Jemput

296 28 1
                                    

"sekarang harus cari alesan apa? Gimana kalo ada yang liat ternyata Aku dijemput cowo?"

Pikiran ku penuh dengan semua cara cara untuk memudahkan Harka bisa menjemputku hari ini.

Sarapan pagiku ditemani lamunan untuk beralasan. Huh! Tak pernah pacaran dan sekalinya pacaran seribet ini.

"Kak.." panggil Ayah yang duduk di depan ku "kenapa bengong? Sarapannya dimakan loh udah siang ini nanti terlambat"

"H-hah i-iya.." hampir saja Ayah curiga. Dengan pikiran yang masih terus berpikir, Aku melanjutkan sarapanku.

Sesaat setelah sarapan, perasaanku makin tak tenang. Jika nanti Harka datang diwaktu yang tak tepat dan Ayah melihatnya? Arrrggg bingung.

Tinn..

Aku mendengar suara motor Zera. Pandanganku mencari Zera dan ternyata itu memang Zera. Ia datang menjemputku.

Aku keluar dari rumahku dan menghampiri Zera yang melangkah masuk kedalam pekarangan rumah.

"gue ga suruh lo jemput gue" ucapku bingung. Pasalnya jika ingin jemput pasti Zera selalu bilang.

"siapa Kak?" panggil Bunda yang langsung menghampiriku diluar "oh Zera"

"Assalamualaikum Bunda" ucap Zera menyalami Bunda

"Waalaikumsalam.. Mau jemput Aci ya?" tanya Bunda.

"Iya Bund... Sekalian nanti sore mau ajak Aci nemenin Zera nonton" Aku terkejut mendengar ucapan Zera yang tak ada kompromi dengan ku.

Aku menatap Zera lekat lekat, ia hanya melontarkan senyuman yang memintaku untuk diam.

Aku memilih untuk diam dan menurut apa kata Zera. Dengan segera aku masuk kedalam rumah dan mengambil tas ku.

"pamit dulu Bund.." Aku menyalami Bunda dan berjalan keluar pekarangan rumah.

Kulihat Arsya juga keluar bersama Ayah, jadi dia di antar Ayah.

***

"Harka yang suruh?" tanya ku pada Zera saat kami sudah berjalan menuju sekolah.

Zera hanya mengangguk. "gue kaya gini karna ga pengen liat lu ga menikmati hubungan lu, karna gue tau rasanya"

"aaaaa makasiiii bestii" aku memeluk Zera setelah mendengar penuturannya. Tapi ada yang aneh, ini bukan arah menuju sekolah yang biasanya kulewati.

"k-ko? Kan lurus bisa Jer" Zera diam dan berhenti di pinggir jalan yang dimana ada motor Harka.

"udah tau kan alasannya?" tanya Zera. Aku mengangguk.

"hai Ratu" sapa Harka pada ku

"Hii Riti" ucap Zera menye menye "tar sore kabarin gue kalian pulang jam berapa, kita ketemu disini" sambungnya lalu meninggalkan kami berdua.

Saat ini tinggal Aku dan Harka. Aku malu, sedari tadi Harka hanya menunduk dan menatapku. Aku ga pendek kok, dia aja yang ketinggian.

"kenapa gamau natap?" tanya Harka sambil mengelus rambutku

"emang kalo natap dapet apa?" tanya ku yang masih menunduk

"maunya?"

Aku memberanikan diri mengangkat kepalaku. Menatap mata seseorang yang sejak tadi menatapku. Aku jatuh kedalam tatapannya.

"mau apa cantik?" tatapnya

Tanpa aba aba Aku langsung memeluknya dengan erat. Membuat kepalaku tenggelam di bahu nya.

"gini ya rasanya pacaran" ucapku tanpa melepas pelukan dan bahkan Aku merasakan Harka mengelus rambutku dan membalas pelukan ku.

"Bahagia?" tanya nya dan Aku mengangguk

"Aku lebih Bahagia liat kamu Bahagia" dapat kurasakan, Harka mengecup pucuk kepalaku cukup lama "berangkat?" aku mengangguk.

Aku melepaskan pelukannya dan membiarkan Harka memakaikan helm di kepalaku. Setelahnya Aku dan Harka langsung berangkat menuju sekolah dengan jalan yang berbeda.

Harka membawa ku ke parkiran belakang sekolah. Padahal jaraknya cukup jauh untuk masuk ke sekolah, tapi dia sepertinya sudah biasa.

Aku melihat ada sekelompok laki laki, teman teman Harka dan Harka justru mengenalkan ku pada mereka. Sudah kenal sih, lebih tepatnya memberi tau kalau Aku adalah kekasihnya.

"ummm Harka" panggilku ketika Harka masih sibuk dengan teman temannya

Harka menoleh "kenapa sayang?"

"Aku mau ke kelas.. Takut Arsya nyariin" Harka mengangguk lalu berpamitan pada teman temannya.

Harka mengantarku hingga depan kelas ku. Ia menatapku dengan amat dalam, Aku pun ikut menatapnya.

"Aku marah kalau kamu deket sama laki laki selain keluarga kamu, panggil Aku ya kalau ada yang nakal sama kamu" ucap Harka sambil membenahi rambutku yang berantakan karna helmnya.

Aku diam sambil sesekali mengangguk "jangan nakal ya cantik.. Kalo Ratu nakal nanti Raja nangis"

"iya Harka iya" sahutku sambil sedikit merapikan rambut Harka yang sedikit berantakan.

"Ci, masuk" panggil Zera di dalam. Aku menengok dan mengangguk padanya.

"Aku masuk dulu ya" pamitku pada Harka dan langsung masuk kedalam kelas ku.

"Ci" Panggil Harka. Aku berbalik menatapnya

"jangan nakal" ucapnya lalu pergi dari depan kelas.

Aku diam dan memperhatikan sekitar yang ternyata mereka semua memperhatikan ku dan Harka.

"K-kenapa?" tanya ku

"Lu bucin anjir"
"oohh gini murid pinter pacaran"
"ga nyangka gua si Harka berani"
Begitulah kira kira suara riuh gemuruh kelas ketika melihat Aku pertama kali punya pacar.

Aku hanya tersenyum dan berjalan menuju bangku ku dengan sedikit menahan malu karna mreka liat tadi.




Jodoh Dari AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang