21 ~ All of us

2.3K 118 6
                                    

Memutar otak agar bisa melanjutkan cerita ini, rela berkhayal setiap saat agar cerita ini bisa aku rangkai dengan apik.

Vote, komen, dan follow adalah asupan yang paling bikin bersemangat ketika aku buka dunia orange ini. Aku menulis untuk kalian mengisi waktu luang.

Semoga berkenan meramaikan lapak ini dan lapak yang lain ketika aku menulis cerita baru.

Happy reading 🤗
.
.
.
.
.

Sarida

Mami, papi dan juga Calya datang kembali sepagi ini. Mami membujuk agar aku mau pulang ke rumah, tapi aku menolak secara halus.

Mami pikir aku akan baik-baik saja, tentu saja tidak.

"Yas, biasanya kalau lahiran anak pertama pulang ke rumah orang tua."

"Gak mi, aku di sini aja. Ada Keken yang setiap saat aku butuhkan, lagian gak baik kalau mas Evan tinggal satu atap sama ipar perempuan."

Calya menatap ku protes, tapi aku mengabaikan nya. Sedangkan papi sedang asyik menggendong Eta di balkon.

"Kenapa gak mami aja yang nginep di sini?"

"Mami gak bisa ninggalin papi sama Calya."

"Iya udah nanti kalau Ayas udah baikan Ayas pulang ke rumah."

Puas bermain dengan Eta, papi mengajak mami keluar ikut bergabung dengan bapak dan ibu di ruang tamu sedangkan Calya masih betah diam duduk di sofa yang terdapat di dalam kamarku. Setelah selesai aku memberikan Eta ASI aku menyuruh Keken untuk menidurkan Eta di kamar nya yang mulanya itu adalah walk in closet.

"Ngapain lo masih di sini?" tanyaku ketus.

"Gak ada sih, tapi gue mau mastiin kenapa lo gak marah atas kejadian kemarin."

Aku tersenyum miring, "lo pikir aja sendiri," jawabku acuh.

"Ayas kenapa ?" sentak nya tiba-tiba.

"Nona lembut yang baik hati kok tiba-tiba ngebentak gue sih."

Calya membuang nafas lelah. "Ayas please kembali kan mas Evan," kata nya memelas.

Aku tertawa sumbang, Calya benar-benar sudah gila. Dia pikir aku bodoh mau menyerahkan suamiku begitu saja.

"Lya, denger gue baik-baik. Mas Evan itu suami gue, ayah dari anak gue. Kalau lo lupa lo itu yang ninggalin mas Evan di hari pernikahan."

"Ayas gue ada alasan."

"Gue juga ada alasan buat mempertahankan pernikahan gue."

"Atau lo sengaja mau mencari perhatian ibu Sarah."

"Itu urusan gue !"

Calya melayangkan tangannya ingin menamparku tapi tiba-tiba mas Evan datang menghentikan.

"Lya, jangan sentuh istri gue !"

Calya terbelalak mendengar ucapan mas Evan barusan, aku menyunggingkan senyum merasa menang dan senang saat ini.

"Mas...."

"Udah kamu keluar dari kamar kami."

"Bukan kah ini akan menjadi kamar kita."

Aku tersentak mendengar nya, Calya mulai ngelantur.

"Calya cukup sekarang lo keluar dari sini." Aku berteriak mengeluarkan segala sesuatu yang terjerembab di dalam dada. Beberapa maid yang kebetulan lewat kamar kami berhenti sejenak melihat keadaan kami.

Pemeran PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang