◜29◞ Kemarahan Bastian

1.2K 172 161
                                    

Bagian menyedihkan dari kenyataan ini adalah bahwa bahkan ketika aku mencoba meluangkan waktu hanya untukmu, kamu melupakanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian menyedihkan dari kenyataan ini adalah bahwa bahkan ketika aku mencoba meluangkan waktu hanya untukmu, kamu melupakanku.

☆☆☆

Wajah yang lesu serta keadaan yang berantakan dan rambut yang acak-acakan adalah gambaran Bastian saat ini.

Lelaki beranting itu duduk dilantai dan bersandar pada dinding dibelakang nya. Tatapan lelaki itu terlihat kosong, sudah setengah jam saat Gladys diperiksa namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda dokter selesai memeriksa sahabat yang sudah seperti adiknya sendiri.

"Tolong jangan lagi, apa yang harus gue bilang ke Pangeran dan Abi soal ini," ucap Bastian dengan nada putus asa.

Tak lama suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. Lelaki itu langsung saja berdiri dari duduknya dan menatap penuh harap pada dokter yang baru saja keluar dari ruangan UGD.

"Dok, bagaimana keadaan adik saya?" tanya Bastian.

Dokter dengan nama Adam itu mengembuskan napasnya berat. "Keadaan pasien saat ini masih dalam keadaan yang cukup lemah. Kami masih harus memantau kondisi pasien,"

Bastian menunduk kepalanya, apa yang sebenarnya terjadi pada Gladys sampai gadis itu harus dalam keadaan seperti ini.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada adik saya, Dok? Kenapa dia bisa seperti ini?" tanya Bastian beruntun.

Dokter Adam menatap penuh tanda tanya kearah Bastian, "Anda tidak tahu bahwa pasien memiliki alergi terhadap kacang?"

Tubuh Bastian mematung saat mendengar satu kata itu. Kenapa ia bisa lalai seperti ini?

"Saya tidak tahu bahwa adik saya alergi kacang,"

Dokter adam menepuk pundak Bastian, "Pasien baru saja memakan sesuatu yang mengandung kacang. Dan saya berterima kasih karena anda cepat membawa pasien kerumah sakit. Karena telat semenit saja mungkin kita tidak bisa menyelamatkan nyawanya," jelas sang dokter yang berhasil membuat seluruh sel dalam tubuh Bastian terasa mati rasa.

Bastian mundur dua langkah dan bersandar pada tembok. Dia shock, tangan bergetar hebat. Membayangkan dia telat sedikit saja mungkin Gladys sudah tidak bersama ia sekarang.

Dokter Adam menatap kasihan pada Bastian, ia paham apa yang lelaki itu rasakan. "Tetap berdoa, Gladys anak yang kuat. Saya permisi."

Bastian tidak mengindahkan ucapan Dokter Adam. Dia masih terlalu shock.

"G-gue harus telpon Abi sekarang." Dia mengambil handphonenya dan mencari nama Abi disana.

Setelah nada sambung terdengar jantung Bastian ikut berdetak kencang. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Abi saat tahu adiknya dalan kondisi tidak baik-baik saja.

"Halo bro," sapa Abi diseberang sana.

Bastian mencoba menenangkan dirinya, apapun reaksi Abi dia harus siap.

SAGLA 2 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang