asin

109 12 0
                                    

Aku memegang erat tangan Jera, berharap air itu tersisa sedikit saat sudah sampai padaku dan giliran ku meminumnya.

Jera yang paham hal itu pun menenangkan ku dengan jarinya yang sedikit mengelus tanganku.

"Terus sampai habis" ucap Kang Yugo yang sedari tadi memperhatikan kami "jangan buang buang air! Mubazir!" tegasnya setelah melihat ada yang melepehkan air itu.

Dulu, aku pernah mencicipi air asin pantai kara tak sengaja tertelan. Rasanya sangat asin, bagaimana dengan ini yang bahkan harus meminumnya sampai habis.

"Udah abis belum Je?" Tanyaku pada Jera.

Jera sedikit menengok ke belakang karna kebetulan botol itu sudah tepat di belakangku

"Semoga" ucap Jera menunduk.

Perasanku tak enak untuk ini. Apa mungkin aku akan jadi orang yang meminum air itu paling banyak?

"Gue percaya kalian mau bantu gue sama Arsyi" ucap Jera pada teman teman samping nya, karna botol itu sudah ada dibarisan kami.

Aku terkejut melihat botol itu yang masih berisikan setengah. Itu masih banyak sekali untuk 6 orang terakhir.

"Jangan di muntahin... Plis" doaku dan Jera bersamaan.

Tangan kami semakin kuat genggam satu sama lain, hingga botol itu sampai di tangan Jera.

Masih cukup banyak untuk aku dan Jera menghabiskan itu. Belum lagi air itu pasti sangat asin.

"Harus habis!" Ucap Kang Yugo di belakang sana

Jera melirikku dan mulai meminumnya. Belum sampai ia telan, raut wajahnya sudah ingin memuntahkan air garam itu.

Tapi ia memaksa menelannya dengan ekspresi tersiksa. Sedikit sedikit Jera meneguk air itu walau dengan paksaan.

"Jangan dipaksa kalo udah ga sanggup" pasrahku setelah melihat bibir Jera yang pucat karna air itu.

Jera tetap meneguknya hingga tegukan ke 5, ia memuntahkannya. Aku menghembuskan nafas dalam berterimakasih pada Jera yang membantuku mengurangi air itu.

Walaupun masih ada sekitar 200 ml. Aku mengambil botol itu, bersiap untuk meminumnya. Aku berfikir untuk meminumnya sekali teguk.

"Bismilah" dengan memejamkan mata dan menahan rasa asin yang amat sangat karna garam yang masih sedikit menggumpal dibawah, aku meneguk habis air itu.

Setelah meneguknya habis, lambungku terasa tak enak dan seperti menolak air itu. Aku tak kuat, ingin memuntahkannya. Tapi Dika menutup mulutku dengan tangannya. Cukup kuat.

"Maaf.. tapi gue ga mau ada hukuman lagi Ci"

Aku mengangguk pasrah. Saat dirasa sudah enakan, aku meminta Dika untuk melepaskan tangannya dari mulutku.

"Sudah habis?" Tanya Kang Yugo kembali ke depan kami

"SIAP SUDAH!"

*****

AUTHOR POV

"Lo gapapa kan Je" tanya Arsyi begitu sampai di depan rumahnya

"Gapapa Ci.. Justru gue yang harus nanya, lo gapapa kan? Lo yang minum paling banyak tadi" sahut Jera memperhatikan sahabatnya yang sudah lemas

Arsyi mengangguk "ati ati dijalan lo"

"Iya gue ati ati banget... Lo langsung bersih bersih trus kalo bisa muntahin air asin itu. Kasian lambung lo"

Arsyi mengangguk dan melambaikan tangannya. Ia berjalan gontai menuju kedalam rumahnya, sedangkan Jera sudah pergi mengendarai motornya.

"Assalamualaikum" ucap Arsyi memasuki rumahnya

Jodoh Dari AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang