Bagian 18

267 61 17
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Setelah 9 tahun lamanya, kakak dan adik tiri yang sudah lama berpisah ini kembali disatukan dengan hubungan yang tidak di sangka akan terjadi. Aenlee baru sadar kalau dia sedang mengencani kakak tirinya setelah tenggelam dalam rasa cintanya pada laki-laki itu.

Rasanya seperti mabuk, ketika sudah sadar, kadang kita tidak mengingat hal yang sebelumnya terjadi.

"Ryu Aenlee"

"I— iya?" gadis itu menatap pria di hadapannya.

Seokjin menghela nafas, "Kamu dari tadi melamun, kita sedang bicara tentang dirimu yang mengundurkan diri dari bar ku. Kenapa?"

Aenlee menatap surat pengunduran diri yang ada di hadapannya tergeletak di meja, rupanya tubuhnya berjalan sendiri tanpa pikirannya yang mengontrol. Sekarang saja dia tidak menyangka akan benar-benar mengundurkan diri sebagai barista terhebat.

"Aku mengundurkan diri karena mendapat pekerjaan baru, aku akan membuka sebuah lembar baru," jelas Aenlee pada manajernya.

Seokjin yang mendengar itu agak kaku menurutnya, "Kamu bekerja dengan ku empat tahun, kamu ada di sebelah ku selama bar ini baru di bangun. Aku nggak yakin itu alasan yang tepat."

Kalimat itu tentu saja benar. Alasan Aenlee memang tidak masuk akal di kepala Seokjin. Pria itu sendiri pun sudah mengenal Aenlee seperti dia adik kandungnya, jadi dia merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Seokjin mengambil surat pengunduran diri itu, "Jika kamu memang ingin mengundurkan diri, boleh saja. Tapi beri tau aku alasan yang sebenarnya." 

Gadis itu kesulitan, bagaimana cara menjelaskannya? apa dia harus bilang kalau dia akan menjadi sekretaris? jika iya, bagaimana jika Seokjin tersinggung karena mengira kalau dia mendapat pekerjaan yang gaji nya jauh lebih tinggi?

"Aku—"

"Kamu bertemu dengan kakak tiri mu?" tanya Seokjin membuat mata Aenlee langsung menatapnya.

Ekspresi itu, reaksi diam karena kebingungan itu, bisa di simpulkan oleh Seokjin kalau perkataannya benar. Dia memajukan tubuhnya, "Aenlee," tangan Seokjin menyentuh pundak gadis di hadapannya, "Katakan saja, nggak apa-apa, kok."

Pupil Aenlee bergetar, tiba-tiba dia menampung air mata entah karena apa. Padahal tidak ada yang harus dia tangiskan disini. Perlahan kepalanya mengangguk menjawab pertanyaan Seokjin.

Pria itu tersenyum kecil lalu pindah tempat duduk, dia duduk di sebelah Aenlee lalu memeluknya. Tangisan Aenlee langsung deras. Buyar. 

Seokjin tau perjalanan Aenlee mencari kakak tirinya, dulu sebelum ada Amy, gadis itu sering mengobrol dengannya karena satu-satunya karyawan di bar pada waktu itu adalah Aenlee seorang. Sekarang, sudah lumayan banyak karyawan dan sudah mulai ramai. Rasanya perjuangan mereka itu tercapai bersamaan.

Keep it DISGUISE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang