Happy friday and happy holiday :3 !!!
Jangan lupa vote and comment!!P.s. it's only 7 days left before 2022 :')
•••
Semester ini dibuka dengan Dimitri mengetahui rahasia besar Alana yang bahkan hingga kini sahabat terdekatnya, Aruna, tidak tau. Tentu saja Alana menyimpan rapat-rapat rahasia ini dari semua orang terutama Kokonya dan Aruna.
Namun Alana tetap tidak bisa tenang karena petaka Dimitri mengetahui hal tersebut adalah Raizel yang ternyata mempunyai foto plat nomor mobil milik Professor Yang. Alana bergidik ngeri karena jika Kokonya sudah kepo dipastikan cepat atau lambat apa yang sedang ia sembunyikan akan ketauan.
Sudah hampir satu bulan semenjak semester ganjil dimulai, kini Alana memasuki tahun ketiga perkuliahannya. Selama ini pula Alana merasa bahwa Professor Yang menghindar dari dirinya dengan menolak setiap ajakan diskusi, entahlah mungkin Alana menjadi semakin sensitif akan keberadaan Professor kejam satu itu. Namun tetap saja ini membuat Alana bingung sekaligus kesal setengah mati. Hal ini semakin membuat Alana badmood.
Tentu saja Alana masih terlibat dalam mengurus Klinik Legal. Satu hal yang membedakannya adalah Professor Yang sangat tidak ingin ditemui entah karena sibuk atau memang sengaja menghindarinya jadi Alana hanya bisa berdiskusi serta asistensi via email atau chat.
Apakah kejadian tempo hari membuat Professor Yang menjauh? Alana akui itu cukup mengagetkan, Professornya itu telah melewati batas wajar dalam bersikap.
Apapun itu hari ini ia harus berdiskusi dengan Professor Yang, otaknya sudah buntu memikirkan apakah preseden yang ia cari sudah cocok dengan kasus yang tengah ia tangani untuk Klinik Legal serta ingin membahas poin penting dari kasus tersebut.
Alana melangkahkan kakinya menuju ruangan Professor Yang selepas kelas. Namun saat ingin memasuki lift, ia bertemu Professor Yang hendak keluar dari lift. Sebuah kebetulan yang bermanfaat.
Professor Yang melihat ke arahnya, keduanya bertatapan sejenak sebelun Professornya itu berjalan melewati Alana tanpa sepatah kata apapun. Membuat Alana menahan napasnya lalu mengejarnya.
"Professor!" Panggilnya mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Professor Yang.
Langkah kaki keduanya terhenti. Professor Yang menoleh kepada Alana dengan wajah datar seperti biasanya menunggu Alana bicara. Oke kemana tatapan lembut beberapa waktu lalu itu pergi?
"Saya hanya menemukan satu preseden yang cocok untuk kasus penipuan pinjaman, namun ada beberapa aspek yang berbeda sehingga saya ingin mendiskusikannya dengan anda apakah itu mungkin dipakai atau tidak," ucap Alana dengan penuh harap sambil menyodorkan lembaran preseden tersebut.
Persetan dengan perasaan dirinya terhadap manusia kulkas dihadapannya ini, ia ingin tanggung jawabnya cepat selesai.
"Nanti saya berikan feedbacknya melalui email," jawaban dari Professor Yang membuat Alana harus menahan emosinya.
"Tapi saya butuh berdiskusi secara dua arah," Alana memelas.
"Lewat email atau tidak sama sekali," Setelahnya Professor Yang mulai berjalan kembali. Detik itu juga kesabaran Alana habis.
"Berhenti menghindari saya!" Ucapan Alana sukses membuat langkah kaki Professor Yang terhenti lalu membalikkan badannya. Professor Yang menatap Alana tajam.
"Apakah ini karena kejadian tempo hari?" Tanya Alana penasaran, ia sama sekali tidak menggubris peringatan dari Professor Yang.
Alana mungkin akan merutuki dirinya sendiri karena mengungkit hal itu lagi namun dirinya butuh kepastian. Mereka bertatapan cukup lama, Alana melihat dengan jelas Professor Yang menghela napas berat lalu berbalik berjalan meninggalkan dirinya dengan perasaan terombang-ambing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Veer
FanfictionVeer /noun/ : a sudden change of direction. Siapa yang tau bahwa kebodohan Alana di pagi itu adalah awal mula Professor Yang menghancurkan prinsipnya sendiri? ⚠️Disclaimer : All Law School characters belongs to JTBC. P.s. I'm not majoring in Law so...