- M I N E -
;
Matahari pagi mulai menyelinap masuk melalui celah jendela, menerangi wajah Jeno yang masih terjaga. Ia pandangi wajah Renjun yang terlelap di sampingnya dengan penuh kasih sayang. Alis Renjun yang halus, mata yang tertutup rapat dengan bulu mata lentik, hidung mancung, dan bibir tipis yang menggoda, semuanya begitu sempurna di mata Jeno.
Walau pagi telah datang, Jeno enggan mengganggu tidur nyenyak sang terkasih. Dengan lembut, ia menyentuh pipi Renjun, merasakan kehangatan yang ditawarkan oleh kulit lembut itu. Jeno tersenyum melihat Renjun yang tampak begitu damai dalam tidurnya.
Sesekali, Renjun menggeliat dalam tidurnya, membuat Jeno terpesona dengan gerakan yang begitu alami dan polos. Ia merasa beruntung bisa berada di samping Renjun, berbagi kebahagiaan dan cinta mereka bersama.
Dalam hati, Jeno berdoa agar waktu berhenti sejenak, agar ia bisa menikmati kebersamaan ini lebih lama. Namun, ia tahu bahwa kehidupan harus terus berjalan dan mereka harus menghadapi kenyataan.
Maka, dengan hati-hati, Jeno mulai bangkit dari tempat tidur, mencoba tidak mengganggu tidur Renjun. Ia menatap wajah sang terkasih sekali lagi sebelum pergi guna membersihkan diri lantas melakukan hal yang harus ia lakukan.
Jeno tahu dengan pasti bahwa jika ia ingin bersama dengan Renjun tanpa rasa khawatir akan apa pun, maka ia harus menyelesaikan semua masa lalunya dengan tuntas. Hanya dengan begitu ia bisa memberikan kebahagiaan yang untuh pada sang terkasih.
Kaos polos berwarna putih dan celana hitam selutut telah berganti dengan setelan tuxedo berwarna hitam. Saat Jeno telah siap untuk pergi, ia kembali mampir ke dalam kamar guna melihat apakah Renjun telah bangun atau masih terjebak dalam tidurnya yang nyenyak.
Seulas senyum Jeno berikan saat mendapati Renjun yang masih menikmati tidur paginya yang damai. Dengan hati-hati Jeno mendekat, ia berikan sebuah kecupan lembut pada kening Renjun.
“Aku akan segera kembali,” bisiknya tepat di telinga Renjun walaupun mungkin Renjun tidak bisa mendegar suaranya.
Renjun terbangun dengan mata yang masih mengantuk, pandangannya tertuju pada jam dinding yang menunjukkan pukul 9 pagi. Ia merasa kehilangan sesuatu, kemudian menyadari bahwa Jeno tidak ada di sampingnya. Dalam kebingungan, Renjun segera bangkit dari tempat tidur dan mulai memanggil nama Jeno sambil berjalan ke setiap sudut rumah.
"Jeno! Jeno, kau di mana?" teriak Renjun dengan suara keras. Namun, tak ada balasan dari suara Jeno. Kening Renjun membentuk lipatan kecil, “Pergi kemana dia pagi-pagi begini?”
Setelah mencari di seluruh ruangan, Renjun menemukan sebuah catatan kecil di atas meja dapur beserta menu sarapan yang telah dingin. Renjun ambil catatan itu dan mulai membacanya. Ternyata catatan itu ditulis oleh Jeno.
‘Renjun, maafkan aku karena meninggalkanmu pagi ini. Ada sesuatu yang mendesak dan aku harus segera pergi. Aku berjanji akan kembali secepatnya. Aku sudah buatkan sarapan, jika kau tidak suka, pesan apapun yang kau inginkan biar nanti aku yang membayarnya. Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Jaga dirimu baik-baik, sayang. Aku mencintaimu. - Jeno.’
Renjun menghela napas, “Setidaknya kau kan bisa membangunkanku.. Ck, padahal aku datang kemari karena merindukannya, tapi malah di tinggal begini!” ucap Renjun dengan ekspresi wajah sedikit kesal lantaran Jeno yang pergi tanpa menunggunya bangun terlebih dahulu. “Ah, sudahlah, lebih baik aku juga pergi ke luar.” Renjun lantas kembali masuk ke kamar guna membersihkan diri dan berganti pakaian. Sudah lama ia tidak mampir ke tempat Yangyang, jadi hari ini Renjun putuskan akan pergi ke sana, toh tidak ada yang bisa Renjun lakukan disini dan Jeno juga tidak ada, bisa-bisa Renjun mati kebosanan nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE ✔
عاطفية[NOREN] Lee Jeno tidak pernah menyangka, bahwa keputusannya untuk menerima tawaran konyol dari sang sahabat, akan membuat suatu perubahan besar dalam kehidupannya. Start : 11 April 2022 End : 21 Nov 2024