"Assalamualaikummm!!! Hekaaaa,"
Dira sekarang sedang bersantai, berbaring diatas sofa sambil memainkan ponselnya, dia sedang menunggu kue buatannya yang masih berada di oven. Dira yang mendengar suara salam dan teriakan yang memanggil nama abangnya itu pun terlonjak dari sofa karena terkejut dengan suara teriakan itu. Ponselnya bahkan jatuh dan mengenai wajahnya, yang membuat dia berucap,
"Aakk!", ucap Dira kesakitan karena ponselnya jatuh tepat diatas hidungnya. Dira segera bangun karena masih saja mendengar suara teriakan-teriakan itu. Dia sudah tau siapa pelakunya. Dia sudah hafal mati siapa tamu yang kalau datang kerumahnya, pasti pakai acara teriak-teriak kaya gitu. Dengan kesal Dira berdiri, dan berjalan menuju pintu depan sambil menghentakkan kakinya.
Begitu sampai didepan pintu dan pintu itu terbuka,
"NGGA USAH TERIAK-TERIAK!!! DIRA NGGA BUDEG! PANGGIL BIASA AJA PASTI BAKAL DIBUKAIN!!" kali ini Dira yang berteriak. Dia menatap bergantian ketiga cowok yang sekarang berdiri didepannya dengan wajah kaget.
"Ngga teriak kokk. Itu cuma manggilll.." jawab Naren datar memandang Dira.
"Manggil mah biasa aja. Ngga usah pake urat kaya gitu. Hp Dira sampe jatoh ke muka tau ngga gara-gara kaget!" sanggah Dira, kali ini sambil mengelus pelan hidungnya dengan jari telunjuk.
Naren, Janu dan Rajen yang melihat itu sontak tertawa. Bener-bener tertawa keras, yang membuat Dira kesal karena ditertawakan dan menutup kembali pintu rumahnya. Naren dan Janu yang menyadari itu langsung berhenti tertawa dan bergerak mendorong pintu agar tidak tertutup, sementara Rajen, dia hanya memperhatikan dari samping masih dengan sisa tawanya.
"Dira ngga boleh gitu atuh. Neng geulis ayokk pintunya dibuka lagii," ucap Janu yang sebenarnya bisa aja mendorong pintu itu dengan kuat supaya terbuka, tapi Dira pasti akan terlempar karena jelas tenaga Janu jauh lebih besar dibandingkan tenaga Dira. Jadi dia hanya menahan pintu itu dengan tenaga yang ngga seberapa.
Ketika Naren dan Janu masih berusaha mendorong guna menahan pintu supaya ngga tertutup, Dira dibalik pintu itu terkekeh karena terlintas sebuah ide di kepalanya. Dira menambah kekuatannya pada dorongan pintu, membuat kedua cowok itu sedikit mundur karena ngga mengira Dira bakal sekuat ini. Karena pintu nyaris tertutup, Naren dan Rajen ikut menambah kekuatannya, dan pada saat itu juga Dira melompat menjauhi pintu, membuat Naren dan Janu jatuh tersungkur ke depan karena kekuatan yang mereka keluarkan tadi.
"HAHAHAHA, KASIANN!! JATOH YAA?? HAHAHAHA," suara tawa Dira menggema didalam rumah. Dira bener-bener puas karena bisa membalas mereka, -kecuali Rajen, karena dia ngga ikut mendorong pintu.
Mama yang mendengar suara gaduh itu pun keluar dari kamar, dan mendapati Naren dan Janu yang sekarang sudah tertelungkup dengan Dira disampingnya sedang tertawa keras. Mama cuma bisa menggelengkan kepalanya. Sudah biasa. Kata itu yang ada didalam hati Mama sekarang.
"Dira kok gitu sama tamu? Ngga boleh yaa Nak, tamu harus dipersilahkan baik-baik, bukan dikerjain kayagini," ucap Mama sambil menatap Dira dengan tersenyum.
"Iyaa nih Tante. Dira ngerjain kita sampe jatoh kaya gini," adu Naren dengan raut wajah cemberut sambil berusaha berdiri.
"Ngga minta maaf juga Dira nya Tan," timpal Janu, sambil menepuk-nepuk noda di tangan kanan dan kirinya. Kemudian menatap tajam ke arah Dira.
"Ya abisnya pada ngeselin, abis bikin Dira kaget bukannya minta maaf malah ngetawain, kan kesel," jawab Dira sambil melipat kedua tangan didepan dada.
"Udahlah, saling minta maaf aja kenapa ribet banget sih. Udah sono maaf-maafan kaya lebaran," ucap Heka yang muncul tiba-tiba di tangga dan menatap datar ke arah sumber keributan yang membuat tidur siangnya terganggu.

KAMU SEDANG MEMBACA
If I Got You
Fiksi Remaja"Aku Ayana, lengkapnya Ayana Azkayra. Bunda bilang, arti namaku bunga yang indah, bunga yang dihormati semua orang. Tapi kenyataannya dalam hidup, aku ngga pernah merasakan yang namanya dihormati sama sekali. Aku benci dengan kenyataan dimana kehidu...