◜57◞ Pinky Promise (End)

1.8K 193 162
                                    

Baca part ini pelan-pelan ya, dan ini sedikit panjang. Jika ada typo tolong bantu komen agar aku tahu :v

 Jika ada typo tolong bantu komen agar aku tahu :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ingin menangis, silahkan menangis. Maka aku akan diam. Nangislah selama apapun yang kamu bisa. Jika sudah selesai aku tidak akan menasihatimu perihal hidup apalagi agama.
Aku hanya akan bilang, “jika kamu butuh apa-apa, saya akan selalu ada.”

— Gamaliel Adyatama,

☆☆☆

Waktu berjalan begitu cepat, meninggalkan kenangan dan mengobati luka. Sama halnya dengan gadis cantik yang tengah menatap langit malam dengan bintang-bintang yang menghiasi.

"Udah hampir dua minggu lo pergi, Ken. Rasanya masih sama." Gladys tersenyum getir mengusap kelopak matanya.

Ditinggalkan oleh orang yang kita sayang adalah mimpi buruk yang ingin kita hindari, namun takdir selalu berperan di dalamnya.

Sudah hampir 2 minggu sosok Kenzo Novemberio Vernando meninggalkan sang kekasih seorang diri. Gladys dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya namun perasaan kosong itu tetap ada.

Seminggu yang lalu ia sudah diperbolehkan pulang, dan saat ini ia tinggal dirumah nya 2 tahun lalu, rumah yang menjadi saksi kesakitan dan kerapuhannya.

"Sering-sering mampir dimimpi gue ya? Gue kangen sama lo,"

Terbiasa dengan kehadiran Kenzo membuat Gladys merasakan perbedaan dalam hari-harinya setelah kepergian lelaki dingin itu.

Tidak ada panggilan sayang lagi, tidak ada perhatian dan perlakuin manis lagi, tidak ada pelukan hangat dan kecupan lembut dikeningnya. Semua hanya tinggal kenangan yang akan selalu ia rekam dalam ingatannya.

Gladys mengusap air matanya dan menghembuskan napasnya berat, perlahan kedua tangannya memeluk tubuhnya sendiri. "Huff, kuat Dys. Lo bisa,"

Gadis dengan rambut yang sudah sedikit lebih panjang itu menatap bintang sesaat sebelum membalikkan badannya dan menutup pintu balkon kamarnya.

Saat membalikkan badannya ia dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang belakangan ini selalu berkunjung di kamarnya.

"Nak, ini Ayah buatkan susu hangat kesukaan kamu." Gilang berjalan menuju Gladys dengan segelas susu putih ditangannya.

Saat ini dia memang tinggal bersama keluarga dulunya lagi, padahal dia ingin bersama Papanya, Alden. Namun dengan lembut Alden mengatakan ia harus perlahan mengobati hatinya dan perlahan memanfaatkan masa lalunya.

Gladys mengambil susu hangat itu dan menundukkan dirinya pada kasur, gadis dengan baju tidur kelinci itu meneguk habis susu buatan sang Ayah.

"Terimakasih," ucap Gladys dan memberikan gelas kosongnya.

SAGLA 2 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang