◜22◞ Penyesalan Tak Berujung

1.8K 200 139
                                    

"Hargai apa yang kamu miliki saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hargai apa yang kamu miliki saat ini. Ingat, kebahagiaan tak akan pernah datang kepada mereka yang tidak menghargai apa yang telah dimiliki."

☆☆☆

Rena berjalan menuju kamar sang putra, hari sudah siang namun putranya itu masih saja belum bangun dari tidurnya.

"Gara, nak bangun. Kamu nggak ada kelas?" ucap Rena seraya mengetuk pintu kamar Sagara.

Didalam sana lelaki dengan baju kaos hitam tengah menatap figuran foto yang berada dikamarnya.

"Tidak."

Rena menghembuskan napasnya pelan, saat ini dia tidak mengenali anaknya sendiri. Gara benar-benar berubah drastis. Dan dia sangat sedih akan hal itu.

"Yasudah kamu beres-beres kamar terus mandi. Habis itu kamu turun sarapan,"

Merasa tidak mendapatkan jawaban apa-apa Rena memilih melangkah kakinya menjauh dari kamar sang putra.

Wanita paruh baya itu berjalan kembali menuju meja makan, dimana Radit, sang suami. Sudah menunggu disana.

"Mana anak kamu?" tanya Radit tanpa basa-basi.

Rena mengambil posisi duduk disisi kiri Radit, wanita itu mengambilkan nasi goreng dan meletakkan nya di atas piring Radit.

"Dia udah bangun, tapi belum mau sarapan,"

Radit masih terdiam ditempatnya, tidak tahu harus berbuat apa. Dia sangat menyayangi Gara tapi karena Gara pun putra sulungnya harus pergi meninggalkan dia untuk selama-lamanya.

"Yasudah biarkan saja, kalau dia mau makan nanti makan." Radit menyuapkan sesendok nasi goreng itu kedalam mulutnya.

Rena menatap suaminya dengan pandangan sendu. Radit sangat cuek dengan putranya.

"Mas, apa kamu nggak bisa bersikap layaknya seorang Papa pada Gara? Dia butuh kamu juga, Mas."

Radit meletakkan sendok nya dan menatap Rena. Wanita yang selalu menjadi pemenang dalam hatinya.

"Maksud kamu? Mas sudah melalukan peran Ayah padanya, apa itu kurang?"

"Tapi sikap Mas seolah nggak butuh dia, dia selalu merasa sendirian, Mas."

Keduanya saling melempar tatapan berbeda-beda.

"Disini kamu secara tidak langsung mengatakan aku salah, tapi kamu tidak menyadari bahwa kamu adalah akar dari semua permasalahan ini, Rena."

Tubuh Rena kaku saat mendengar ucapan Radit. Wanita cantik itu menatap sang suami dengan pandangan sulit diartikan.

"Seandainya dulu kamu tidak memaksa meminta cerai dan memisahkan kedua putra kembar kita, ini semua tidak akan terjadi."

SAGLA 2 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang