4.2. Surprise [REVISED]

192 20 19
                                    

Alana mengetik dengan fokus di ruangan Professor Yang, ia sedang mengerjakan paper matkul Hukum Perdata. Akhir-akhir ini Alana lebih sering menghabiskan waktunya bersama Professor Yang.

Tentu saja mereka lebih banyak membahas mengenai ilmu hukum terutama Klinik Legal atau Alana meminta bantuan Professor Yang dalam memahami beberapa materi, contohnya seperti saat ini.

Secangkir teh tersaji di hadapan Alana, Professor Yang membuatkannya. Alana tersenyum lebar atas perhatian kecil tersebut. Sepertinya lebih baik ia mengerjakan tugas disini saja seterusnya karena suasananya sangat nyaman.

"Terimakasih Prof,"

Professor Yang duduk di samping Alana meminum kopinya sambil mengamati apa yang ia tulis di laptopnya.

"Oh aku kira ini kopi," ucap Alana saat tersadar apa isi cangkir di hadapannya.

"Terlalu banyak caffeine tidak baik, ujian tengah semester sudah dekat kamu harus jaga kesehatan," balas Professor Yang seolah tau bahwa Alana menghabiskan dua gelas kopi semalam demi lembur mengerjakan tugas dan belajar.

"Anda sendiri juga terlalu banyak minum kopi," omelnya. Professor Yang tidak menanggapi dan hanya diam mengamati Alana.

"Sore ini mau kemana?" Tanyanya tiba-tiba.

"Membeli perlengkapan ulang tahun Ko Raizel, wae?"

Professor Yang hanya mengangguk tanda paham, tidak menjawab pertanyaan Alana. Hal tersebut membuatnya menoleh menatap Professor Yang.

"Prof?"

"Tidak, hanya bertanya. Selamat ulang tahun untuk kakakmu," Professor Yang menghindari tatapan Alana, itu membuatnya curiga.

Alana terus menatap Professor Yang penasaran namun tetap saja tidak digubris hingga akhirnya Alana memutuskan untuk menyenderkan kepalanya di bahu Professor Yang.

Tentu saja perlakukan tiba-tiba tersebut membuat Professor Yang menegang kaget. Oke Alana memang clingy.

"Prof," panggil Alana.

"Hm?"

"Aku jadi berpikir, kita harus berhati-hati jika ingin hangout di tempat umum. Menyedihkan sekali," Alana mencurahkan kegelisahannya.

Well bukannya ia ingin backstreet seperti ini, tetapi keadaan tidak memungkinkan karena jika sampai seluruh kampus tau ia sangat yakin Professor Yang akan dipecat.

"Kurang dari 2 tahun lagi kamu lulus, kita bisa bebas. Tetapi aku juga memikirkan alternatif lain seperti keliling kota menggunakan mobil," Professor Yang sudah mulai relax, itu dibuktikan dengan ikut menyenderkan kepalanya.

"Terdengar seru, kita harus mencobanya," ucap Alana sambil mendongak melihat Professor Yang.

"Tentu saja," Professor Yang menyetujui sambil merangkul Alana membuat kepalanya tersender di dada Professor Yang.

Setelahnya mereka berdua dilanda keheningan, berbeda dengan hening seperti biasanya kali ini terasa damai. Wangi pine serta vanilla dari parfum Professor Yang membuat Alana semakin relax hingga ia memejamkan matanya nyaman.

•••

Alana menunduk membandingkan beberapa dekorasi pesta ulang tahun. Sejak tadi ia bingung memilih warna serta motif yang tepat untuk  dekorasi bertuliskan 'Happy Birthday'.

"Sudah?" Tanya Joon Hwi tiba-tiba berada di samping Alana sambil mendorong troli belanjaan.

"Belum, semuanya terlihat lucu," ucap Alana jujur.

VeerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang