4.3; How's it Going [REVISED]

196 24 24
                                    

Beberapa plot diubah demi pengembangan cerita yang lebih baik.
Hope u guys like it :)

Thankyou!

•••

Ketiga orang tersebut sibuk berdiskusi mempersiapkan kuis esok hari, sudah dua jam mereka terduduk di cafe kampus. Karena kejadian kemarin Alana menjadi enggan pergi ke ruangan Professor Yang, tentu saja agar tidak mencurigakan. Padahal ia lebih mudah paham jika dijelaskan oleh Professor Yang.

"Angkat Lan," ucap Aruna sedikit risih dengan getaran ponsel Alana.

Sementara itu pemilik ponsel tersebut hanya melirik sekilas layar yang menampakan caller id Dimitri lalu mematikan panggilan tersebut dan mengganti menjadi mode silent. Jangan lupakan Alana masih marah kepada Dimitri karena kejadian kemarin.

"Lu masih marahan sama Dimi?" Aruna menghela napas melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Menurut lu?" Sewot Alana balik.

"Jujur Lan gue seratus persen chill dan nganggap lu ga aneh jadi gausah malu. Gue ngerti kok kenapa lu bisa sampai punya crush sama Yangcrates," Joon Hwi mencoba menghibur.

"Iya. Maaf juga gue ga ngasih tau lu kalau udah jadian sama Ko Zel dari dua bulan lalu," ucap Aruna menambahkan.

Alana menghela napas, sebenarnya ia gelisah antara memberitahu mereka berdua sekarang atau tidak. Rasanya tidak enak menyimpan rahasia seperti ini.

"Gapapa, gue hargain privasi lu Na. Makasih juga Ko," Alana tersenyum sambil menggenggam tangan mereka berdua.

"Yey! Udah Lan jangan sedih lagi," ucap Aruna memeluk Alana dari samping.

"Gue boleh peluk lu berdua ga?" Tanya Joon Hwi dari meja sebrang.

"Sini kita jadi teletubbies," Alana mempersilahkan.

Mereka lalu berpelukan, dapat ditebak mereka bertiga menjadi pusat perhatian di cafe tersebut.

•••

Keesokan harinya setelah kuis usai Alana langsung pergi menuju ruangan Professor Yang. Tanpa Alana sadari, Aruna dan Joon Hwi menyadari kemana Alana pergi. Cukup mencurigakan namun Joon Hwi tidak terlalu mengambil pusing, berbeda dengan Aruna.

Suara pintu terbuka membuat Professor Yang mendongak dari berkas yang sedang ia baca. Wajahnya menampilkan senyum mengetahui siapa yang datang.

"Bagaimana kuis mu?" Professor Yang membuka percakapan tepat saat Alana duduk.

"80% yakin benar, setidaknya," ucap Alana bangga. Setidaknya perjuangannya membuahkan hasil.

"Baiklah. Kalau begitu kamu bisa mulai review preseden," Professor Yang melirik ke arah tumpukan berkas disebelahnya lalu kembali fokus kepada berkas ditangannya.

Alana menghela napas, benar-benar harus sabar. Maksud kedatangan dirinya ke ruangan pacarnya adalah untuk bersantai sejenak setelah keos mempersiapkan kuis hari ini. Memang menyebalkan.

"Jangan mengeluh. Jika kita bisa menyelesaikannya sekarang besok kita bisa jalan-jalan," Professor Yang kembali berkata seolah tau Alana mengeluh dalam hati.

Professor Yang sangat cerdik, tentu saja kalimat tersebut dapat membuat Alana semangat. Dengan tersenyum Alana berjalan mendekat ke meja kerja Professor Yang untuk mengambil salah satu berkas.

VeerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang