32 ~ Go Away

5.6K 222 3
                                    

Sarida

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sarida

Dalam hal apapun perselingkuhan sulit di maafkan dan tidak bisa di benarkan sekalipun alasannya demi kebaikan di masa depan dan untuk menyelesaikan masalah di masa lalu. Mas Evan sudah menjadi suami dan ayah yang baik untukku dan Eta, tapi pengkhianatan yang di lakukan nya menorehkan luka begitu besar seperti di hantam ribuan paku yang tertancap di dada.

Aku selalu memaafkan segala kesalahannya dan memaklumi apa saja yang dia lakukan di luar sana, berusaha sabar karena percaya akan berakhir indah. Namun, hasilnya nihil tidak ada keindahan hanya duka nestapa yang kudapatkan. Aku tidak tahu seperti apa nanti hidupku tanpa Mas Evan, mungkin ini kalian anggap lebay tapi aku yang merasakannya karena Mas Evan adalah separuh hidupku.

Rindu datang tidak tahu malu tetap saja hadir dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, sebenarnya aku takut jika Mas Evan menceraikanku, takut jika dia tergoda lagi oleh perempuan lain. Aku pasrahkan semua kepada yang Maha Kuasa. Tak terasa air mata ini jatuh, kenangan-kenangan manis berputar di otakku mengingat semuanya memang membuat hati semakin rapuh, di luar sana aku boleh terlihat kuat, tegar dan tidak gampang menangis tapi jika sudah malam begini rasa sepi, hampa dan kesedihan datang terjadwalkan.

"Buk !"

"Iya, Ken?" Aku buru-buru mengusap air mata. "Sudah siap?"

"Sudah dari tadi, saya sudah panggil ibu dari tadi tapi nggak di denger eh, ternyata lagi melamun."

Aku tersenyum tipis. "Nggak kok, cuma lagi nikmatin udara malam aja."

"Tapi, ibu habis nangis. Jangan berlarut-larut Buk, nggak baik !"

"Kamu nggak tahu apa yang saya rasakan!" balasku ketus.

Keken tersenyum samar. "Memang saya tidak tahu buk, rasa kesedihan orang itu beda-beda tidak bisa di sama ratakan. Saya sama Eta bisa merasakan kesedihan yang ibu alami."

"Di sisi lain saya kecewa, benci, marah bercampur menjadi satu. Di sisi lain begitu besar cinta yang saya berikan pada Mas Evan."

"Ibu boleh nangis sekencang-kencangnya, tapi jangan terlalu larut ingat ada Eta yang masih butuh kasih sayang ibu."

"Kamu benar Ken."

"Tindakan ibu untuk keluar dari rumah sudah benar, ibu perlu self healing supaya lebih tenang dan fresh, siapa tahu pelan-pelan bisa mengangkat beban yang di pikul."

Aku tersenyum. "Makasih ya Ken, udah nasehati saya walaupun kamu belum nikah tapi udah paham banget."

"Sama-sama buk. Ibu jangan salah, saya pernah menikah di usia muda."

Aku menatap manik hitam itu ada kesedihan yang terpancar jelas.

"Ken, sori. Saya nggak tahu."

"Nggak pa-pa buk. Iya udah yuk kita istirahat besok kan kita mau pindahan."

Pemeran PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang