Additional I

190 20 15
                                    

Bucinnya diperjelas disini :D
Happy reading!

•••

"Beli apa?" Tanya Professor Yang mencoba membuka percakapan. Keduanya masih berdiri di dekat konter pemesanan.

"Belum pesen, tadi keburu ketemu Kak Tian," jawab Alana.

"Choco Hazelnut atau Coffee latte?" Pertanyaan ini membuat Alana tersenyum senang, Professor Yang hafal minuman kesukaannya.

"Choco Hazelnut," jawab Alana riang. Professor Yang langsung memesan tidak lupa dengan Americano favoritnya.

Saat menunggu pesanan, Alana memperhatikan Professor Yang. Tidak seperti biasanya, kali ini Professor Yang mengenakan crewneck berwarna beige dipadukan dengan celana khaki berwarna hitam. Jangan lupakan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.

Tampan.

Alana mematung melihatnya. Tertohok karena Professor Yang terlihat jauh lebih rapih dibandingkan dengan dirinya, ia hanya mengenakan hoodie dengan celana jeans. Ah iya, Alana baru tersadar semoga Tian tidak memperhatikan pakaiannya karena sangat santai untuk ukuran menemui dosen.

Baru kali ini ia melihat Professor Yang dengan style seperti ini. Tidak dapat dipungkiri, kedua netra Alana sangat dimanjakan dengan pemandangan yang tersaji di hadapannya.

Padahal Alana sudah bersiap tidak akan mimisan melihat  pemandangan Professor Yang mengenakan sweatpants, kaos, cardigan, dan kacamata yang bertengger di hidungnya.  Sangat tidak terduga saat ini Professor Yang hadir di hadapannya jauh lebih tampan dari bayangannya dengan pakaian, kacamata, dan style rambut seperti itu.

Alana tidak siap, pipinya memerah.

"Anda mau ke mana?" Pertanyaan tersebut lolos dari bibir Alana mencoba menenangkan detak jantungnya.

Pasalnya mereka berdua sepakat untuk melakukan kencan di unit apartement Professor Yang saja karena takut jika akan bertemu seseorang yang mereka kenal. Tetapi apa ini? Mengapa Professor Yang sangat well-dressed seperti hendak pergi keluar?

Professor Yang mengangkat satu alisnya bingung, "Kencan, apa ada yang salah?"

Menyadari bahwa sejak tadi Alana melihat dirinya dari atas ke bawah, Professor Yang merasa sedikit khawatir jika Alana tidak menyukai stylenya saat ini.

Namun ia salah besar, Alana sangat menyukainya terlebih style rambutnya juga berubah. Rambut mullet khas tersebut seolah lenyap, Alana salah fokus melihat Professor Yang dengan poni turun. Ya, berponi. Pria itu menjadi tampak jauh lebih muda saat ini. Aura suramnya hilang.

Jujur saja ia memang baru mencoba untuk mengenakan pakaian seperti ini agar bisa menyesuaikan dengan gadisnya. Ini terjadi karena Professor Yang tidak ingin terlihat terlalu tua saat bersanding bersama Alana.

"Tidak. Anda terlihat— sangat rapih dan tampan," ucap Alana tidak sadar disertai wajah semerah tomat. Matanya tidak bisa berbohong, Alana terpukau.

Professor Yang berdeham sejenak mencoba menutupi salah tingkahnya walau itu semua percuma karena kedua telinganya merah padam. Semakin membuat Alana gemas.

"Permisi pesanannya," barista tersebut menginterupsi adegan cheesy yang sedang berlangsung di hadapannya.

"Ah, terimakasih," Alana dengan sigap mengambil dua cup minuman tersebut dan memberikan americano kepada Professor Yang.

VeerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang