[CHAPTER 26] Everything Will Be Okay

774 127 6
                                    

- M I N E -

;

Suara pintu utama yang terbuka dengan kasar membuat Jaemin yang tengah menyiapkan makan malam terperanjat kaget, suara yang di hasilkan cukup keras hingga membuatnya bergegas memeriksa siapa yang datang dengan tidak sopan di rumah orang lain.

“Mark,” panggil Jaemin tatkala iris mata menemukan sang tunangan yang masuk dengan raut wajah masam, di susul dengan Renjun dan seorang lagi yang Jaemin tahu bernama Jeno.

Jaemin bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi? Alih-alih terlihat senang Mark justru tampak kesal, padahal sebelum berangkat untuk menjemput Renjun ia begitu bersemangat, sebab ingin melihat bagaimana reaksi terkejut Renjun melihat dirinya yang sudah kembali. Namun, sepertinya ada sesuatu yang terjadi saat Mark tiba di sekolah, apalagi ada sosok Jeno juga di sana yang seingat Jaemin sudah di larang untuk bertemu dengan Renjun.

Atmosfer ruang tamu kediaman Mark terasa begitu mencekam. Mark duduk di tengah salah satu sofa panjang yang menghadap langsung pada Jeno dan Renjun yang duduk bersebelahan di sofa sebrang. Tangan Mark bersilang di dada, sorot mata menatap kedua orang di hadapan dengan tajam seolah siap menerkam mangsa.

Jaemin datang dengan membawa minuman beserta kudapan untuk tiga laki-laki yang tengah saling diam dan bergulat dengan pikiran masing-masing.

“Minumlah dulu, kalian pasti lelah setelah melakukan perjalanan jauh.” ucap Jaemin ramah sekaligus agar suasana tidak menjadi begitu tegang.

Mungkin karena gugup, Renjun merasa tenggorokannya kering sehingga ia berniat untuk minum air es yang di sajikan oleh Jaemin. Namun pergerakan tangannya terhenti tepat setelah Mark membuka suara.

“Siapa yang menyuruhmu minum? Bukankah kau harus menjelaskan sesuatu padaku?” ucapnya dengan nada dingin, bak seorang ayah yang tengah memarahi anaknya.

Jaemin menyentuh lengan Mark, “Jangan begitu, biarkan Renjun minum dulu.” ucap Jaemin berusaha meredam amarah sang tunangan, lantas ia beralih pada Renjun, “Minumlah, tidak perlu peduli ucapannya.” kata Jaemin pada Renjun.

Renjun akhirnya memilih untuk mengikuti ucapan Jaemin walau Mark menatapnya tajam. Rasa terkejut Renjun akan keberadaan Jaemin tak lagi begitu penting, sebab ada hal lain yang kini tengah mengganggu pikirannya, ya apa lagi jika bukan perihal hubungannya dengan Jeno.

“Sekarang jelaskan! Kenapa kau bersama bajingan ini dan berpelukan di sana? Aku sudah bilang untuk jangan berhubungan lagi dengan Jeno, tapi kau masih saja menemuinya.”

“Renjun tidak salah, aku lah yang—”

“Aku tidak bicara dengamu! Jadi jangan mencoba membuat alasan!”

“Tapi Mark—”

“Diam Lee Jeno! Biarkan Renjun yang menjawabnya.”

Mungkin ini memang sudah saatnya bagi Renjun untuk mengakui hubungannya dengan Jeno pada Mark. Walaupun Mark adalah walinya, tapi semua keputusan dalam hidup Renjun adalah haknya dan Mark tidak berhak ikut campur atas apa yang Renjun inginkan.

Renjun menatap Mark lantas beralih menatap Jeno yang juga menatapnya dengan sorot mata khawatir. Renjun menyunggingkan sulas senyum manis pada ranumnya, lalu ia perlahan menggenggam tangan Jeno meyakinkan si pemuda bahwa semua akan baik-baik saja.

Mark melihat semuanya, bagaimana Renjun menatap Jeno dan tautan tangan mereka di bawah sana. Lalu kini Renjun beralih menatapnya dengan tatapan penuh percaya diri. “Seperti yang kau lihat, aku dan Jeno.. Kami saling mencintai.” ucap Renjun tenang.

MINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang