◜14◞ Pemberian Sarga

1.6K 199 107
                                    

"Kurasa aku sudah terbiasa selalu melihatmu, jadi kalau tidak ada aku merasa sedikit aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kurasa aku sudah terbiasa selalu melihatmu, jadi kalau tidak ada aku merasa sedikit aneh. Seolah-olah ada sesuatu yang ... Salah."

— Ilana Tan

☆☆☆

Cahaya matahari terasa hangat pagi ini, lelaki dengan tatto gitar dilehernya itu keluar dari kamar mandi dengan keadaan rambut yang masih basah.

"Loh Cil, ngapain disini?" Sarga mengeringkan rambutnya seraya berjalan menuju sang ada yang tengah berdiri di balkon kamarnya.

Syifa membalikkan badannya dan mengangkat kedua tangan kecilnya, meminta untuk Sarga menggendong dirinya.

"Kata Bunda tadi, Sipi harus ingatin Abang sarapan," ucap Syifa dengan pipi yang mengembung lucu.

Sarga yang gemas melihat adiknya langsung saja mendaratkan bibirnya di pipi adiknya itu. Sarga sangat menyayangi Syifa.

"Iya Abang sarapan, tapi Cil ikut Abang apa nggak?"

Syifa menggelengkan kepalanya, "Sipa mau ke bobo aja Abang." Gadis kecil itu mengucek matanya.

Sarga membalikkan badannya dan berjalan menuju kasur, dibaringkan nya tubuh kecil itu hati-hati.

"Bobo dikamar Abang aja ya? Abang sarapan dulu." Sarga mengelus lembut kepala adiknya.

Syifa memeluk guling yang wanginya sama seperti wangi tubuh Abang nya.

Setelah memastikan adiknya tertidur Sarga berjalan keluar menuju ruang makan. Sekarang pukul 10 pagi. Dan dia baru saja bangun saat pukul setengah 10.

☆☆☆

Lelaki tampan dengan hoodie hitam yang melekat pada tubuhnya berjalan menuju kamar sang adik dengan koper biru yang ia seret.

"Gladys, udah siap dek?" Abi membuka pintu bercak putih itu dan melihat gadis kesayangan nya sudah siap dengan pakaian rapi dan koper ditangannya.

Gladys tersenyum dan mengangguk kepalanya dan berjalan menuju Abi. Gladys terlihat menggemaskan dan manis diwaktu yang bersamaan.

Rok selutut dipadukan dengan hoodie berwarna krem serta bandana hitam dengan pita di sebelah kanannya.

"Adeknya Abang manis banget." Abi mengusap rambut hitam adiknya pelan, Gladys selalu cantik dan manis di matanya.

"Hehe, yuk Bang berangkat," ucap Gladys girang. Dia tidak sabar berangkat ke Surabaya.

Abi menggenggam tangan kecil adiknya dan berjalan beriringan menuju ruang tamu dimana disana sudah ada Alden dan Vina menunggu mereka.

"Gimana perut kamu, masih nyeri?" tanya Abi yang mendapat anggukan kepala dari adiknya.

Abi sudah tahu bagaimana rewelnya Gladys jika nyeri haid itu datang. Tak jarang ia harus bolak-balik kamar adiknya hanya untuk memastikan adiknya baik-baik saja.

SAGLA 2 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang