26 ~ Meredam Luka

4.3K 140 0
                                    

Hallo, ada yang masih bangun? Masih dong ya! Btw, aku kebut yaaa sengaja karena pengen lanjut kisah Rey dan Kinan.

Sudahkah kalian mampir ke lapak mereka? Mampir dong ya please, aku maksa nih ! Kalau ramai aku semangat banget nulis nya.

Okedeh sekian curhatan unfaedah ini, happy reading bestie❣️

__________



Sarida

Setelah makan malam aku, Papi dan Mami mengobrol sebentar sambil menunggu Calya pulang di ruang keluarga, rasanya sudah lama sekali kami tidak pernah melakukan hal seperti ini melupakan semua kejadian tadi pagi walaupun aku masih kesal dengan Mami.

Tapi, sampai jam di dinding hampir menunjukkan pukul sepuluh Calya belum juga pulang. Papi sesekali menelpon tapi Calya tidak mengangkat telepon dari Papi. Pikiranku mulai traveling.

Kantuk mulai datang, aku pamit pada Mami dan Papi untuk tidur duluan. Mata ingin tidur tapi hati tidak tenang, sampai jam segini pun Mas Evan belum ada menghubungiku.

Apa dia bersama Calya? Melewati malam berdua?

Kling ... Suara ponselku berbunyi, aku segera mengambil siapa tahu itu dari Mas Evan, saat tahu bukan dari mas Evan aku menjatuhkan diri ke kasur hatiku semakin berkecamuk. Aku membuka pesan yang di kirim oleh Raka.

Aku membuang asal benda kotak itu, bisa-bisa nya mas Evan datang menghadiri reuni bersama Calya sedangkan aku dibiarkannya menunggumu kabar yang tidak jelas, apa dia tidak memikirkanku?

Pantas saja dia tidak ada niat menghubungiku. Padahal aku mau nya di bujuk rayu agar mau pulang tapi sayang nya Mas Evan tidak ingin melakukan nya.

Aku mengacak rambut frustrasi, aku menangis sejadi-jadinya mengeluarkan semua yang sedari tadi ku tahan. Kenapa aku harus terjebak di situasi seperti ini?

Aku duduk di balkon menikmati angin malam yang menusuk sampai ke tulang dan terasa tidak menenangkan, rasa dingin di kalahkan oleh rasa sakit yang aku rasakan, tidak niat sama sekali untuk mengambil sesuatu yang menghangatkan badan.

Suara mobil terdengar, aku melihat ke arah bawah ternyata itu Calya dan mas Evan. Aku tersenyum miris melihat mereka dengan tanpa dosa dan tidak memikirkan bahwa itu suami adiknya, bisa-bisa nya mereka terlihat bahagia seperti itu. Aku segera turun ke bawah melihat bagaimana reaksi Calya ketika aku sedang berada di rumah.

Mereka tidak tahu malu !

"Eh, Yas !" ucap Calya ketika melihat diriku yang masih berkeliaran di jam segini.

"Hai, kok baru pulang?"

"Oh, ada acara reuni sama temen SMA."

"Mas Evan ikut?"

"E-enggak, dia nggak ikut," ujarnya gelagapan.

"Oh, gue kira dia ikut, soalnya dari tadi siang dia nggak ada tuh ngabarin gue."

"Hmm ... Soal itu gue nggak tahu, emang nya lo berantem ya sama Evan?"

"Dia salah paham sama gue, gue nggak tahu tiba-tiba ada yang kirimin foto gue lagi dipeluk sama Andrian tapi gue udah tahu siapa pengirimnya," ujarku berbohong. Padahal aku belum ada menyelidiki siapa pengirim foto itu. Ini caraku untuk mengetahui siapa di balik ini semua.

Calya terkesiap mendengar ucapanku barusan, jadi dugaanku benar Calya pelaku nya dan mungkin saja Andrian sengaja mengajak ku ketemu dan menjebak ku. Entahlah ....

Pemeran PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang