52 / Pain

3.1K 347 70
                                    

CHAPTERNYA PANJANG, TAPI AKU MOHON JANGAN DI SKIP!

Ini adalah Chapter sebelum ending.

~JENTAKA~

"Jungwon!"

Bilik kamar dibuka dengan kasar, Jay menelisik isi kamar yang kosong. Dia lantas beralih pada lemari dan menemukan bahwa sebagian baju Jungwon telah menghilang dari tempat yang seharusnya. Ini tidak benar, dia tidak terlambat untuk menjelaskan semuanya, 'kan? Jungwon pasti akan kembali dan mendengarkan segala penjelasannya. Ya, itu benar. Jungwon tidak mungkin pergi, bersama sebagian hatinya yang sudah Jungwon curi.

Jay mendekat ke sudut ruang. Dia merunduk dan mengambil sebuah benda yang hancur di atas lantai. Dari kerusakannya, ini bukanlah sebab terjatuh. Melainkan lemparan yang sangat kuat sebelum menabrak dinding dan jatuh ke lantai. Jay mengenali ponsel ini, Jungwon meninggalkan ponselnya begitu saja.

Jay meremas ponsel itu dan berusaha menarik nafas dengan normal. Dia tidak boleh terlalu cepat menyimpulkan, bisa saja Jungwon hanya pergi ke rumah Mama dan Papanya. Jay akan segera menyusul Jungwon setelah ini.

Asisten rumah tangga hanya datang setiap pagi hari dan pulang saat sore hari. Jadi, kemungkinan mereka tidak tahu menahu tentang kepergian Jungwon. Kali ini Jay yakin kalau Jungwon benar-benar kabur dari rumah, terbukti dengan sebagian baju Jean yang juga lenyap bersama dengan hilangnya dua sosok itu.

Jay mengeluarkan mobilnya dan menancap gas menuju rumah orang tuanya. Semoga saja benar Jungwon ada di sana, Jay akan sangat bersyukur jika harapannya itu terkabul. Dia tidak mempermasalahkan jika Jungwon ingin memukul atau menamparnya berulang. Dosanya begitu besar, sampai rasanya tamparan saja kurang untuk menebus kesalahannya pada Jungwon.

"Loh, Den Jay? Silahkan masuk, Den. Tuan dan Nyonya sudah menunggu dari tadi malam.." Bi Yuni menyambutnya dari halaman depan.

Jay melenggang masuk tanpa membalas sambutan dari Bi Yuni. Langkahnya yang terburu-buru memancing keingintahuan dari Bi Yuni yang mengikutinya dari belakang.

Jay melihat Yoongi yang sedang bersantai di ruang keluarga, Mamanya itu tengah menonton film keluaran terbaru bergenre horor. Pantas saja tidak menoleh sama sekali, padahal Jay membuat kebisingan dengan ketukan langkah kakinya yang cepat.

"Ma," panggil Jay membuat Yoongi menoleh.

"Jay? Kok kamu datang sendirian, Jungwon sama Jean mana?" tanya Yoongi.

"Justru Jay ke sini mau cari Jungwon, Ma. Jungwon nggak ada di rumah, Jay nggak tau dia kemana sama Jean.." ujar Jay lirih. Pundaknya turun begitu mengetahui Jungwon tidak ada di sini. Lantas, kemana istrinya itu pergi?

"Apa? Coba kamu ulang sekali lagi." Yoongi bersiap dengan remot televisi.

"Jungwon pergi dari rumah." Jay mengulang sekali lagi. Detik berikutnya remot itu sudah terlempar mengenai tubuhnya dengan kencang, tenaga yang disalurkan saat remot itu terlempar tidak main-main.

"Kamu itu bego! Kamu kemana seharian kemarin, ha? Jungwon udah nunggu kamu, tapi kamu justru langgar janji sama dia!"

"Permasalahannya lebih rumit dari sekedar terlambat pulang, Ma." Jay memijat pangkal hidungnya frustasi. Otaknya serasa meledak memikirkan Jungwon serta Jean. Tubuhnya terlalu diforsir tanpa istirahat yang cukup.

"Maksud kamu?"

"Jay yang salah. Nggak seharusnya kemarin Jay ngulur waktu untuk pulang. Jay pergi ke bar malam. Mabuk berat. Ada yang jebak Jay, Ma. Jungwon salah paham."

"Tunggu, darimana Jungwon tau kamu ke bar?"

Jay mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan video yang dikirimkan Jungwon sebelum ponsel istrinya itu tidak bisa dihubungi lagi. Yoongi menyimak penuh tiap detik yang terlewat melalui ponsel anaknya. Segala emosi itu sulit diekspresikan secara gemblang. Kecewa, marah, sedih.

Jentaka ; Jaywon (DIBUKUKAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang