◜44◞ Pelukan Sang Prisai

1K 129 55
                                    

"Aku ingin kita bercanda seperti biasanya, bukan malah menjauh seperti sekarang ini, semenjak orang baru itu ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ingin kita bercanda seperti biasanya, bukan malah menjauh seperti sekarang ini, semenjak orang baru itu ada."

☆☆☆

Hening, itulah suasana saat ini. Tiga pemuda sama-sama menatap pintu UGD yang tertutup rapat. Wajah ketiganya memancarkan kekhawatiran begitu besar.

"Jangan tinggalin abang, kamu harus kuat. Abang janji setelah ini kamu akan jauh dari kata terluka," ucap Abi paruh.

Hati seorang kakak mana yang tidak sakit saat didepan matanya sendiri ia melihat sang adik terbujur kaku bersimbah darah.

Mati-matian Abi menjaga adik agar tak ada setetes pun air mata yang Gladys keluarkan. Namun sekarang semua usahanya dihancur dalam sekejap orang lain.

Gio, lelaki tampan itu menatap kedua tangannya dipenuhi darah Gladys yang sudah mengering. Pikiran Gio berkelana pada kejadian dua tahun lalu.

"GLADYS!"

Gio, Galen, Arsen, Vieera dan Radit serta teman-teman Gladys mengalihkan pandangan mereka kearah teriakan itu.

Disana dia bisa melihat sosok gadis tengah jatuh dibantu oleh beberapa orang. Namun sesaat setelah gadis itu mengangkat pandangannya tubuh mereka semua menegang.

"Gladys ...." Radit langsung berlari kearah Gladys.

Gladys saat ini sangat tidak baik-baik saja. Kepala yang penuh dengan darah yang mengalir ke wajah serta bajunya.

"Papah, Saga gimana?" tanya Gladys cepat tanpa memikirkan rasa sakitnya.

Radit menatap cemas gadis dihadapannya, melihat Gladys seperti ini membuat dia merasa takut.

"Kita obati luka kamu dulu ya? Baru ketemu Saga."

Gladys menggelengkan, dia ingin bertemu Saga. Hanya Saga.

"Gladys mau Saga, Pah."

Radit bisa melihat betapa tulusnya Gladys pada putranya. Pria itu mengembuskan napas nya pelan. "Kondisi Saga masih memburuk, Nak. Tadi jantung dia sempat berhenti berdetak."

Gladys membeku ditempatnya, gadis itu langsung saja berlari dengan tertatih-tatih.

Rian yang melihat Gladys berlari kearah mereka langsung saja mengehentikan langkah gadis itu. "Lo mau kemana? Kita obati luka dulu."

Gladys menghentakkan tangan Rian. Dia ingin Saga, hanya Saga.

Tanpa mempedulikan mereka semua, Gladys membuka pintu ruangan ICU itu membuat dokter dan suster di dalam sana terkejut.

Kedua netra tajam milik Gio memerah, kenapa? Kenapa ia harus kembali ditempatkan pada masa itu. Dengan mata kepalanya sendiri ia menjadi saksi Gladys kembali bersimbah darah.

SAGLA 2 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang