19 / Hoodie

3.6K 521 109
                                    

Sebelum baca vote dulu, komen.

~JENTAKA~

"Jay, perut aku udah besar banget hueee."

Jungwon mengadu pada Jay yang sibuk berkendara. Jay merotasi mata malas mendengar rengekan Jungwon, pasalnya sudah lebih dari sepuluh kali Jungwon mengatakan hal yang sama.

Memang perut Jungwon sudah terlihat jika sedang hamil, tapi percayalah Jungwon berhasil menutupinya dengan baik menggunakan hoodie hitam dengan tudung kepala.

"Nanti lo bawa tasnya di depan aja, biar nutupin perut lo kalo malu," saran Jay.

"Benar nggak keliatan?" Jungwon bertanya sambil memindahkan tasnya ke depan.

"Nggak, Jungwon. Anak-anak kelas pada bego, otak mereka nggak bakal sampe buat nyimpulin lo lagi hamil," timpal Jay.

Jungwon menarik nafasnya dan membuka pintu mobil Jay, anak-anak lain sudah tidak seterkejut awal saat melihat Jungwon dan Jay berangkat satu mobil. Entah apa berita yang sudah mereka telan hingga terbiasa seperti itu, Jay hanya mengumumkan kalau dia dan Jungwon sebenarnya sudah berpacaran sejak study tour sekolah dan baru mengumbar hubungan mereka ke anak sekolah sekarang.

Jungwon baru saja ingin membelokkan langkah ke koridor penghubung kantin, tapi Jay menahan hoodienya dari belakang.

"Aku mau beli jus alpukat!" Jungwon meronta. Interaksi mereka seperti tuan dan kucing.

"Di kantin belum tentu higienis, Jungwon. Nanti aja minum jusnya pas pulang sekolah," bujuk Jay menarik tangan Jungwon menaiki tangga.

"Di kintin bilim tinti higiinis jingwin, nyenyenye," gerutu Jungwon sepanjang jalan.

Jay menghela nafas sabar, menghadapi Jungwon akhir-akhir ini sedikit sulit karena pemuda itu lebih berani melawan perkataannya dan sedikit menyebalkan.

Jay menaruh tasnya di depan kelas dan duduk di kursinya yang ada pada deretan depan. Ulangan akhir ini berdasarkan nomor absen, dia kedapatan di ruang dua dengan bangku depan, sedangkan Jungwon satu baris di belakangnya.

Jungwon memundurkan meja hingga tidak ada jarak antara meja dan kursinya. Dia sengaja melakukan itu agar meja itu menutupi perutnya yang sudah membuncit.

Teman sekelasnya langsng berbondong-bondong masuk saat pengawas ulangan sudah menjejakkan kakinya di lantai kelas mereka. Guru itu menaruh dua map coklat besar pada meja dan meneliti satu persatu isi kelas.

"Jungwon, kenapa pakai Hoodie?"

Jungwon melotot, dia terkejut karena tiba-tiba namanya dipanggil oleh gurunya. Anak lelaki menyiapkan telinga untuk mendengar jawaban Jungwon, bagaimanapun Jungwon sedang disorot karena menjadi pacar Jay yang notabene-nya adalah most wanted sekolah.

"Saya--"

"Jungwon lagi sakit, Bu. Sebenarnya saya udah larang dia masuk, tapi Jungwon kukuh masuk karena nggak mau ikut ulangan susulan," potong Jay menyela perkataan Jungwon.

"Oke, ibu percaya sama Jungwon. Asal kalian tidak menyembunyikan contekan di dalam hoodie Jungwon, ya?"

Jungwon menarik nafas lega, dia menatap Jay yang sudah menyelamatkan nyawanya.

"Lihat di hadapan kalian sudah ada link soal pelajaran pertama. Waktu kalian 120 menit, dan saya minta kalian salin jawaban di kertas yang akan saya bagikan."

Demikian kertas-kertas itu mulai dibagikan satu persatu pada penghuni kelas. Ada dua lembar kertas yang diberikan, Jungwon menatap kertas itu dengan perasaan cemas.

Jentaka ; Jaywon (DIBUKUKAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang