solaria

237 20 1
                                    

HARKA POV

Sialnya sedari tadi Nasywa terus mengikutiku, bahkan saat rapat collabs MPK Osis pun dia sibuk mengcaper kepadaku. Geli diikutin terus, ditempelin terus.

Aku melihat Arsya disini, dia tampak tenang duduk di depan ku. Bahkan sesekali dia mengajakku bicara, tatapannya selalu serius dan bicaranya juga tak basa basi. Tak terbayang jika nanti ia tau hubunganku dan kakaknya.

"bisa ga si gausah nempel nempel?" tanyaku geram pada Nasywa yang malah sibuk berfoto selfie.

"gabisa soalnya Aku gabisa jauh dari Kamu"

Aku berdecak. Sialnya hari ini. Sudah Arsyi marah, sekarang? Manusia ini yang malah mengganggu ku sejak tadi.

"akan ada persembahan untuk Bapak dan Ibu Dewan DPR yang akan hadir minggu depan"

HARKA POV OFF

"IIIIHHHH ULET KEKET!" teriak ku sambil memukul lengan Zera

"aw aw sakit Ci sakit sakit"

"LO LIAT INI JER? INI LIAT PAKE MATA LO"

"iya iya buset mana sini"

Zera mengambil ponselku dan menganga melihat isi didalamnya "lah Nasywa poto di bahunya Harka?"

"BISA GA GAUSAH DISEBUT?!" ucapku semakin emosi

"yaudah yaudah santai gitu"

"ribet amat si pacaran.. Liat ginian aja cemburu"

Kudengar, Zera menghembuskan nafasnya pasrah. Ia mendekat kearah ku dan menatapku cukup dalam.

"kan lu baru pertama kali pacaran.. Jadi gini Ci"

"ya masa orang pacaran trus jadi cemburuan"

"ya iyalah tandanya lo ngerasa memiliki dia.. Ah ribet kali ngasih tau anak Bunda ini"

Aku hanya mengangguk sambil berfikir "tapi tetep aja sakit Jer"

Mungkin bagi yang lain ini alay. Tapi bukankah wajar untukku bila sampai menangis hanya karna melihat bahu Harka dipinjam Nasywa?

"telfon Harka buru!" ucap Zera pada salah satu teman ku.

Zera mungkin sudah kewalahan menenangkan ku yang sejak tadi menangis. Bahkan saat ini dimejaku telah ramai orang orang untuk memberikan kata kata mutiara mereka.

Tak berselang lama, Harka datang ke kelasku dengan membawa setangkai bunga yang entah darimana ia dapatkan.

"minggir" ucap Harka mengusir manusia didepan ku

Aku menatap Harka dengan tatapan marah "ngapain si kan udah putus" air mataku kembali jatuh sejak saat mengucapkan jata terakhir itu.

"emang Aku setuju?"

"ya belum tapi Kamu jahat" tangis ku semakin jadi

"hei cantik" ia mendekatkan badannya kedepan kearahku "pacaran itu adalah dua pihak yang saling menyetujui.. Kalo ini kan Aku ga setuju jadi ya ga putus"

"ga putus ga putus, kamu gatau rasanya liat ini" Aku menunjukan story Nasywa yang berfoto selfie di bahu Harka

Harka pun ternganga. Ia berdecak dan mengacak rambutnya kasar.

"apa? Kamu juga diem kan pas dia nempel nempel kamu"

"Aku gatau kalo dia buat story sayang.. Tadi ya aku diem karna gamau ada keributan"

"iya disana gada keributan, disini yang ribut sama hati!"

Harka mengelus kepalaku dengan lembut dan menyelipkan setangkai bunga itu ditelingaku "hei cantik, Aku ga respon dia.. tadi Arsya didepan Aku. daripada Dia bongkar semuanya mending Aku diem kan?"

Jodoh Dari AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang