Kantin

505 33 2
                                    

"Berenti mandangin Aci! Gue colok mata lo nih!" ucap Jera yang jengkel karna banyak laki laki memandang ku saat kami berada di kantin.

Aku sudah biasa dengan hal itu. Selalu di pandang dengan laki laki seangkatan ku atau bahkan kakak kelas ku.

Bahkan saat kami duduk, sudah ada beberapa Kakak Kelas yang ikut duduk di bangku sebrang meja dan menghadapku.

Mereka sibuk mengajakku mengobrol dan menawariku makanan. Tapi aku menolak, sebenarnya aku Tak nyaman selalu seperti ini. Tapi mau gimana lagi kan gabisa merintah mereka juga.

Sampai akhirnya mereka pergi dengan sendirinya saat....
Ya saat orang ngeselin tapi tampan itu dateng lagi.

"nunggu lama ya?" ucap Harka setelah duduk di bangkunya.

Banyak yang bilang Harka itu abang abangan disini. Jadi banyak orang yang tak berani dekat dengannya. Ia dibilang tukang ngabisin orang. Jadi kalo ada yang macem macem sama dia atau orang terdekatnya ya bakal langsung sikat.

"punya nyali brapa lo?" tanya Jera yang tau bahwa Arsya tak mengizinkan Aku dekat dengan laki laki.

"buktinya Cah Lanang pada minggir pas gue dateng" sahutnya enteng.

"Cih!"

"Jer udah Jer.. Arsya biar jadi urusan gue.. Mending lo pesen makanan, gue yang bayar" Jera yang paham dengan maksud dibalik ucapan ku tadi langsung pergi meninggalkan ku dan Harka.

"udah nih trus mau apa?" tanya ku pada Harka yang sibuk menatapku.

"mau mandangin lo aja" sahutnya dengan senyum manis semanis mungkin.

"ga laper?"

"udah kenyang mandangin lo doang"

"ga haus?"

"udah ga haus kalo mandangin lo.. Gimana ya lo itu kalo di pandang kaya penyempurna" Gombalnya.

Aku mengacak acak rambutnya asal. Ia terlihat semakin tampan. Mungkin bila aku ternyata Menyukainya?

"gausah gombal disini" ucapku sambil memainkan rambutnya.

"Gue ke BaseCamp dulu ya.. See you" ucap Harka beranjak sambil mengacak rambutku dan langsung pergi meninggalkan kami.

Tak lama dari itu Zera datang membawa makanan di nampan. Satu mangkuk Bakmi untuknya dan sepiring kentang goreng, sepiring lagi Kornet goreng.

"gue liat lo sama Harka makin lama makin deket" celetuk Zera disela aktifitasnya makan Bakmi.

"b aja" sahutku sibuk mengunyah Kentang Goreng.

"ga takut Arsya tau?"

"kan gue sama Harka cuma temen Jer"

"iya terserah lo"

"Kak.." ucap Arsya yang tiba di depan ku sambil membawa buku bukunya.

"makan.." sahutku sambil menyodorkan sepiring Kornet Goreng.

Arsya memakan Kornet itu dengan lahap. Dia lapar hahaha kasian habis nugas.

"ngerjain apa sih?" tanya ku yang sibuk melihat buku tulis milik Arsya.

"Bahasa Indonesia.. Nanti juga Kakak ada"

"besok ada sih pelajarannya"

"makannya itu.. Daahh makasih kornetnya" Arsya beranjak dan membawa buku bukunya pergi.

Saat berjalan meninggalkan kantin pun banyak pasang mata Wanita meliriknya. Badannya yang tegap dan cara berjalan yang gagah persis Ayah, membuat ia makin tampan.

*****

"hai.. Pulang bareng?" aku terkejut saat baru saja keluar kelas dan melihat dedemit didepan kelasku.

"iihh ngapain disini nanti Arsya liat!" panik ku.

Benar saja. Arsya datang menghampiri ku. Rautnya tampak tenang dan tak menghiraukan Harka.

"Kak.. Eh bro" ucap Arsya menyapa.

Aku tersenyum kikuk pada Arsya dan berusaha tidak menimbulkan kejanggalan diwajahku yang bisa membuat Arsya curiga.

Harka pun hanya melontarkan senyuman saat di sapa oleh Arsya.

"ayo pulang.. Kasian Bunda kalo udah nungguin" ajaknya lalu menggandeng tanganku.

Tanpa sadar aku menggandeng tangan Harka berjalan melewati koridor dan keluar Loby.

Harka melepas tangan ku dan berhenti berjalan. Aku yang sadar itu langsung menengok. Harka melambaikan tangan dan membuat tangannya menjadi simbol seperti telfon.

Aku mengangguk lalu membalas lambaian tangannya. Dan kembali berjalan bersama Arsya.

"Bunda.." panggil Arsya pada Wanita yang berdiri di samping pintu mobilnya.

"Romantisnya anak anak Bunda.." ucap Bunda sesaat setelah kami menyalaminya.

Bunda memang selalu menjemput kami saat pulang sekolah. Bunda tak ingin kami berkendara sendiri sebelum waktunya.

"Bunda.." panggil seseorang yang menunggangi motornya.

Aku hanya mengumpat kesal dalam hati. Itu adalah Harka. Manusia paling menyebalkan. Bahkan saat ini sikapnya malah seperti itu. Untung Bunda tak curiga.

"Bunda disini banyak fans nya.. Ayah banyak Fans nya ga ya?" tanya bunda sedikit terkekeh.

"kalo ada pasti Ayah cemburu hahaha" sahutku sambil terkekeh.

Setelahnya kami masuk kedalam mobil dan pulang kerumah. Dirumah ada banyak pekerjaan yang harus di selesaikan, tapi aku memilih Rebahan dengan alibi Gabut.

"Besok Abang pulang telat Bun.. Mau ada Praktek" aku tersenyum mendengar perkataannya. Ini adalah kesempatanku pulang bareng Harka.

"kalo gitu Bunda gausah jemput.. Kakak besok sama Zera juga mau ke toko buku" sip. Setelah ini akan ada siasat anak muda.

"trus Abang pulang sama siapa?"

"ada Karman.. Kan dia searah sama Abang, ngelewatin rumah kita juga.

"yaudah kalo gitu.. Kalian hati hati besok, inget kalo udah selesai langsung pulang"

"iya Bunda.."

Arsyadhr
Sudah sampai rumah?

Sudah sayang

Besok pulang sekolah sibuk?

Ngga, kenapa?

Sama ko ga sibuk
Y-ya gapapa

Pulang sekolah sama gue aja
Besok gue ajak main

M-main kemana?

Ada besok
See you cantik
Kabarin ya kalo bisa telfon

Bisa sih cuma gue gamau telfon sama lo

Gajadi pulang sama gue besok

Ngeselin
Bai

💟stiker

*****


Gasss troosss




Jodoh Dari AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang