◜46◞ SARGLA - Sarga & Gladisty

1.1K 123 50
                                    

"Perpisahan paling menyakitkan adalah belum sempat memiliki tapi sudah berpisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Perpisahan paling menyakitkan adalah belum sempat memiliki tapi sudah berpisah."

☆☆☆

Sarga menatap pantulan dirinya pada cermin besar dihadapannya, tak ada raut bahagia seperti dulu hanya raut sedih dan kesepian. Tak henti-hentinya ia menghembuskan napasnya kasar.

Hari ini tepat dihari minggu kedua orang tua serta adeknya Syifa kembali ke Indonesia setelah 1 bulan lebih berada di Inggris untuk mengurus keperluan perusahaan sang Ayah.

"Gue udah pikirin ini semua, gue harap keputusan gue ini benar. Walapun gue tau ini bakal ngecewain orang tua gue," ucap pelan seraya mengambil sebuah kertas didepannya.

Setelah dirasa sudah cukup ia berjalan keluar dari kamarnya menuju lantai satu dimana kedua orangtuanya berada.

"Malam Ayah, Bunda." Sarga menuruni tangga dengan tanganya yang terkepal kuat.

Arya dan Dhita terseyum saat melihat putranya berjalan kearah mereka. Sudah sangat lama ia tidak melihat wajah tampan itu.

"Utututu anak bunda, sini-sini bunda kangen sama kamu," ucap Dhita seraya melebarkan kedua tangannya.

Sarga langsung saja memeluk bundanya dengan sangat erat, pelukan kerinduan sekaligus pelukan permintaan maaf.

"Sarga kangen bunda juga, lama banget perginya." Sarga melepaskan pelukannya.

Dhita terkekeh kecil tidak menjawab penuturan putranya itu.

"Kamu gak kangen Ayah juga?" ucap Arya setelah sedari tadi menjadi pengamat.

Sarga terkekeh kecil dan memeluk sang Ayah, sungguh ia sangat merindukan Ayahnya ini. Biasanya mereka berdua akan makan mie setiap malam bersama.

"Gimana sekolah kamu? Semua baik-baik aja kan?" tanya Arya setelah melihat Sarga mendudukkan dirinya pada sofa disebelahnya.

Sarga terdiam, harus kah dia mengatakan semua yang terjadi sekarang? Tapi, dia tidak memiliki keberanian itu.

"Semua baik-baik aja, Yah."

Sarga menatap sekitar, "Sipa mana? Kangen sama bocil itu,"

Dhita terkekeh kecil, "Adek kamu lagi tidur, kecapean mungkin."

Lelaki itu menganggukkan kepalanya, beberapa saat terjadi keheningan diantara mereka. Kedua orangtuanya yang fokus menonon tv dan Sarga yang larut dalam pikirannya sendiri.

"Ayah, Bunda."

Arya dan Dhita mengalihkan pandangannya kearah putranya itu.

"Sarga mau ngomong sesuatu," ucap Sarga gugup.

Jantungnya berdetak kencang dengan keringat dingin yang mengalir dari dahi dan kedua tangan yang terkepal kuat.

"Ngomong apa nak?" tanya Dhita dengan pandangan bingung melihat perubahan ekspresi sang putra.

SAGLA 2 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang