sakit

380 28 1
                                    

Dhamira POV

"Cepet sehat ya buat Arsyi" ucap Yeri yang selesai membenahi Arsyi.

"Makasih ya"

Yeri pamit dan kini tinggal aku dan Mas Adi yang sedari tadi duduk di samping Arsyi memegangi tangan kanan Arsyi.

"Anaknya nelfon itu diangkat" ucapnya tiba tiba

"Hpnya tertinggal di ruangan Yeri tadi mas.." sahutku

"Bisa banget hp di tinggal sembarangan.. udah tau hp itu penting. Sekarang anak aku jadi gini kan"

"Anak kita mas.. mas ngerasa sedih aku jug ikut sedih"

Aku tak menyalahkan sikap suamiku. Ia hanya khawatir terhadap putrinya dan akan selalu seperti ini.

Aku paham soal emosinya kali ini. Tak memperpanjang masalah, aku menghampirinya.

"Aku minta maaf kalo aku lalai jaga anak anak... Tapi aku selalu berusaha kasih yang terbaik buat anak anak, mereka sudah besar.. kita cuma perlu tuntun mereka bukan langgar mereka mas" ucapku seraya mengelus pundaknya

"Beda untuk Arsyi... Arsyi tetap anak aku sampai di menikah" sahutnya

Aku menghembuskan nafas pasrah mendengar perkataannya. Ia tak salah dan tak juga benar.

Aku mengecup pipinya cukup lama. Membiarkan ia merasakan kecupan tulus itu.

"Setiap ayah akan selalu gitu kan terhadap anak perempuannya?" Ucapnya menatapku

Aku mengangguk dan memeluknya

"Kita gaboleh saling menyalahkan apalagi salahin diri kita.. sekarang waktunya kita jaga Arsyi.. ya anggap aja seperti Arsyi jatuh waktu kecil karna kita ga perhatiin Arsyi main sepeda sama Arsya"

Mas Adi luluh. Ia kembali hangat setelah memelukku. Aku merasakan punggungnya bergetar. Oh suami ku menangis karna takut putrinya kenapa napa.

"Gapapa mas.. mas ga gagal, kita ga gagal.. mungkin Arsyi diminta istirahat kan" aku kembali menenangkan nya.

Yap, suami ku selalu lemah jika berurusan dengan putri kecilnya.

"Cup cup sudah sayang.. nanti kalo ada yang masuk sini trus liat ayahnya anak anak nangis gimana"

Mas Adi melepas peluknya. Ia mengusap air mata nya dan mencoba menatapku.

"Semua ayah sama ya? Jadi cengeng soal anak perempuannya" kekeh ku

Mas Adi pun ikut terkekeh sambil berusaha menahan tangisnya.

"Aku ga tau salahku apa sampe anakku sakit" ucapnya menatap Arsyi

"Ada satu hal yang Arsyi ga ceritain.. Yeri bilang Arsyi minum air yang sifat garam nya tinggi dan itu dalam jumlah besar sekali minum" jelasku

"Loh?"

"Nanti aku tanyain sama Zera.. aku telfon mama sama papa dulu ya ngabarin"

"Mas juga telfon ayah sama ibu"

***

"Ayah.." lirih Arsyi memanggil Mas Adi

"Ayah.." panggilnya lagi

Aku melihat Mas Adi tertidur disampingnya. Dengan perlahan aku membangunkann Mas Adi.

"Ayah.." panggilnya lagi

Mas Adi mendekat dan memegang tangan Arsyi "ayah disini nak.."

"Bunda.." panggilnya

"Iya sayang.. jangan banyak gerak dulu nak"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jodoh Dari AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang