12. Berubah

63 5 0
                                    

"Kak Ayana besok main kerumah ya," ucap Dira yang masih menggandeng lengan Ayana. Mereka berenam baru aja selesai nonton, dan sekarang sudah melangkah menuju parkiran.

Ayana dan Dira melangkah paling depan, sementara Heka di belakang mencoba menghentikan omelan Rajen karena Naren bener-bener teriak ketika di dalam bioskop tadi.

"Kan tadi gue udah bilang, mending lo tutup mata aja, lo sih ngeyel," ucap Rajen,

"Udah tutup mata anjir gue mah, tapi suaranya ngagetin. Yang gue tutup kan mata, bukan telinga, ya kaget lah gue!" jawab Naren membela diri,

"Udahlah besok-besok ngga usah nonton gini lagi, lo semua kan tau, gue paling ngga suka sama yang horror kaya gini," ucap Naren lagi,

"Salah tu statement lo, yang bener tuh besok-besok ngga usah ajak lo aja kalo kita mau nonton," jawab Heka yang diikuti dengan anggukan dari Rajen dan Janu,

"Dih, ngga setia kawan! Yang kaya gini dibilang temen? Cih," ucap Naren sambil membuang muka. Naren tau Heka cuma bercanda dengan maksud untuk menggoda dia, jadi sekarang Naren melangkah cepat ke depan, menyusul Ayana dan Dira yang ada di depan,

"Ekhem, Ayana, minggu depan mau ngga temenin gue nonton? Yang lain pada mau nonton, tapi ngga mau ajak gue masa," ucap Naren begitu sampai disebelah Ayana dan mengadu seperti anak kecil dengan wajah yang dia imut-imutkan.

Heka yang melihat itu sontak saja maju dan menarik kerah belakang Naren ke pinggir dan digantikan oleh Heka yang sekarang berdiri di samping Ayana,

"Pa maksud? Ngajak berantem lo ya??" tanya Heka dengan wajah datar, namun matanya menatap Naren dengan sinis,

"Ya lo tadi bilang kan ngga mau ajak gue! Yaudah gue bareng Ayana aja," ucap Naren nyolot sambil menaikkan dagunya dan balas menatap Heka dengan sama sinisnya,

"Ngga! Ngga boleh!" jawab Heka, sekarang sudah berkacak pinggang sambil membuang muka dari Naren,

"Lo sokap? Ngapa mesti pake persetujuan lo, ha? Pacar bukan, gaya doang ngelarang-larang," ucap Naren, membuat Dira yang daritadi menonton keributan mereka nyaris terbahak karena kalimat telak dari Naren.

Sementara Heka langsung menoleh, sedikit salah tingkah, karena yang diucapkan Naren bener adanya. Sambil berusaha mencari kata-kata untuk membalas Naren, Heka sedikit menoleh ke arah Ayana. Ternyata Ayana disampingnya pun sekarang sedang menahan senyumnya, karena sebelum kalimat ajakan dari Naren tadi, laki-laki itu sudah berbisik kepada Ayana dan Dira menanyakan bahwa mereka mau melihat sisi lain dari Heka atau tidak, yang dengan cepat dijawab anggukan oleh Dira. Itu alasan kenapa drama ini sekarang terjadi. Dira masih berusaha menahan tawanya, sedangkan Ayana sekarang sudah tersenyum sambil menatap Heka yang menoleh ke arahnya.

"Kicep kan lo?!" ucap Naren sambil berjalan ke belakang menuju Rajen dan Janu yang juga ikut menonton drama kedua cowok itu tadi. Begitu Heka menoleh ke arah ketiga temannya itu, mereka bertiga kompak menggelengkan kepalanya dengan tatapan prihatin yang sangat jelas ditujukan untuk Heka.

_______________________

"Ngga usah ngebut, abang lagi bawa cewek," ucap Dira disebelah Heka, sedangkan Naren, Janu dan Rajen yang sudah melangkah menuju parkiran mobil ngga menyadari bahwa Dira masih bersama Heka dan Ayana,

"Jen, adek gue woy, jangan ditinggalin!" teriak Heka, membuat ketiga cowok itu berhenti dan menoleh. Janu menepuk dahinya, mereka bertiga lupa kalo Dira harus selalu dalam pengawasan, atau anak itu akan hilang entah kemana.

Sebelum Dira melangkah menuju ketiga teman Abangnya, gadis itu lebih dulu berbisik di sebelah Heka,

"Mau bucin kok ngga modal, helm aja nebeng," bisik Dira dengan tersenyum geli, kemudian memeluk Ayana sekali lagi dan mengatakan bahwa dia akan menghubungi Ayana nanti malam. Setelah itu barulah Dira melangkah menuju Naren, Janu dan Rajen.

If I Got YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang