melainkan sisi Ryu Saerom, wanita pemancing perhatian laki-laki dengan pesonanya.

Jake mendengus lucu, "Jadi kamu bermain seperti ini?"

"Oh iya, tentu saja," Aenlee menaruh tangannya di pundak Jake, "Apa kamu nggak mau mengatakan sesuatu pada ku?"

Pertanyaan itu membuat isi hati Jake terbuka, dia bisa mengerti apa maksud Aenlee. Laki-laki itu memainkan lidahnya sambil tersenyum, membuat tonjolan di pipi sambil terkekeh, "Apa kamu juga ingin mengatakan sesuatu pada ku?"

"Ada."

"Katakanlah."

Aenlee tersenyum dan mendekatkan wajahnya sedikit, lalu dia berbisik, "Aku berhasil menangkap pikiran mu yang menjadikan diriku fantasi liar, tuan." 

Setelah dia mengucapkan itu, Aenlee masuk ke kamar tidur untuk menaruh pakaian yang masih ada di tangannya. Meninggalkan sang kakak membeku disana dengan banyak pikiran.

Rasanya melegakan sekali bagi Aenlee, dia sudah lama ingin menggoda Jake untuk mencari tau apa kakaknya memiliki perasaan yang sama seperti dirinya. Strategi yang dia buat tidak sia-sia, beberapa saat kemudian kakaknya bereaksi.



Set!

Dup!



Aenlee sempat kaget karena kesunyian itu di pecahkan oleh Jake yang membaliknya dan mendorongnya ke tembok. Keduanya sama-sama bertatapan dengan mata khas mereka. Yang perempuan dengan tatapan rubahnya, dan yang laki-laki dengan tatapan serigalanya.

Keep it DISGUISE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang