[CHAPTER 4] Mimpi Buruk

6.8K 1K 63
                                    

Hari ini Renjun berniat untuk masuk sekolah sebab sudah tiga kali ia absen dalam seminggu ini, dia memang bukan murid yang pandai ataupun rajin akan tetapi nilainya tak pernah dibawah KKM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Renjun berniat untuk masuk sekolah sebab sudah tiga kali ia absen dalam seminggu ini, dia memang bukan murid yang pandai ataupun rajin akan tetapi nilainya tak pernah dibawah KKM. Renjun memasukan buku-bukunya ke dalam tas, lalu setelah siap ia membawa langkah kaki untuk keluar dari kamar.

Seumur hidup, Jeno tidak pernah menyiapkan sarapan bahkan ia tidak ingat kapan terakhir kali ia sarapan di rumah ini. Namun, hari ini, untuk pertama kalinya Jeno bangun pagi dan menyiapkan sarapan untuk Renjun, meskipun hanya roti isi selai dan segelas susu, mengingat remaja itu butuh makan guna mengawali harinya.

Langkah kaki mungil Renjun terhenti saat Jeno memanggil namanya, dengan gerakan normal Renjun menolehkan kepalanya ke belakang, tepat dimana kini Jeno berada.

"Makanlah dulu sebelum berangkat.." Ujar Jeno lantas pergi, lagi-lagi ia tak menunggu jawaban dari Renjun.

Renjun menaikan sebelah alisnya, tak ingin membuat sang empunya rumah kecewa lantaran telah bersedia menyiapkan sarapan untuk dirinya, Renjun melangkah mendekati meja makan, matanya menangkap sepiring roti isi selai dan segelas susu. Renjun tersenyum kecil, apakah si pria pikir Renjun ini anak kecil hingga harus minum susu? Lagipula Renjun tidak terlalu suka susu, jadi ia hanya memakan roti dan minum segelas air lantas pergi ke sekolah seperti tujuan awalnya.

Hening, setelah pintu utama rumah Jeno tertutup tak ada lagi suara apapun. Jeno perlahan membuka pintu ruang kerjanya, mengintip apakah Renjun sudah pergi atau masih ada di ruang makan. Rupanya sudah tidak ada siapapun, Jeno keluar dari dalam ruangannya, membawa langkah kaki menuju ruang makan.

"Apa dia tidak suka susu?" Tanya Jeno pada diri sendiri kala netra melihat segelas susu yang masih utuh tak berkurang sedikitpun. "Lantas, itu artinya dia selalu membuang susu yang Mark siapkan?" Imbuh Jeno, semalam ia bertanya pada Mark biasanya apa yang Renjun makan saat sarapan, bukannya Jeno peduli hanya saja ia tidak sejahat itu membiarkan si remaja berangkat sekolah dengan perut kosong dan Mark bilang ia selalu menyiapkan menu yang berbeda-beda setiap pagi dan segelas susu.

Jeno tak mau ambil pusing, ia membawa piring dan gelas ke tempat cuci piring untuk di bersihkan. Setelah selesai, Jeno kembali masuk ke dalam ruangannya untuk mengerjakan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Renjun duduk di halte dengan telinga yang disumbat menggunakan headset, menunggu bus yang akan membawanya pergi ke sekolah. Pulang sekolah nanti ia harus pergi ke tempatnya kerja, dua hari ini ia juga absen sebab benar-benar merasa jenuh dan butuh hiburan. Ya, selama ini diam-diam Renjun mengambil kerja part time guna memenuhi kebutuhannya di luar apa yang Mark berikan. Sudah Renjun bilang, ia tidak sudi menggunakan sepeserpun uang pemberian Mark sialan Lee, kalaupun memang harus menggunakan uang Mark, maka itu artinya keadaannya sedang sangat terpojok.

Bus yang akan membawa Renjun ke sekolah telah tiba, Renjun berdiri lalu masuk ke dalam bus, sebab tak ada tempat duduk yang tersisa, Renjun terpaksa berdiri. Tidak apa-apa, ia sudah biasa dengan keadaan seperti ini.

MINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang