Part 25

831 71 29
                                        

Rey membuka kotak itu, isinya sebuah kalender
Rey mengerutkan dahinya bingung, "Kelender? ini kalemder tahun depan kan?" tanyanya bingung

Ia mengambil kalender itu, ternyata ada tiga buah testpack di belakangnya
Rey mengambil ketiganya dengan rasa deg degan

Ia melihat ketiganya dengan dua garis merah disana, artinya istrinya sudah mengandung

"Aqeela?" tanyanya gemetar
"Ya father?" goda aqeela

Rey menangis terharu, dugaannya benar, ia langsung memeluk aqeela

"Sejak kapan qeel?" tanya rey
"Lima hari yang lalu aku ngetes, aku ngga bilang sama kamu karna aku takut kamu kecewa kalau aku belum hamil" ucap aqeela

"Terus kan hasilnya positif, kenapa kamu gak bilang juga?" tanya rey lagi
"Aku takut kamu gak siap" jawab aqeela

"Aku siap qeel, aku siap jadi ayah untuk anak kita, makasih banyak ya sayang" ucap rey lalu memeluk istrinya sayang

"Yaudah yuk siap siap kedokter, aku gak sabar" ucap rey

Aqeela tersenyum melihatnya

...
5 bulan berlalu, perut aqeela sudah membesar

Keluarga, sahabat dan teman teman aqeela dan rey juga sering berkunjung kerumah mereka

Kini rinna dan razzan sedang berkunjung kerumah mereka
"Wahh, halo dedekk" sapa rinna pada bayi dikandungan temannya itu

"Halo aunty" ucap aqeela, rinna senang karna itu, ia dan razzan sudah tidak sabar ingin melihat anak itu lahir

"Tuh liat istri lo, udah kepengen banget punya baby" ucap rey pada razzan
"Iya bro, gue masih berusaha nih, bibit gue dikit lagi bakal berkembang" ucap razzan vulgar

"Omongan lo dijaga zan, ini rumah orang!" ucap rinna, ia tidak habis pikir dengan suaminya itu

"Hahaha, tapi gue juga doain lo supaya lo bisa nyusul hamil rin" ucap aqeela tersenyum
"Aamiin qeel, makasih ya, semoga aja bulan ini" ucapnya, razzan mengusap usap kepala rinna

"Oh iya, gimana kalo kita jodohin aja anak gue sama anak lo" ucap rey tiba tiba
"Kok gituu?" tanya aqeela

"Biar anak kita kayak papa mamanya sayang" ucap rey mengedipkan matanya

"Gue sih setuju setuju aja, iya gak?" tanya rinna pada razzan
Razzan mengangguk tersenyum

"Tapikan gak semua perjodohan itu kayak kita, banyak juga yang gabisa nerima, aku inget waktu pertama kalinya aku dikasihtau kalau aku mau dijodohin, rasanya takut sama kecewa" ucap aqeela

"Iya sih, tapi yaudah deh, gue cuma mau anak kita bisa deket atau sahabatan nanti" ucap rinna, mereka tersenyum

...
Malam harinya, mereka sudah dikasur mereka, rey mengelus elus perut istrinya dan mengajak calon anaknya bicara, itu adalah hal paling membahagiakan untuknya

"Sayang, makasih banyak ya, kamu udah ngasih semua ini, semua yang aku gak tau bisa bales pake apa" ucap rey
"Kamu gak perlu bales, ini semua udah kewajiban seorang istri tau!" ucap qeela

"Ya aku tau, tapi ini tuh sumber kebahagiaan aku, aku gak sabar nunggu dia lahir, pasti ganteng" ucap rey, mereka sudah mengetahui jenis kelamin anak pertamanya

"Iya pasti dia ganteng kaya papanya" ucap aqeela sambil mengusap rambut didahi rey
"Nanti kita buat lagi ya, yang perempuan, biar nan-" ucapnya terpotong karna jitakan aqeela

"Awww, sakit tau" rey mengusap usap kepalanya
"Lagian kamu kenapa sih, kan belum lahir dedenya, kenapa udah mikirin adeknya aja!" ucap aqeela kesal lalu memunggunginya

"Huh, mood ibu hamil" batinnya

"Yaudah deh, good night sayang" ucap rey, memeluk aqeela dari belakang

...
"Akhirnya gue bebas juga" ucapnya

Next? vote komen!

To be continued

Love Scenario Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang