Guys, omg kalian di chapter sebelumnya berapi-api sekali ya 😅 jadi udah pada yakin nih mereka mau dipisahin aja?
---
Yeonjun membungkuk sopan pada petugas keamanan di dalam pos jaga itu sebelum berbalik dan berjalan menjauh. Ia menoleh dan mendongak ke arah gedung tinggi yang kini puncaknya tak begitu terlihat karena gelapnya langit yang semakin malam. Yeonjun berusaha memicingkan mata, berusaha melihat dan berharap dapat menangkap siluet Soobin yang berdiri di sana, meski security sudah mengatakan bahwa pemuda itu belum datang kesana dalam dua minggu terakhir. Tidak juga sore ini.
Yeonjun menghela napas pelan. Berusaha memikirkan tempat lain yang menjadi kemungkinan akan dikunjungi oleh Soobin. Yeonjun merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel miliknya. Ia lalu membuka aplikasi pesan untuk melihat Beomgyu yang bertanya kabar Soobin, karena dirinya juga belum bisa menemukan yang lebih tua di seluruh pelataran kampus.
Yeonjun duduk di salah satu bangku di pedestrian itu lalu menunduk dengan kedua siku bertopang pada lututnya. Ia bahkan tidak peduli pada kemeja lusuh yang dikenakannya kini. Tak pula berani mengkritik angin yang sedari tadi membuatnya bergidik dengan gigi yang sesekali bergemeletuk menahan dingin.
Layar ponsel miliknya kemudian menyala dan menampakkan nomor bundanya menelpon. Yeonjun lalu mengangkat tubuhnya untuk bersadar pada senderan kursi sebelum menekan tombol jawab dan meletakkan ponsel tersebut di telinga.
"Ya, Bunda?"
"Jun! Kamu lagi sibuk?"
Tangan Yeonjun yang bebas terangkat untuk memijat pangkal hidungnya dengan mata terpejam. "Nggak Bunda. Ada apa?"
"Kamu bisa mampir ke rumah malam ini?"
"Jun gak yakin. Kayaknya gak bisa sih, Bun."
Yeonjun dapat mendengar sang bunda mengguman di seberang telpon sebelum kembali mendengar suaranya. "Ah, gitu. Ya sudah, nanti kalo Ayah sudah pulang dari rumah koleganya Bunda minta tolong Ayah aja yang antar Soobin pulang ya, gak usah pake taksi."
Mendengar nama Soobin, Yeonjun lantas membuka kelopak matanya dan duduk tegap setelahnya. "Soobin disana? Di rumah sama Bunda?"
"Iya. Soobin belum kasih tau?"
Yeonjun menggeleng. Namun kemudian menyadari bahwa ibunda tidak dapat melihat gerakannya. "Belum, Bunda."
"Ah iya, tadi Soobin cerita hpnya mati. Kayaknya dia masih lupa untuk charging."
"Kok Soobin bisa sama Bunda di rumah?"
"Tadi Bunda pulang dari arisan naik taksi lewat kampus kamu. Trus ngelihat Soobin lagi duduk di halte bus, Bunda ajak pulang aja daripada dia bengong sendirian kan."
Yeonjun menghembuskan napas lega setelah mendengar penuturan dari bundanya. Paling tidak kini dia tahu Soobin berada di tempat yang aman dan dia baik-baik saja.
"Jun? Jadi ini Soobinnya Ayah aja yang antar ya nanti?"
"Nggak Bunda. Jun aja, Jun jemput Soobin." Yeonjun pun lekas berdiri dan bergegas melangkah ke arah halte terdekat untuk menunggu bus menuju rumahnya lewat. "Jun ke rumah sekarang ya."
🍀
Yeonjun mengetuk pintu depan rumahnya. Pada ketukan ketiga barulah pintu tersebut terbuka dan menampakkan sosok ibunda dengan senyum khasnya. Ekspresi senang tersebut kemudian berubah menjadi kerutan di dahi tatkala melihat putranya hanya mengenakan kemeja tipis di malam penghujung musim gugur. Ibunya lalu dengan cepat menarik Yeonjun masuk sebelum kembali mengunci pintu.
![](https://img.wattpad.com/cover/248695153-288-k988766.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YEONBIN • THE SOULMATES' MARK
Fiksi Penggemar"We're destined by the universe. Does that mean your heart's mine too?" --------------- (November 22nd 2020 - May 1st 2023) bxb Choi Yeonjun Choi Soobin Other characters will be added in the story.