35 ~ Stuck With You

3.8K 156 4
                                    

Rambut papi gondrong lagi, nggak mau di potong kah? Tapi teteup ganteng dong yah sampai sekretaris nya sampai terpesona hahahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rambut papi gondrong lagi, nggak mau di potong kah? Tapi teteup ganteng dong yah sampai sekretaris nya sampai terpesona hahahaha.

Statistik kemarin menurun, aku jadi sedih. Memang nulis bab kemarin aku cuma mampu segitu 😌

Sapa dong dari mana aja pembacaku ini kemarin belum ada yang jawab.

Happy reading bestie ❣️

____________

Karena sudah merasa membaik aku memutuskan untuk pergi ke kantor saja, nanti kalau pusing lagi ya tinggal pulang.

Aku terkejut dengan sosok yang baru saja keluar dari kamar tamu, aku melengos pergi begitu saja sebelum dia menyapaku. Aku terjebak, padahal aku tidak menginginkan nya untuk tetap berkeliaran di depan mataku dan sekarang mungkin dia akan tinggal disini. Jika saja kemarin waktu interview ada yang lebih bagus dari nya pasti aku akan memilih yang lain dari pada dia.

Kalian tahu kan yang aku maksud? Ya, benar dia Rania --- gadis yang tiba-tiba datang mengganggu hidupku. Eh, bukan sih dia datang baik-baik tapi aku merasa terganggu, itulah ya, maksudku.

Aku langsung menuju carport karena malas sarapan satu meja sama Rania, entah kenapa aku harus menjaga perasaan Ayas walaupun dia tidak ada di sampingku. Mungkin saja nanti Ayas menyuruh orang lagi untuk memata-mataiku.

"Lho, Van. Nggak sarapan?" tanya Bapak saat kami berpapasan di ruang keluarga.

"Nggak, Pak. Nanti di kantor."

"Awas aja ya kalau nggak sarapan nanti kamu nge-drop lagi."

"Siap. Jam berapa sampai rumah, Pak?"

"Subuh tadi. Makanya bapak hari ini mau istirahat dulu."

"Kenapa nggak pakai pesawat aja sih kan lebih cepat."

"Lain kali kalau ke luar negeri."

"Serah deh. Pamit ya, Pak. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Hati-hati!"

Setiap hari aku harus mengunjungi tempat ini, siapa tahu Ayas sudah kembali sampai-sampai aku menyuruh orang untuk mengamati tempat ini. Entah sampai kapan Ayas akan betah bersembunyi padahal Eta dan dia tidak bisa jauh-jauh dariku.

Aku melangkahkan kaki untuk bertanya kembali pada Wina dan lainnya siapa tahu ada yang kasihan dan iba melihatku sampai mereka tidak tega dan akhirnya mereka mau memberitahuku keberadaan Ayas.

Di waktu yang bersamaan Calya juga datang, saat keluar dari mobil Calya mengerutkan keningnya seperti bertanya 'kamu ngapain di sini mas?'.

"Ngapain kamu pagi-pagi ke sini?"

"Mau beli sayur. Ya, mau cari Ayas lah. Kamu sendiri ngapain?" Dia balik bertanya.

"Iya sama."

"Iya, udah bareng aja yuk!"

Pemeran PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang