"Kita pamit dulu ya," ucap Soobin pada Kai, Taehyun dan Beomgyu sembari melingkarkan muffler di lehernya.
"Kenapa gak nginep aja? Kak Gyu dan Tyun nginep disini. Udah malem banget ini tuh."
"Lain kali aja ya?"
Soobin melirik sekilas ke arah Yeonjun yang menjawab sebelum mengembalikan perhatiannya pada Kai dan mengangguk setuju. "Iya lain kali aja. Ini masih rame kok buat pulang."
"Naik taksi aja Kak, biar cepet sampe. Pasti masih ada jam segini," saran Taehyun yang langsung dibenarkan oleh Kai dan Beomgyu.
"Iyaaa."
Yeonjun dan Soobin dalam diam berjalan di pedestrian menuju apartemen mereka setelah turun dari taksi yang mengantar keduanya dari rumah Kai. Suasana canggung menguar di antara mereka sejak kejadian ciuman itu membuat Soobin berpikir bahwa tindakannya sedikit melampaui batas. Bahu dan lengan sesekali bersinggungan, namun tetap tidak ada kata yang terucap di antara keduanya.
Soobin sesekali menunduk ke arah tangan Yeonjun yang bebas, ingin meraih dan menautkan jemari mereka seperti biasa namun ia sungkan. Yeonjun yang banyak diam dan menolak menatapnya sejak beberapa menit yang lalu membuat nyalinya ciut.
"Kakak, kamu marah ya?" tanya Soobin ketika mereka sudah masuk apartemen dan Yeonjun berjalan mendahuluinya. Yeonjun menoleh setelah melepas sepatu dan berbalik menatapnya, meski bagi Soobin netra pemuda itu tidak tepat mengarah pada miliknya. "Yang tadi, aku kelewatan ya?"
"Nggak."
"Bohong," tukas Soobin cepat. "Kamu marah."
"Soobin, aku gak marah." Yeonjun mengulurkan satu tangannya pada Soobin yang hanya ditatap lama oleh yang lebih muda. Ia lalu menghela napas pelan. "Aku beneran gak marah, Bin."
"Terus kok diem aja sepanjang jalan? Kamu ngelamun."
"Biasanya kamu juga ngelamun?"
Soobin mengatupkan bibirnya mendengar pertanyaan retorik yang dilontarkan pemuda itu padanya. Apakah Yeonjun sedang menyindirnya, dan pemuda itu juga sedang menghukumnya dengan membalas sikapnya?
Yeonjun terkekeh lalu mendekat dan menggamit tangan Soobin sebelum menariknya ke ruang tengah. "Becanda. Jangan mikir aneh-aneh. Aku beneran gak marah."
"Gak mikir aneh-aneh kok." Soobin lalu melihat Yeonjun memutar badan dan memicingkan mata ke arahnya. Ia menunduk. "Dikit."
"Aku gak marah, Soobin. Aku tadi cuma... kaget."
"Kaget baik apa buruk?"
Yeonjun mendengus tertawa mendengar pertanyaan Soobin membuat yang lebih muda memberengut seakan dianggap tidak serius. "Aku serius, Kakak kok ketawa sih. Aku gak mau kalo kita jadi canggung begini, Kak, aku gak suka. Kalo yang tadi aku salah, aku minta maaf."
"Ssh sssh, gak perlu minta maaf. Kagetnya yang baik kok."
"Bener?"
Yeonjun mengangguk. Ia lalu menarik dan mendudukkan Soobin di sofa kemudian menunduk untuk menatap lekat pemuda itu. "Soobin, aku masih suka ngerasa gak enak udah cium pipi kamu waktu itu padahal kamu belum bilang iya. Padahal aku yang selalu bilang untuk pelan-pelan tapi main cium aja. Kamu pasti kaget pas itu." Yeonjun tersenyum kecil lalu menyingkirkan anak rambut yang menutupi mata Soobin. "Jadi tadi aku juga kaget waktu tiba-tiba kamu yang nyium duluan. Di bibir lagi. Otakku gak bisa diajak kerja sama, mampet."
KAMU SEDANG MEMBACA
YEONBIN • THE SOULMATES' MARK
Fiksi Penggemar"We're destined by the universe. Does that mean your heart's mine too?" --------------- (November 22nd 2020 - May 1st 2023) bxb Choi Yeonjun Choi Soobin Other characters will be added in the story.