15. Berharga

27 3 1
                                        

Setengah tujuh malam, Heka baru aja sampai di basecamp. Sore tadi begitu pulang dari kampus Heka langsung menuju ke rumah. Dia sengaja untuk tidak berlama-lama di kampus karena seperti yang dia bilang kemarin, dia akan ke basecamp menemui tiga sahabatnya yang baru Heka sadar seharian ini mereka tidak ada yang terlihat.

Diedarkannya pandangannya guna mencari keberadaan ketiga sahabatnya itu. Nihil. Tidak ada satupun dari mereka yang nampak batang hidungnya. Akhirnya Heka melangkahkan kakinya menuju ke warung Kakek dan menghampiri beliau yang saat itu sedang asyik membuat mie rebus.

"Assalamu'alaikum Kekkk!!!" ucap Heka dengan suara lantang membuat si Kakek terlonjak karena terkejut dengan kedatangan Heka yang tiba-tiba,

"Wa'alaikumsalam. Heka kamu Kakek lempar pake sutil ini mau? Dateng salam tuh baik-baik, jangan kayak orang mau ngerampok!"

"Ya maaf Kek, kan Heka ngga tau kalau kakek lagi disini. Kirain Kakek lagi di dalem makanya Heka teriak," ucap Heka dengan cengiran andalannya,

"Tapi Kek, Kakek ada liat Rajen, Janu sama Naren ngga?" tanya Heka,

"Ada tadi kok di luar, pada ribut soal nonton," jawab Kakek sambil kembali fokus pada mie rebusnya,

"Nonton? Nonton apa Kek?"

"Ngga tau. Cuma denger tadi mereka cerita mau nonton bioskop tapi males kalau cuma bertiga. Katanya si kamu lagi ada tugas negara, jadi mereka juga ngga mau kalau nontonnya ngga sama kamu," ucap si Kakek sambil sesekali menoleh ke arah Heka, kemudian melanjutkan ucapannya,

"Cuma sekarang mah lagi pergi mereka. Tadi sih katanya mau balik dulu mandi terus mau ke rental main PS," Kakek mengakhiri penjelasannya.

Heka terdiam, speechless mendengar apa yang baru saja disampaikan Kakek. Ternyata sahabat-sahabatnya itu masih menunggu dirinya bahkan hanya untuk sekedar nonton film Marvel kesukaan mereka. Ternyata benar kata Ayana, dirinya terlalu fokus akan hal yang baru saja dia emban, tanpa memperdulikan kesenangan-kesenangan yang biasa dia lakukan bersama sahabatnya.

Heka memunculkan smirk andalannya.

'Tunggu lo pada nyampe sini, gue peluk gue cium atu-atu,' batin Heka.

Setelah itu Heka mengalihkan pandangannya kepada Kakek, kemudian berucap,

"Kek, Heka juga mau mie gorengnya satu ya Kek. Pake telor, telornya di dadar. Kalo minumnya kaya biasa aja Kek,"

"Oke," jawab Kakek singkat.

_______________________

Heka sedang asik menikmati mie goreng telurnya, ketika kemudian Naren dan Rajen datang berboncengan. Bisa Heka liat Naren yang memutar kedua bola matanya ketika melihat Heka, sedangkan Rajen santai saja seperti tidak terjadi apa-apa. Langkah kaki mereka berdua semakin dekat, sampai akhirnya Naren bertepuk tangan sambil berkata,

"Wahh, ada muka baru ni gue liat-liat," ucapnya sambil menatap Heka seperti orang yang baru pertama kali bertemu,

"Kek, kopi kaya biasa satu ya Kek," ucap Rajen tanpa memperdulikan Heka sedikit pun,

"Dua Kek! Naren juga," teriak Naren menyambung pesanan Rajen.

Naren kemudian melangkahkan kakinya untuk duduk di depan Heka, kemudian Rajen menyusul dan duduk di sebelah Naren. Heka tidak tau ini situasi macam apa, tapi untuk pertama kalinya seorang Heka yang biasanya banyak omong dan cerewet bukan main tiba-tiba merasa canggung karena tatapan yang diberikan oleh Naren dan Rajen.

Keduanya hanya menatap Heka tanpa berkata apapun, membuat Heka kesusahan menelan mie dan dengan canggung meminum minumannya sambil matanya menatap ke arah lain, menghindari tatapan kedua sahabatnya itu.

If I Got YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang