◜43◞ Mundur atau Menetap?

1.1K 152 60
                                    

"Apapun akhirnya, mencintaimu adalah bab terbaik dalam hidupku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apapun akhirnya, mencintaimu adalah bab terbaik dalam hidupku."

☆☆☆

Mencintai seorang diri adalah rasa sakit yang amat sangat dalam. Disaat kamu mati-matian menjaga dan mencintai dia. Justru dia lebih mencintai orang lain.

Pilihannya hanya satu yaitu mundur agar rasa sakitnya tak bertambah atau menetap dengan rasa sakit yang kian besar.

Lelaki tampan dengan tatapan datar itu menghembuskan napasnya berat, pikiran dan hatinya terasa lelah saat ini. Ditatapnya tas berwana putih milik gadisnya dengan perasaan campur aduk.

"Gue gak pernah rasain jatuh cinta karena cinta pertama gue ninggalin gue sebelum gue rasain cinta," ujarnya lirih.

Hatinya berdenyut nyeri, selama hidupnya dia tidak pernah merasakan Jatuh Cinta. Namun saat ia pertama kalianya merasakan hal itu justru dia harus menelan pil pahit bahwa orang yang cintai malah mencintai orang lain.

"Mama, Kenzo pikir bahwa setelah kepergian mu Ken bakal baik-baik aja ternyata Ken salah,"

Lelaki tampan itu menutup kedua matanya, "kenapa Mama nggak ajak Kenzo ikut sama Mama? Hidup Ken gelap Mah, Papa lebih sayang Kakak dari pada Ken, Papa larang Ken main biola,"

Buliran air mata menetes dari sudut matanya, dia hanya anak lelaki biasa yang sejak kecil sudah ditinggal pergi oleh sang pelita hidupnya. Sang Mama lebih dulu meninggalkan dirinya bahkan di saat ia masih membutuhkan kasih sayang seorang Mama.

"ANAK SIALAN!" Teriak Rio saat melihat nilai ulangan fisika putrnya hanya mendapatkan angka 85.

Kenzo yang mendengarkan teriakkan keras itu terlonjak kaget dan spontan duduk. Wajah bantal dengan mata merah itu menatap sang Papa dengan polos.

"Kenapa Pa? Kenapa Papa teriak?" tanya Kenzo dengan pelan.

Rio mendekat kearah putranya dengan wajah datar dan dingin miliknya, dengan cepat tangan kokohnya terangkat dan menampar pipi Kenzo kuat.

PLAK!

Kenzo tertoleh kesamping dengan sudut bibir yang robek mengeluarkan darah. Bahkan kepalanya berdenyut nyeri saat itu juga.

Dia baru saja bangun tidur dengan perasaan kaget dan sekarang ia malah mendapatkan tamparan yang tiba-tiba.

"Dasar anak tidak tau diuntung! Susah payah saya kerja untuk membiayai kamu tapi apa yang kamu berikan kepada saya hah?!" bentak Rio dengan nada yang keras.

Pria itu mengangkat kertas ujian Kenzo membuat lelaki tampan itu menatap nanar pada lembar kertas putih yang sudah kusut.

"Nilai delapan puluh lima?! Nilai apa ini Kenzo?! Nilai apa?! Bahkan belajar sampai jam dua malam pun kamu hanya bisa mendapatkan nilai seperti ini?!"

SAGLA 2 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang