[CHAPTER 1] Permintaan

18.5K 1.3K 33
                                    

JENO LEE POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JENO LEE POV

Aku menyesap kopi hitam yang tinggal setengah, memandang keluar jendela, di mana pemandangan di luar sana terasa lebih menarik dan mengabaikan sosok pria yang kini tampak memohon dengan putus asa, seolah aku adalah pilihan terakhir dan tidak ada pilihan lain selain diriku yang bisa menolongnya. Terdengar konyol sekali.

"Jangan memasang wajah melas seperti itu, aku tidak akan pernah setuju dengan permintaanmu itu, Mark!!" Tegasku mengulang jawaban yang sebelumnya sudah aku katakan.

Namun, sayangnya Mark masih tidak menyerah. Dia adalah sahabat baikku dan rekan bisnis yang selalu bekerja sama dan memberikan keuntungan yang tak sedikit, kami sudah sering saling membantu satu sama lain, namun kali ini aku tidak bisa begitu saja setuju dengan permintaan konyol yang ia ajukan.

"Aku mohon, Jeno. Aku tidak tahu lagi harus meminta tolong pada siapa hanya kau satu-satunya orang yang bisa aku percaya di dunia ini. Tolonglah Jeno, aku harus pergi ke London dan tidak ada yang menjaganya, dia hanya anak berusia 19 tahun yang sudah tidak memiliki keluarga." Mark sudah sangat frustrasi, aku bisa melihatnya, namun keputusanku masih tetap sama. Tentu aku punya alasan yang kuat mengapa tak menyetujui permintaannya yang kurasa sangatlah tidak masuk akal.

"Lalu apa hubungannya denganku? Kau yang harus bertanggung jawab atas dirinya bukan? Kau yang menyebabkan dia menjadi tidak punya keluarga, lalu sekarang kau mau melimpahkan tanggung jawab itu padaku?"

Mark mengacak rambutnya asal kemudian bersandar pada punggung kursi, "Aku tahu Jeno! Aku pun juga bukan tidak berusaha untuk bertanggung jawab tapi kau jelas tahu bahwa anak itu sangat membenciku karena hal itu dan dia bersikeras tidak ingin ikut denganku ke London, aku hanya ingin menghormati keputusannya dengan membiarkannya tetap tinggal di sini, tapi aku khawatir terjadi hal buruk dengannya saat aku tidak ada, itulah kenapa aku meminta bantuan mu, tolong biarkan dia tinggal di rumahmu untuk sementara waktu sampai urusanku selesai dan kembali, aku akan merasa tenang jika kau bersamanya." Kilatan kesungguhan tergambar jelas di mata Mark, hatiku sedikit tergerak, meski begitu aku masih belum bisa setuju.

Sungguh, aku tak ingin berurusan dengan siapapun yang tampak merepotkan, apalagi ia masih remaja.

Anak yang sedang kami bicarakan ini adalah seorang putra dari sepasang suami istri yang tanpa sengaja Mark tabrak saat mengendarai mobil, 2 Tahun yang lalu, meski sudah berusaha menyelamatkan nyawa kedua orang tua si anak, Tuhan berkehendak lain dan merenggut nyawa kedua orang tuanya. Sejak saat itu hakim memutuskan untuk Mark mengasuh anak itu, memenuhi semua kebutuhan hidupnya hingga ia berusia 21 Tahun dan bisa hidup mandiri.

"Mark kau tahu bukan, aku orang yang tidak suka di ganggu dan merasa kesal jika ada suara yang berisik apalagi saat aku sedang bekerja-"

"Kau tidak perlu khawatir akan hal itu, dia cukup pendiam dan tidak banyak menuntut, dia hanya akan minta ketika dia benar-benar butuh, aku jamin dia tidak akan mengganggumu sama sekali..."

Aku menarik napas panjang kemudian menghembuskan nya pelan, Mark sungguh memohon bantuan padaku, "Lalu, apa kau sudah bicara dengan anak itu? Apa dia setuju untuk tinggal denganku selama kau pergi?" Aku masih belum menyerah, sebab benar-benar enggan menerima permintaan yang kurasa tak menguntungkan sama sekali.

"Aku akan langsung memberitahunya setelah kau setuju, dia cukup penurut dan tidak suka sesuatu yang rumit, jadi kurasa ia akan mengerti, asal kau setuju maka semua selesai."

Sekali lagi, aku hanya bisa menghela napas, meskipun enggan akhirnya aku menyetujui permintaan konyolnya itu, "Baiklah, aku setuju untuk mengizinkan dia tinggal di rumahku, tapi jika dia sangat merepotkan dan mengganggu maka jangan salahkan aku sebab mengusirnya keluar, kau mengerti tuan Mark Lee?" Keputusan akhir yang aku buat membawa semburat kebahagiaan serta ekspresi lega di wajah Mark.

"Terima kasih Jeno, aku jamin dia tidak akan merepotkan mu dan kau tidak perlu repot mengusirnya.." Ucap Mark girang, "Besok sebelum aku pergi, aku akan mengantarnya ke rumahmu,"

Aku hanya berdehem kecil sebagai jawaban, tidak tahu seperti apa anak itu yang jelas jika dia sama seperti remaja-remaja di luar sana, yang merepotkan dan berisik maka aku akan langsung mengusirnya tanpa alasan apa pun. Persetan dengan pertemanan yang telah terjalin lama, jika kehidupanku di usik maka aku tak akan tinggal diam. Semoga saja pilihan yang aku buat ini tidaklah salah.


- T o b e
C o n t i n u e -

»»----««

Jeno Lee [25 Tahun]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno Lee [25 Tahun]

Mark Lee [26 Tahun]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark Lee [26 Tahun]

MINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang