Thanks 25k pembacanya!
Sebelum baca, vote dan komen dulu.~JENTAKA~
"J-Jay.. Sejak kapan kamu di situ?"
Jungwon membalik tubuhnya untuk melihat eksistensi Jay yang sedang mengunyah permen karet. Lelaki itu tampak santai seperti tidak marah sama sekali karena berhasil memergoki Jungwon mengajak pembantu di rumahnya untuk berbohong.
"Sejak kamu bilang aku jarang makan buah," jawab Jay membuka tutup tempat sampah dengan kakinya dan membuang sisa permen karet di mulutnya.
"Sini liat tangan kamu."
Jay mengambil tangan Jungwon yang terkena pisau. Dia mendekatkan jari telunjuk Jungwon dan menutup luka gores itu dengan plester. Tatapan mata Jungwon tak lepas dari segala perhatian kecil yang Jay berikan untuknya, rasanya senang dan malu di saat yang bersamaan.
"Kamu nggak marah?" tanya Jungwon saat Jay menurunkan tangannya begitu saja setelah selesai membalut jarinya.
"Marah, tapi bisa aku tahan. Jangan diulangin lagi, ya? Tugas kamu jaga Jean seharian aja udah capek, nggak perlu ikutan masak apalagi beberes rumah. Aku nggak mau kamu sakit," tegas Jay sembari menggenggam kedua tangan Jungwon erat.
"Maafin aku."
"Iya, jangan nunduk gitu dong. Kita ke kamar yuk liat Jean.. Aku langsung pulang waktu bel karena kamu ngirimin foto Jean udah bisa tengkurap, seneng banget liatnya."
"Tapi Jean baru tidur setengah jam." Jungwon menyela pergerakan Jay yang terus menyeretnya menuju kamar.
"JEAANN PAPA PULANG!"
Jay tidak memperdulikan ucapan Jungwon. Begitu dia membuka pintu kamar, terpampanglah Jean yang sedang berkedip-kedip menatap orang tuanya yang langsung mengerubungi dirinya.
"Jean nggak tidur tuh, kamu bohong ya?"
"Tadi tidur tau, gara-gara kamu teriak makanya dia bangun!"
Jay tertawa, dia mengangkat tubuh Jean yang ringan baginya. Jean terlihat tenang di gendongan Jay, padahal ayahnya itu belum berganti pakaian. Pasti masih bau keringat, kadang Jungwon heran dengan anaknya itu. Sepertinya dia benar-benar anak Papa.
"Kamu nggak boleh gendong Jean! Mandi dulu, ganti baju yang wangi, nanti Jean kena kuman!"
Jungwon merebut Jean dari gendongan Jay. Suaminya itu teledor sekali, padahal kulit Jean itu sangat sensitif dengan kotoran, tapi dia malah menggendong Jean dengan kondisi berkeringat.
"Nanti kalo aku mandi, kamu tambah cinta sama aku gimana?"
"Jay.." geram Jungwon marah.
"Iya-iya aku mandi, kamu galak banget!" sungut Jay berjalan ke kamar mandi setelah membubuhkan ciuman singkat pada pipi Jean.
Jungwon mendecak, dia mengelap pipi Jean dengan tissu karena takut anaknya tidak nyaman dengan ciuman Jay. Dia duduk di tepian ranjang dan menaruh Jean dengan posisi terlentang.
"Papa kamu mandinya lama banget, mirip perempuan," ujar Jungwon pada Jean yang hanya membalas dengan gumaman random.
Drrrtt..
Jungwon melirik keberadaan ponselnya yang berbunyi di atas nakas. Nomor asing, dia merasa tidak mempunyai teman atau kerabat yang tinggal di Jerman, tapi kenapa ada nomor Jerman yang menelfon ke ponselnya?
"Hello, who's there?" Jungwon mengganjal ponselnya di tellinga dengan pundak.
"Long time no see." Suara bariton itu sukses membuat Jungwon membisu. Bahkan pergerakan Jean di sebelahnya sudah tak lagi dihiraukan, Jungwon sibuk memegangi ponselnya sambil beranjak dari ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jentaka ; Jaywon (DIBUKUKAN)
Hayran Kurgu"Denger, ya. Gue cuma mau anak itu yang mati, bukan lo." *** Jungwon Baskara, siswa kelas 2 SMA, anggota ekskul taekwondo yang mumpuni dari segi kepintaran, juga merupakan murid beasiswa. Sebuah kejadian saat acara study tour membuatnya terancam dik...