◜38◞ Pertemuan & Rasa Sakit

1.1K 141 34
                                    

I'm so sick of saying "I'm fine, don't worry about me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I'm so sick of saying "I'm fine, don't worry about me." over and over again.

☆☆☆

Suara deru motor sport menjadi alunan indah yang menemani kesunyian lelaki bermata tajam itu. Ia terus memacu kuda besinya itu dengan kecepatan diatas rata-rata.

Hatinya bergemuruh tidak seperti bisanya, aneh memang padahal ia hanya akan bertemu seseorang.

Sarga keluar dari kamar mandi setelah mencuci mukanya, lelaki itu baru saja bangun dari tidur siangnya. Badannya terasa sangat sakit dan benar-benar kelelahan.

"Masih ngantuk banget sial," gerutunya pada diri sendiri. Bagaimana tidak ia menghabiskan waktu berjam-jam mengitari mall bersama Bunga, bukan tanpa alasan dia hanya memenuhi permintaan gadis itu yang ingin di ajak berjalan-jalan.

Ia kembali menghempaskan badannya pada kasur miliknya, namun baru akan memejamkan matanya. Suara dari dering poselnya menghentikan dirinya.

"Baru mau tidur lagi ya allah."

Dengan amat sangat terpaksa ia bangkit dari kasurnya dan meraih poselnya. Di tatapnya benda pipih itu. "Siapa?" tanyanya saat melihat nomor tanpa nama itu.

"Angkat aja kali ya, mungkin ada yang penting." Sarga menggeser ikon hijau itu dan mengarahkan ponselnya ketelinga.

"Ha-" belum sempat lelaki itu menyelesaikan ucapannya suara berat di seberang sana sudah memotong ucapannya.

"Ini Abang, ke Stay Cafe sekarang bisa? Mumpung Abang lagi di Bandung," ucap lelaki diseberang sana.

"Loh ini Bang Pangeran? Ganti nomor lo Bang?"

Pangeran diseberang sana tersenyum kecil, "Yoi, nomor lama mati."

"Haddeh, dalam sebulan lo udah ganti nomor 3 kali bang. Heran gue ganteng-ganteng miskin kartu," ejak Sarga pada Abangnya itu.

Diseberang sana Pangeran mendatarkan wajahnya. Sarga paling bisa jika mengejek dirinya.

"Ejek aja terus, dahlah gue tutup dulu. Gue tunggu."

Setelah mengatakan itu Pangeran menutup panggil tersebut. Sejujurnya ia sangat merindukan Pangeran, kakak sepupu yang berperan layaknya seorang Abang kandung untuknya.

Selama ini lelaki tampan itu melanjutkan kuliahnya di Jakarta dan itu yang membuat mereka sangat jarang bertemu. Dan saat ini adalah kesempatan untuk melepas rindu.

Sarga menatap jalan di hadapnya dengan pandangan datar. "Kangen balapan njir,"

Netra tajam itu tepaku saat melihat objek dihadapannya. Entah apa yang di pikiran olehnya Sarga menekan remnya kuat. Sehingga motor sport hitam itu terhenti tepat di hadapan gadis cantik dengan balutan rok selutut yang dipadukan dengan sweater berwana biru langit.

SAGLA 2 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang