AUTHOR POV
"jangan lama lama ya kak.. Takut ayah sama bunda nyariin" ucap Arsya yang sebenarnya sudah tak betah berada di mall
Arsya memang seseorang yang tak suka membuang waktu ditempat seperti ini. Ia lebih menyukai alam terbuka karna menurutnya itu lebih alami.
"kita ke deka dulu katanya kamu laper kan.. Sekalian beliin ayah sama bunda" sahut Arsyi membenahi seragamnya
Arsya mengangguk dan seperti mengingat sesuatu "kakak gajadi cari buku? Bukannya tadi bilang mau cari buku"
Yap, Arsya ingat perkataan kakaknya itu. Arsyi cukup panik mendengar pertanyaan Arsya yang begitu tiba tiba dan tak terpikirkan akan mengingat itu.
Arsyi berusaha tenang dan sedikit tersenyum pada Arsya "nanti aja sama ayah biar gratisan" oke satu masalah selesai.
Arsya cukup percaya dengan jawaban itu dan memilih jalan duluan keluar dari timezone.
Mereka berjalan beriringan, Arsya dan Zera didepan. Sedangkan Harka dan Arsyi dibelakangnya. Peran Zera sangat berguna disini, Zera selalu mencari perhatian Arsya agar Arsya tidak tiba tiba menoleh kebelakang.
"Sya.. Lo kaya ga suka gitu disini" ucap Zera memecah keheningan mereka berempat
"bukan ga suka.. Cuma kurang nyaman" sahut Arsya dengan singkat
"trus lo nyaman nya dimana?" tanya Zera lagi, oke sepertinya mereka berdua akan bercakap panjang
"gue lebih nyaman di alam terbuka.. Paling sering sih Priok, liat kapal karam dan laut lepas"
"kapal? Itu kan baja.. Bau besi, bau oli.. Lo suka?"
"bagi gue aroma itu yang bikin gue tenang dan ngerasa refresh.. Mungkin lo ga suka, tapi bukan berarti lo gamau kesana kan?"
"iyasih.. Ga suka bau oli, ga suka laut juga suka nya pantai"
"mungkin selera kita beda Zer.."
"iya emang selera kita beda.. Tapi perasaan kita boleh sama kan" celetuk Zera diluar pikirannya.
"perasaan lo kan sama Harka" sahut Arsya menatap Zera yang membuat Zera sadar akan perkataannya.
"gue bilang apa tadi lah?" batin Zera mendengar penuturan Arsya.
Zera berbalik, menatap Arsyi dan membiarkan Arsya dan Harka jalan duluan.
"apa?" tanya Arsyi heran
"Arsya bilang perasaan gue sama Harka" rengek Zera pada Arsyi
"lah? Lu bilang apa emang?" Zera menggeleng tak tau "trus kenapa jadi sama Harka"
"aaaaaaa maunya sama Arsya" rengeknya yang makin menjadi
Arsyi yang malu dengan hal itu memilih pergi meninggalkan Zera yang masih merengek seperti anak kecil.
"maunya Arsya ciiii.. Mau Arsya" rengeknya lagi
"iya nanti gue kasih Arsya" sahut Arsyi "kalo Arsya nya mau" sambung Arsyi yang membuat Zera makin merengek.
Zera berhenti merengek setelah melihat dirinya sudah dekat dengan tempat Arsya menunggu. Didepan gerai Roti Deka.
"ngobrol apa disana?" tanya Harka pada Arsyi
"minta balon dia" sahut Arsyi memberikan kode mata pada Harka agar tidak mendekat karna Arsya memperhatikan selalu.
Selagi Arsyi Zera dan Harka memilih roti, Arsya justru sibuk memperhatikan area luar loby. Memang Roti Deka terletak di loby pintu keluar mall ini.
Arsya tak menghiraukan ketiga orang tersebut, ia memilih untuk keluar loby dan menghampiri apa yang jadi pusat pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dari Ayah
Random"ada dua pilihan untuk Kakak tentang siapa yang Kakak pilih untuk jadi pendamping Kakak seumur hidup.. Ayah percaya pilihan Kakak adalah pilihan terbaik" ucap Adi yang masih mengelus kepala Putrinya itu Putrinya itu bingung. Dia takut salah pilih da...