~JENTAKA~
Jungwon meremas kuat tangannya dibalik sweater tebal yang dia kenakan. Pandangannya resah melirik kesana kemari, bahkan dia menghiraukan eksistensi Jay di sampingnya.
Tak lama kemudian, datanglah sepasang suami istri dengan langkah tergesa menuruni tangga. Sang suami berdiri di depan Jay dan menarik kerah lelaki itu hingga berdiri dan menghadap ke arahnya.
"Papa kecewa sama kamu, Jay!"
Bugh!
Bugh!Dua tinjuan mendarat tepat di perut dan dada Jay, dia terjatuh ke lantai sambil memegangi dadanya yang terasa sakit. Jay terbatuk darah ke lantai, dia berusaha bangkit berdiri.
"Ayo pukul Jay, Pa."
Bugh!
"Papa nggak pernah ngajarin kamu hancurin mimpi orang lain!"
Bugh!
"Kesalahan kamu itu fatal untuk nama baik keluarga kita, Jay!"
Bugh!
"HENTIKAN!" Yoongi berteriak lantang, suaminya itu seperti orang kesetanan saat memukuli anaknya.
Jungwon bahkan sudah menangis, emosinya tidak stabil akhir-akhir ini. Melihat Jay dipukuli saja dia langsung terisak, mungkin bawaan kehamilannya.
Yoongi melirik Jungwon sekilas, dia mendecih sinis. "Gara-gara dirimu, anakku harus mendapatkan hal ini." Dia berkata pedas pada Jungwon.
Jungwon yang tidak tahu apa-apa hanya terdiam dan menundukkan kepala. Mereka ada di sini karena orang tua Jay sudah mengetahui perbuatan anaknya. Jungwon sudah memikirkan kalau ini bukanlah keputusan yang baik, datang ke sini sama saja dengan bunuh diri.
"Segera kita atur pernikahan mereka, jangan sampai kejadian yang dulu terulang kembali." Jimin berkata tegas pada Yoongi.
Yoongi mengangguk pasrah, perintah suaminya adalah suatu keharusan yang tidak bisa dibantah. Dia mencengkram tangan Jungwon dan menarik pemuda itu agar mengikuti langkahnya mendekati Jay dan Jimin.
"Jay, kamu nggak apa-apa?" Jungwon memberanikan diri untuk bertanya. Jay menatapnya dengan tatapan datar, tapi tangannya terulur untuk meminta bantuan.
Jungwon membantu Jay berdiri, lelaki itu merangkul bahu Jungwon yang lebih kecil darinya untuk topangan berdiri. Dia menatap kedua orang tuanya yang malah ingin menikahkannya dengan Jungwon. Apa mereka tidak tahu kalau Jungwon ini tidak jelas asal usulnya?
"Ma, Pa, kok malah mau nikahin Jay sama dia sih?" Jay melayangkan penolakan.
"Karena dia lagi hamil anakmu, Jay!" Jimin berkata sambil menunjuk-nunjuk wajah Jay emosi. Yoongi mengelus bahu sang suami agar lebih tenang dalam merumuskan keputusan.
"Dulu kak Jeff juga ada di posisi ini, tapi kalian malah nyuruh pacarnya aborsi!" Jay mulai membandingkan kasusnya dengan kasus kakak tirinya yang tidak jauh berbeda.
"Oleh karena itu, kami menyesal!" Yoongi menyentak sinis.
"Karena kejadian itu, kakakmu tidak pernah lagi sudi untuk pulang ke rumah ini. Bahkan, dia tidak pernah terlihat dan menutup diri dari keluarganya. Kami menyesal, Jay." Jimin menurunkan sedikit rasa egonya.
"Untuk mencegah hal yang sama terjadi, kami akan menikahkan kalian." Putus Jimin final.
"Tapi itu belum tentu anak Jay, Pa!"
Plakk!
"Kenapa kamu menjadi lelaki brengsek seperti ini, Jay?!"
"TAMPAR AJA TERUS, BUNUH JAY SEKALIAN. BIAR KALIAN NGGAK MALU!"
"Anak kurang aj—"
Grepp!
Jungwon menahan tangan Jimin yang ingin menampar Jay lagi, Jimin terkejut karena aksi Jungwon yang tiba-tiba. Begitu juga Yoongi, dia melotot karena Jungwon berani mengambil keputusan disaat yang mencengangkan.
"Berhenti pukul Jay, om. Ini bukan salah dia, tapi salah kami berdua."
"Bagus deh kalo sadar diri." Jay mencibir.
Jimin menurunkan tangannya, dia menstabilkan nafas dan menatap Jungwon datar. "Kamu yang namanya Jungwon?" Yang dibalas anggukan.
"Saya sudah banyak menggali informasi tentang kamu, jadi jangan main-main dengan keluarga ini." Jimin mengancam.
Jungwon meremas tangan Jay di bahunya, dia gugup karena berhadapan langsung dengan Jimin ternyata semenyeramkankan ini.
"Pernikahan kalian digelar bulan ini, siap tidak siap kalian harus menerimanya."
Jay menjatuhkan rahangnya, apa kata Papanya tadi? Pasti papanya sudah gila, satu bulan itu bahkan tidak cukup untuk perkenalan.
Jungwon merasakan tepukan hangat pada bahunya, ternyata itu ulah Jimin yang tersenyum ke arahnya.
"Jangan terlalu tegang, aku atas nama Jay meminta maaf yang sebesar-besarnya. Karena anakku ini, kamu harus kehilangan masa depan yang cerah."
Jungwon tidak bisa membalas apapun, dia hanya memainkan bajunya sendiri.
"Tapi, jika ternyata itu bukan anak Jay. Apa kamu bersedia untuk mempertanggungjawabkan tindakan kamu?" Jimin hanya ingin mengetes kemantapan hati Jungwon dalam meminta pertanggungjawaban anaknya.
"Saya, Jungwon Baskara. Bersedia menerima segala konsekuensi jika suatu saat terbukti berdusta pada keluarga ini."
~JENTAKA~
Thanks for 1k readers Jentaka! 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Jentaka ; Jaywon (DIBUKUKAN)
Fanfiction"Denger, ya. Gue cuma mau anak itu yang mati, bukan lo." *** Jungwon Baskara, siswa kelas 2 SMA, anggota ekskul taekwondo yang mumpuni dari segi kepintaran, juga merupakan murid beasiswa. Sebuah kejadian saat acara study tour membuatnya terancam dik...