◜53◞ Flashback

1.2K 142 196
                                    

Dia yang telah menempati posisi kamu kini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia yang telah menempati posisi kamu kini. Dia yang lebih buatku bahagia tiada henti. Sadarlah tiada tempat untukmu kembali. Jarena kamu harus tahu, aku dan kamu telah tidak bisa kembali seperti dulu lagi.

☆☆☆

2 Tahun Yang Lalu....

Kehilangan adalah rasa sakit, berpisah dengan mereka yang kita sayang adalah luka yang amat dalam. Namun, sekali lagi kita hanya manusia biasa yang tak bisa lepas dari takdir.

Entah perpisahan apa yang sudah menantikan kita diujung cerita sana, tapi yang penting satu hal ini. Sebelum menuju ending yang sebenarnya ada baiknya kita menikmati setiap bab-bab yang telah disiapkan.

Suasana penuh haru dan rasa sakit itu mendominasi lorong ICU. Didepan ruangan ICU ada banyak orang, bukan banyak tapi banyak sekali orang. Tak henti-hentinya air mata terus mengalir dikedua mata mereka.

"Gue nggak pernah nyangka kalau Gladys bakal pergi secepat ini," ujar lelaki dengan piama tidurnya, Bima.

Mendengar kabar bahwa Gladys kecelakaan dan sedang berada di rumah sakit membuat lelaki dengan mata sebam itu bergerak secepat kilat menuju rumah sakit tanpa mengganti pakaiannya dahulu.

Sedangkan tak jauh dari mereka tepatnya didepan pintu ruangan ICU berdiri dua orang pemuda yang terlihat sangat kacau. Mata yang sebam, rambut yang acak-acakkan dan wajah lelah.

Keduanya menatap dalam diam kedua keluarga disana yang menangis begitu hebat.

"Bapak dan Ibu bisa keluar sekarang? Kami akan mengurus Almarhum dan Almarhumah sekarang," ujar salah satu suster yang sudah sejak tadi memperhatikan mereka semua.

Kedua keluarga itu menganggukkan kepalanya, dengan langkah kaki yang bergetar hebat karena keterpurukan mereka keluar dari ruangan ICU.

"Kalian pulang saja lebih dulu, persiapkan pemakaman Gladys dan Saga. Biar saya dan Riski yang mengurus yang lainnya disini," ujar Rian dengan wajah datarnya.

"Biarkan mereka berdua dimandikan dan di sholatkan disini juga," tambah Riski.

Mereka semua menatap keduanya, "Kenapa seperti itu? Biarkan mereka dimandikan dan di sholatkan dirumah saja." Gilang menatap keduanya dengan mata merahnya.

Rian menghembuskan napasnya, biarkan hari ini bertindak egois. Lukanya terlalu amat dalam dan sakit kehilangan Saga dan Gladys.

"Tidak usah, untuk urusan kedua itu biar saya dan Riski yang urus. Disini." Rian berbalik berjalan masuk kedalam ruang ICU diikuti oleh Riski.

Semua orang menghembuskan napasnya pelan, sejujurnya mereka tidak tahu maksud keduanya. Bagaimana pun untuk memandikan jenazah harus dari pihak keluarga tapi melihat tatapan mata tajam dan amarah itu mereka memilih mengikuti saja.

SAGLA 2 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang