35 / Serious

2.8K 413 48
                                    

Vote, komen.

~JENTAKA~

"Jungwon.." Jay mendadak merubah situasi. Dia menghadapkan mata Jungwon agar bertubrukan dengan matanya.

"Aku mau ngomong serius tentang kelanjutan pernikahan kita, tentang Jean juga."

Jungwon mendadak gugup, kenapa Jay sangat mudah membuat situasi yang tadinya cerah menjadi sangat menekan. Dia berusaha untuk tidak menatap mata Jay dengan mengalihkan pandangan acak ke penjuru ruangan.

"Jungwon, jujur aku panik banget waktu Jaemin nelfon aku dan bilang kalau kamu masuk rumah sakit. Padahal dulu aku yang pengen banget Jean pergi, tapi sekarang? Aku takut kalau tuhan ambil kalian dari aku."

"Disitu aku sadar, aku mulai nerima takdir Tuhan tentang kehadiran Jean di antara kita, termasuk nerima kamu jadi istri aku. Kalian itu anugerah Tuhan buat ngerubah aku jadi sosok yang lebih baik dan dewasa.."

Jungwon memberanikan diri untuk melihat Jay dengan intens, dia mencari kebohongan dalam mata Jay. Namun, hanya ada tatapan teduh yang membuatnya semakin tenggelam dalam pesona lelaki itu.

"Maksud kamu?"

"Setelah aku lulus sekolah nanti, aku mau kita gelar resepsi dan mempublikasikan hubungan kita ke publik. Semuanya, termasuk Jean."

Jungwon terkesiap, ucapan Jay seperti tidak memikirkannya dua kali. Lantang sekali lelaki itu berkata akan mengumbar pernikahan mereka ke publik, sedangkan respon masyarakat pasti lebih berat ke sindiran daripada dukungan.

"Jangan bercanda!" sentak Jungwon.

"Aku serius soal ini, Jungwon. Apa jangan-jangan kamu nggak mau orang-orang tau kita udah nikah?" Jay mempertanyakan ketersediaan Jungwon, dengan kata-kata seperti itu justru Jay seperti memanipulasi pemikiran Jungwon.

Kenapa Jungwon menganggapnya bercanda? Padahal dia begitu serius untuk memperkenalkan Jungwon sebagai istrinya. Sebagai orang yang merasa bersalah dan ingin menebus dosa, Jay sangat takut jika Jungwon hanya ingin bertahan padanya sampai anak mereka lahir. Setelah itu, Jungwon akan pergi dan mencari orang yang dicintainya.

Setakut itu, padahal dulu dia yang sangat menolak untuk dinikahi dengan Jungwon.

"B-bukan gitu, aku cuma takut aja."

"Takut kenapa, sih?"

Jungwon menghela nafas, dia kira Jay akan langsung mengerti perkataannya. Tapi nol besar, susah berbicara pada manusia yang iq-nya telah tiarap.

"Maksud aku, kalau kamu mempublikasikan pernikahan kita belum tentu masyarakat akan nerima. Kamu tau kalau aku ini nggak jelas asal-usulnya, 'kan? Bisa aja itu jadi boomerang buat aku kedepannya, mereka pasti mulai cari seluk-beluk identitas aku sampai ke akar. Aku takut bukan cuma aku yang dirugiin."

Selain itu pula, dia belum siap untuk merubah gaya hidupnya, Apalagi sampai tahan banting cibiran masyarakat. Semuanya masih begitu rumit, Jungwon tidak terbiasa hidup dikekang oleh golongan dan diikuti awak media.

Semua aktivitas mereka akan menjadi sumber penghasilan bagi reporter dan wartawan. Tapi bukan itu poin pentingnya, melainkan privasinya yang terusik. Memangnya kenapa kalau dia menikah dengan Jay? Apa karena suaminya itu orang terkenal dan mumpuni dalam segi finansial, sehingga hanya pantas disandingkan oleh orang yang sama pula?

Dangkal sekali pemikiran masyarakat kolot di negara ini. Tuhan saja menciptakan mereka untuk saling melengkapi dan mengerti, tapi kenapa justru hubungannya dijegal begitu kuat. Meski belum diumbar, tapi Jungwon tahu jelas bagaimana nasibnya kelak.

Jentaka ; Jaywon (DIBUKUKAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang